Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Implementasi Kerja Sama, UNHAN RI Manfaatkan Fasilitas Riset Kawasan Sains dan Teknologi BRIN

Serpong, Humas BRIN.  Dalam rangka menindaklanjuti nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk kedua kalinya di tahun 2022, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) melakukan kunjungan ilmiah ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Serpong pada Kamis (19/5). 

Peserta UNHAN yang terdiri dari 50 orang Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika dan didamping dosen Program Srangka, dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Militer, Ence Darmo Jaya Supena.

“Saya berharap kunjungan Kuliah Lapangan kali ini dapat menambah wawasan Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika, serta menstimulasi ketertarikan terhadap program-program kerja sama riset yang ada di BRIN, untuk berkolaborasi dengan lembaga pendidikan,” ujar Ence mewakili UNHAN.

Menerima kunjungan tersebut, hadir Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) BRIN, Ratno Nuryadi. Dirinya berkesempatan memaparkan profil organisasi BRIN dan OR NM beserta tugas dan fungsinya.

“Demi tercapainya tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, BRIN mempunyai strategi-strategi yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah Manajemen Talenta Nasional BRIN yang menjadi wadah talenta periset muda untuk mematangkan kapasitas dan kompetensi risetnya,” terang Ratno.

Pada sambutannya tersebut, Ratno menyampaikan bahwa BRIN terbuka untuk siapa saja yang ingin berkolaborasi dengan para periset yang ada di BRIN. “Bagi mahasiswa S1 dapat melakukan riset Tugas Akhir bersama dengan periset yang ada di BRIN melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujar Ratno.

Dalam kesempatan yang sama, Ika Fitriana Hapsari, Plh Koordinator KST Serpong, memberikan penjelasan kepada peserta kunjungan dari UNHAN RI, terkait KST Serpong yang sebelumnya dikenal dengan nama PUSPIPTEK.

“Kawasan Sains Teknologi Serpong yang memilki luas sekitar 475 ha terdiri dari Zona Perkantoran, Zona Edukasi, Zona Ruang Terbuka Hijau, Zona Perumahan dan Fasilitas Publik, serta Zona Bisnis Teknologi,” jelasnya. 

Ia juga menjelaskan bahwa di KST Serpong terdapat tiga Organisasi Riset (OR) yang membawahi sejumlah Pusat Riset, yakni OR Energi dan Manufaktur, OR Nanoteknologi dan Material, serta OR  Tenaga Nuklir. 

“Selain fasilitas sarana dan prasarana riset unggulan yang ada di Kawasan Sains Teknologi Serpong, kami juga memiliki fasilitas-fasilitas penunjang lainnya seperti Gedung Graha Widya Bhakti, Wisma Tamu, Balai Pengobatan, Rumah Negara, dan Sarana Olahraga,” tutur Ika. 

Dalam sesi diskusi, Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika berkesempatan berinteraksi langsung dengan para perwakilan periset dari pusat riset. Mereka terlihat antusias dengan penjelasan pusat riset, riset-riset yang tengah dikerjakan dan hasil dari risetnya.

Akhir dari agenda kunjungan Kuliah Lapangan UNHAN RI kali ini adalah berkunjung ke fasilitas Pusat Riset Elektronika, Pusat Riset Fisika Kuantum, dan Pusat Riset Teknologi Pengujian Standarisasi. 

Diharapkan dengan semakin intensnya komunikasi serta kolaborasi antar lembaga riset dan lembaga pendidikan seperti BRIN dengan UNHAN, akan mempercepat terciptanya ekosistem riset dan inovasi. (rdt/ ed: aj, adl)

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Forum Ilmiah Sosialisasikan Riset Nanoteknologi dan Material BRIN

Serpong – Humas BRIN. Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Seri Webinar Presentasi Ilmiah Riset dan Inovasi ORNAMAT yang kedua, secara daring pada Selasa (17/5). Acara ini dilaksanakan dalam rangka penguatan iklim riset dan inovasi, akumulasi pengetahuan, serta sarana membuka peluang kolaborasi dengan mitra internal dan eksternal BRIN.

Riset bidang nanoteknologi dan material melingkupi riset dari hulu hingga hilir. Di hulu mulai dari teknologi eksplorasi pertambangan, termasuk penambangan ramah lingkungan.  Dilanjutkan teknologi metalurgi ekstraksi primer dan sekunder, hingga desain dan rekayasa paduan logam. Kemudian pengembangan material maju, kimia maju, teknologi polimer, hingga potensi aplikasi material, dengan berbagai studi terkait teori, komputasi, dan berbagai aplikasi untuk industri.

Kepala OR NM BRIN Ratno Nuryadi dalam sambutannya menyampaikan tujuan webinar ini untuk menampilkan topik riset dan inovasi di OR NM. “Topik dalam webinar ini merupakan pergiliran dari periset yang ada di kelompok riset OR NM. Sehingga di tahun 2022 semuanya bisa mendapat giliran,” ujarnya.

Webinar kali ini menampilkan dua narasumber OR NM BRIN, yaitu Hanggara Sudrajat dari Pusat Riset Fisika Kuantum dan Suryadi dari Pusat Riset Fotonik. “Selain narasumber periset BRIN, baik juga kalau sesekali kita bisa sisipkan, untuk mengundang juga pembicara dari luar BRIN,” imbuhnya.

Dirinya menegaskan bahwa kelompok riset BRIN merupakan tulang punggung dalam mengembangkan riset-riset BRIN saat ini. “Kelompok riset ini turut andil memberikan inovasi dan insolusi terhadap masalah-masalah yang ada di industri, masyarakat, bangsa, dan negara saat ini. Dari presentasi ini diharapkan aktivitas riset dapat dikenal oleh khalayak dan mengembangkan sosiokultural seorang ASN,” ucap Ratno.

Dalam presentasinya, Hanggara menjelaskan tentang rekayasa semikonduktor untuk mengkonversi energi dari cahaya ke kimia atau disebut fotosintesis artifisial. “Ada tiga target reaksi yang dituju, yaitu oksidasi air untuk memproduksi hidrogen, reduksi karbondioksida untuk memproduksi bahan bakar khususnya C1-2, serta photobiorefenery untuk memperoleh valorisasi biomassa,” jelasnya.

Lebih lanjut Hanggara memaparkan bahwa risetnya membutuhkan metode komputasi untuk mendapatkan kandidat material fotokatalis, yang berpotensi untuk bisa diaplikasikan pada skala industri. “Yang paling perlu diperhatikan adalah aman dan murah, apabila ingin meningkatkan ke skala yang lebih besar,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Suryadi menyampaikan topik riset terkait kebencanaan yaitu tanah longsor. “Saat ini Indonesia merupakan negara yang rawan bencana dikarenakan letak geografis yang berada di daerah tropis. Berdasarkan pengamatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hampir seluruh wilayah Indonesia ancaman bencana cukup tinggi terutama gempa dan tanah longsor,” terangnya.

Berdasarkan data tersebut, Suryadi beserta tim mengadakan riset tentang sistem monitoring gerakan tanah terhubung jaringan sensor nirkabel. “Kami merancang dan membangun sistem monitoring gerakan tanah, merancang dan membangun perangkat mobile gateway, serta karakteristik dan pengujian sistem yang dikembangkan,” tuturnya. (esw/ ed. adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/104181/forum-ilmiah-sosialisasikan-riset-nanoteknologi-dan-material-brin

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Mempercepat Akselerasi Riset Nanoteknologi dan Material melalui Peningkatan Kualitas SDM dan Infrastruktur

Serpong, Humas BRIN. Dalam rangka meningkatkan akselerasi riset dan inovasi di bidang nanoteknologi dan material, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, berkoordinasi dengan Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) BRIN serta para Kepala Pusat Riset (PR) di bawah OR NM, di Gedung Manajemen, Kawasan Sains dan Teknologi Puspiptek, pada Rabu (11/5).

Di hadapan peserta rapat, Handoko menyampaikan bahwa OR NM sudah memiliki modal awal yang cukup, yakni sumber daya periset. “OR NM sudah dimodali sumber daya manusia yang berasal dari dalam negeri dan diaspora. Saya tidak pesimis karena bibitnya cukup bagus, bisa mempercepat critical mass SDM unggul di BRIN,” terangnya.

Menurutnya, kondisi satker saat ini OR NM ada yang belum ideal, masih menjadi tantangan dalam hal kualifikasi SDM. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan skema program yang ada di BRIN. “Mungkin ada di satker yang perlu ditingkatkan SDM-nya,” jelasnya.

Kemudian jumlah periset di satker OR NM berbeda-beda, ada yang jumlahnya sedikit dan ada yang banyak. bukan merupakan masalah. “Justru rasio output bisa lebih baik bila satker dengan jumlah periset tidak terlalu besar namun jumlah publikasi besar,” imbuhnya.

Handoko cukup optimis dengan potensi tambahan SDM untuk OR NM. “Saya yakin, tidak terlalu pesimis, untuk bisa merekrut periset lain. Bidang material ini cukup mudah untuk mendapatkan talenta baru, baik dalam negeri maupun diaspora,” ungkapnya

Dalam kesempatan tersebut, Kepala OR NM, Ratno Nuryadi menayangkan profil OR NM. Baik dari PR Teknologi Pertambangan, PR Metalurgi, PR Material Maju, PR Kimia Maju, PR Teknologi Polimer, PR Fisika Kuantum, dan PR Fotonik. “Saat ini secara keseluruhan, jumlah SDM OR NM dengan jenjang S3 ada 36 persen dan S2 39 persen,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Handoko menegaskan pentingnya periset melanjutkan pendidikan hingga strata-3. “Di pusat riset, yang S1 dan S2 harus dimotivasi oleh kepala pusat untuk S3. Periset yang sudah S3, harus menjadi pembimbingnya. Karena sudah ada skema atau platformnya. Seperti program degree by research yang ada di BRIN. Asalkan ada sekolah yang mau menerima, bisa. Tidak ada diskriminasi umur. Jadi tidak ada alasan untuk tidak sekolah,” tegasnya.

Langkah awal yang bisa dilakukan OR NM adalah membuat program sekolah untuk sasaran kinerja pegawai (SKP) bagi perisetnya. “Buat SKP sekolah, jadi tiga tahun selesai. Selesaikan masalah di periode ini, jangan mewariskan masalah ke periode berikutnya. Agar kepala PR berikutnya bisa memikirkan permasalahan yang lebih jauh,” pesan Kepala BRIN.

Sejalan dengan peningkatan kualitas SDM perlu juga Handoko mengharapkan OR NM memiliki program pasca doktoralnya. “Pilih topik-topik apa yang sesuai. Agar alat-alat laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian infrastruktur, bisa teruji dengan baik. Kemudian buat strategi visiting professor. Kunjungan ke laboratorium yang juga pakai alat itu. Jadi meski alatnya yang dipesan belum datang, kita sudah siap,” jelasnya.

Mengenai pusat riset yang terdiri berbagai jabatan fungsional, Handoko menerangkan bahwa dari apa pun jabatan fungsionalnya, semua akan sama hasil kerja minimal (hkm) periset. Baik itu peneliti, perekayasa, pranata nuklir, atau lainnya yang ada di pusat riset. Jadi mungkin ada pegawai BRIN yang ingin beralih jabatan fungsionalnya peneliti.

“Jabatan fungsional itu urusan pribadi, tetapi penugasan terkait dengan tugas kantor. Kalau mau disinkronkan boleh saja. Namun bukan pekerjaan kantor untuk memfasilitasi angka kredit. Tugas ASN adalah untuk melayani masyarakat. Kalau mau pindah jabatan fungsional ke peneliti basisnya output, bukan basis proses atau dokumen. Misal paten, publikasi, dan lisensi,” urai Handoko.

Terkait dengan bagaimana dengan ada sivitas pusat riset yang belum bisa melakukan riset. Handoko memberikan alternatif program magang industri sesuai keahlian periset. “Bisa magang ke industri skala kecil. Jika ada permintaan dari industri yang perlu bantuan. nanti setelah magang yang lamanya misalkan satu bulan, bisa bawa masalahnya ke PR, diselesaikan bersama. Output-nya bisa paten,” terangnya.

Dalam forum pimpinan tersebut, sejumlah pertanyaan mewakili periset diutarakan oleh para kepala PR. Seperti terkait pengadaan alat, lokasi co-working space (CWS), dan laboratorium untuk bekerja. Menjawab hal itu, Handoko bersama Kedeputian dan Biro di BRIN mengupayakan strategi pengadaan alat baru, pengelolaan CWS, dan laboratorium berdasarkan kategori karakter pekerjaannya.

“Kita akan atur ulang infrastruktur, tidak melihat OR atau PR-nya. Contohnya komputasi fisika akan digabung dengan elektronika dan informatika. Bisa disatukan juga laboratorium baterai yang ada di berbagai eks-LPNK. Akan banyak moving area tanpa sekat-sekat,” ungkap Handoko.

Infrastruktur inilah yang menjadi kunci dalam mendukung kualitas SDM di BRIN. “Ini memang proses yang tidak mudah, kantor dan laboratorium ada pengelolanya sendiri. Sesuai pengalaman saya di negara luar, tidak ada pusat riset yang memiliki laboratorium sendiri. Ada direktorat tersendiri untuk pemeliharaannya. Semoga penataan laboratorium segera selesai. Antar OR dan PR dapat saling paham tidak saling bersinggungan,” pungkas Handoko. (adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/press-release/103861/mempercepat-akselerasi-riset-nanoteknologi-dan-material-melalui-peningkatan-kualitas-sdm-dan-infrastruktur

Categories
Kawan Alam

Selamat Lebaran!

Assalamualaikum..

Haloo..

Bulbul atas nama Kawan Alam ingin mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin.. ^w^

Categories
Nanoteknologi & Material

Mengembangkan Potensi Riset Inovasi Nanoteknologi dan Material di Indonesia

Potensi nanoteknologi dan material di Indonesia sangat besar. Hal tersebut didukung oleh kekayaan negeri ini akan sumber daya alam mineral maupun hayati. Pemanfaatan sumber daya alam tersebut perlu mendapatkan sentuhan teknologi, termasuk riset dan inovasi nanoteknologi dan material, untuk memberikan nilai tambah tinggi dan menaikkan nilai ekonomi.

“Penguasaan nanoteknologi juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di  dalam negeri, sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa mandiri dan berdaya saing,” ujar Ratno Nuryadi, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material – Badan Riset dan Inovasi Nasional (OR NM – BRIN), saat ditemui humas pada Rabu (23/3).

Menurut Ratno, cakupan riset  yang  ada  di OR NM melingkupi riset dari hulu hingga hilir. “Di hulu dari teknologi eksplorasi pertambangan termasuk penambangan ramah lingkungan, dilanjutkan teknologi metalurgi ekstraksi primer dan sekunder hingga desain dan rekayasa paduan logam, pengembangan material maju, kimia maju, teknologi polimer, hingga potensi aplikasi material dengan berbagai studi terkait teori, komputasi, dan berbagai aplikasi untuk industri,” ungkapnya.

Cakupan riset tersebut masuk dalam tujuh pusat riset (PR) di bawah OR NM, yaitu PR Teknologi Pertambangan, PR Metalurgi, PR Material Maju, PR Kimia Maju, PR Teknologi Polimer, PR Fisika Kuantum, dan PR Fotonik.

“Yang menjadi tantangan ke depan dalam koordinasi riset adalah lokasi satuan kerja periset tersebar di berbagai lokasi, seperti PR Teknologi Pertambangan yang berada di Lampung, Serpong, Bogor, dan Bandung,” terang Kepala OR NM yang memiliki home base di Kawasan Puspiptek Serpong.

Sejak dilantik sebagai Kepala OR pada 4 Maret 2022, Ratno memasang target untuk menjadikan OR NM sebagai world class research institute. “Untuk mencapai target yang diinginkan, di internal kami berupaya meningkatkan kualitas riset OR. Sementara bagi para periset akan dilakukan internalisasi budaya riset, dan peremajaan peralatan laboratorium yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi global,” jelasnya.

Sementara secara eksternal, ia mengupayakan adanya program kolaborasi riset dengan pihak universitas dan industri di dalam dan luar negeri. “Program dalam satu Kelompok Riset minimal ada satu kolaborasi riset dan sister laboratory,” sebut  penerima penghargaan Periset Muda Berprestasi dari Achmad Bakrie tahun 2010.

Dirinya mendukung program peningkatan SDM periset yang ada di BRIN. “Rekrutmen talenta terbaik melalui skema non-permanen di Deputi Sumber Daya Manusia dan IPTEK, menjadi profesor tamu, sebagai periset tamu, pasca-doktoral, asisten riset, maupun dengan mengundang mahasiswa yang sedang studi tingkat doktoral di luar negeri, untuk menjadi pegawai Badan Riset dan Inovasi Nasional,” urainya.

Alumni Universitas Shizuoka, Jepang ini berharap sivitas periset OR NM dapat cepat beradaptasi dengan reorganisasi BRIN, bergerak lentur mengikuti ritme kegiatan riset yang sudah direncanakan untuk mendapatkan output riset.  

“Baik itu ouput riset yang memberikan kontribusi positif kepada komunitas saintifik, juga output riset yang bisa dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat. Hal itu dapat terlaksana jika sivitas di OR bisa memaksimalkan skema dukungan riset yang sudah ada di program-program Kedeputian BRIN,” ucap Perekayasa Berprestasi Bidang Teknologi Nano tahun 2011.

Pria kelahiran Bantul ini menjabarkan rencana ke depan untuk mengupayakan pendanaan dari eksternal, sehingga tidak bergantung kepada anggaran DIPA. “Hal ini dalam rangka untuk mewujudkan mimpi BRIN, agar ke depannya dana riset tidak didominasi lagi oleh pemerintah. Inilah pentingnya pelibatan kolaborasi eksternal dalam pendanaan riset, baik dari universitas maupun industri di dalam dan luar negeri,” terangnya.

Secara persuasif, Ratno melakukan supervisi untuk pengawasan, pendampingan, dan pembimbingan bagi periset di OR NM. “Baik supervisi secara terencana melalui monitoring dan evaluasi, juga supervisi langsung melalui pengelolaan anggaran dan menyukseskan Rumah Program OR NM,” tegasnya.

Riset Aplikatif Nanoteknologi dan Material

Sebagai profesor riset yang mendalami riset material elektronik, ia mengembangkan material fungsional termasuk instrumentasinya untuk sensor lingkungan berupa gas dan biosensor kesehatan. Material fungsional sensor dan instrumentasi yang dikembangkan merupakan perangkat yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan parameter lingkungan fisik, kimia, dan biologi. “Penerapan nanoteknologi untuk sensor membuka kemungkinan ukuran sensor menjadi jauh lebih kecil,” kata Ratno.

Berbekal ilmu nanosains di bidang semikonduktor silikon berstruktur nano yang diperoleh selama studi di Shizuoka University Jepang. Dia mengembangkan material fungsional lapisan tipis ZnO (oksida zinc) untuk mendeteksi gas CO, CO2, O2, dan metana dan konsentrasi rendah.

Proses pendeteksian gas tersebut dilakukan dengan perangkat MEMS (microelectromechanical systems), surface plasmon resonance, dan perangkat perubahan konduktivitas. “Sensor gas merupakan perangkat yang berguna untuk mendeteksi keberadaan gas atau konsentrasi gas, sesuai dengan jenis gas yang diukur, di lingkungan tertentu, seperti kebocoran gas baik pada rumah maupun industri,” ucap doktor bidang teknik ini.

Pengembangan sensor untuk aplikasi kesehatan (biosensor) juga dilakukan oleh Ratno dan tim, seperti mendeteksi keberadaan virus dan sel yang berguna di dunia kedokteran. Kolaborasi riset dilaksanakan dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Swiss-German University (SGU), Institut Teknologi Indonesia (ITI), dan Shizuoka University Jepang.

Baginya, banyak mahasiswa dan periset asal Indonesia yang berjaya di kancah Internasional ketika mendapatkan kesempatan menimba ilmu dan berkarya. “BRIN saat ini membuka banyak peluang bagi mahasiswa dan periset muda untuk bersama-sama berkarya di BRIN atau berkolaborasi dengan BRIN termasuk riset di bidang nanoteknologi dan material,” cakap Young Researcher Award dari Japan Society for Applied Physics tahun 2004.

Sebagai pamungkas, Ratno memberikan pesan untuk memacu semangat generasi muda Indonesia. “Revolusi Industri 4.0 yang merupakan era cyber physical system yang melahirkan Society 5.0, yaitu era integrasi ruang fisik dan dunia maya. Hal tersebut didorong oleh perkembangan nanoteknologi dan material, sehingga riset nanoteknologi dan material sangat berkait dengan teknologi terbaru saat ini dan teknologi masa depan,” pungkasnya. (mf/ ed: adl)

Categories
Kawan Alam

Berkebun Kreatif

Hai #kawanalam.. Apakah suka berkebun? Berkebun banyak manfaatnya, misalnya kita bisa panen sayuran sendiri tanpa harus belanja ke pasar atau supermarket..

Oya, ternyata berkebun itu tidak membutuhkan lahan yang luas loh.. Kita bisa bertanam di lahan yang terbatas secara vertikal.. Pada satu tempat menanam, bisa dicampur beberapa jenis bibit sayuran.

Ini contohnya, dari hasil berkebun vertikal yang dilakukan secara organik, dapat hasil panen yang beraneka ragam.. Ada bayam jepang, bayam brazil, som jawa, sirih air, kangkung, jinten, daun ubi ungu.

Hasil panenannya pun bisa dimasak beberapa kali, seperti menu orak-arik telur dicampur dengan sayuran organik. Enak, mudah, dan sehat pastinya..

Yuk, kita berkebun kreatif..:-)

Categories
-----

Assalamualaikum..

sharing is caring! 🙂

Halo, selamat datang di mariberbagi.info, teman-teman.. Di sini kita akan saling berbagi informasi tentang berbagai hal yang bermanfaat, seperti ilmu pengetahuan dari alam, teknologi yang ramah lingkungan, serta inovasi yang ada di masyarakat.. Yuk, saling berbagi!

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

4 Perempuan Peneliti BRIN Dikukuhkan Sebagai Profesor Riset

SIARAN PERS

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

NO: 021/SP/HM/BKPUK/III/2022

4 Perempuan Peneliti BRIN Dikukuhkan Sebagai Profesor Riset

Bertambahnya Profesor Riset di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan memperkuat SDM riset BRIN. Pengukuhan empat Profesor Riset yang baru menjadi bukti bahwa BRIN memiliki kesinambungan kaderisasi peneliti untuk menghasilkan karya-karya penelitian berkualitas internasional.

Jakarta, 9 Maret 2022. Majelis Profesor Riset mengukuhkan empat orang profesor di lingkungan BRIN di Jakarta, Kamis (10/03). Keempat profesor riset yakni Prof. Ratih Dewanti, urutan ke-634, Prof. Ganewati Wuryandari, urutan ke-635, Prof. Widjajanti, urutan ke-636, dan Prof. Rike Yudianti, urutan ke-637.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan, Gelar Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang dicapai oleh seseorang dalam karirnya sebagai periset. “Gelar Profesor Riset tidak hanya merupakan gelar yang diberikan secara melekat, namun yang lebih daripada itu, gelar ini memberikan beban tambahan yang tidak ringan kepada yang telah dikukuhkan,” kata Handoko.

Handoko menegaskan, Profesor Riset juga memiliki tanggungjawab yang sangat besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun diharapkan menjadi penghela terdepan untuk kelompok-kelompok risetnya, karena itulah tanggung jawab menjadi Profesor Riset.

Berdirinya BRIN sebagai lembaga riset merupakan bagian dari milestone perubahan besar dalam kelembagaan riset di Indonesia. Untuk mewujudkan milestone ini tentunya tidak mudah, mengingat SDM BRIN berasal dari berbagai macam entitas yang berbeda yang bergabung menjadi satu. 

“Saya yakin dengan adanya SDM dan talenta yang kita miliki, termasuk empat Profesor Riset yang baru dikukuhkan, kita dapat melakukan percepatan untuk mewujudkannya dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tambah Handoko.

Yang terpenting dari semua itu lanjut Handoko, sesuai dengan tugas fungsi dan tujuan berdirinya, BRIN harus fokus dalam melakukan aktivitas riset, untuk memberikan yang terbaik memajukan riset dan inovasi di Indonesia. Ditambah lagi dengan bergabungnya para periset dari Kementerian/Lembaga yang dimulai dari awal tahun, menjadi modal dasar untuk membudayakan ekosistem riset dengan memberdayakan talenta-talenta riset dan inovasi ini.

Pengukuhan empat Profesor Riset yang baru, membuktikan bahwa BRIN pada khususnya memiliki kesinambungan kaderisasi peneliti untuk menghasilkan karya-karya penelitian berkualitas internasional. “Semoga hal ini bisa menjadikan semangat bagi para peneliti lainnya, agar kaderisasi kompetensi tetap terjaga dan berkesinambungan,” harap Handoko. 

Menurut Handoko, kaderisasi peneliti ini penting untuk terus menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability pembangunan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, harapannya BRIN selalu memiliki terobosan atau inovasi baru untuk membantu Indonesia melalui hasil-hasil riset yang dapat berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Keempat profesor riset tersebut akan memaparkan orasi dibidangnya masing-masing yakni, Prof. Ratih Dewanti pakar Bidang Penginderaan Jauh menyampaikan model yang efisien dalam pengolahan data penginderaan jauh optik, yang dikontribusikan untuk menghasilkan data dan informasi dalam mendukung pemantauan mangrove. Model tersebut apabila diintegrasikan dengan perkembangan konsep mutakhir akan memberi bobot yang lebih signifikan dalam pengolahan data penginderaan jauh optik untuk mangrove.

Prof. Ganewati Wuryandari pakar Bidang Hubungan Internasional, dalam orasinya tentang Politik Luar Negeri Era Reformasinya,  ia menyampaikan perjalanan Indonesia dari awal penjajahan yang berperan aktif dalam percaturan politik internasional. Indonesia diharapkan dapat memadukan strategi normatif dan fungsional dalam menjalankan peran sebagai negara kekuatan menengah. Di samping itu, pelibatan pemangku kepentingan juga diperlukan sehingga ada legitimasi lebih kokoh untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri kedepannya.

Prof. Widjajanti pakar Bidang Sosiologi Gender, menyampaikan orasi yang berisi sebuah perjalanan, pembelajaran dan pengalaman. Orasi yang disampaikan mengenai perspektif sosiologi feminisme untuk menunjukkan lemahnya representasi perempuan dan upaya resistansinya. 

Prof. Rike Yudianti pakar Bidang Teknik Material,  memaparkan orasi terkait dengan pemanfaatan nanokomposit berbasis nanoselulosa dan nano karbon sebagai material fungsional. Perkembangan iptek dan potensi nanoselulosa dan nanokarbon, pengembangan nanokomposit berbasis nanoselulosa dan nano karbon, dan peluang pemanfaatan nanoselulosa dan nano karbon  di Indonesia.

Sumber : https://www.brin.go.id/news/100516/4-perempuan-peneliti-brin-dikukuhkan-sebagai-profesor-riset

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Selamatkan Lingkungan melalui Pemanfaatan Pestisida Nabati

Jakarta – Humas BRIN, Pengendalian hama tanaman di Indonesia pada umumnya masih menggunakan pestisida berbahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia, organisme, dan lingkungan.

Permasalahan ini mendorong Yenny Meliana, periset bidang teknik kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengembangkan penelitian pestisida nabati.

Hasil penelitian yang berdampak langsung ke masyarakat ini mengantarkan Yenny meraih 2021 (2nd) Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award, kategori Outstanding Innovation Award. Penghargaan ini belum lama diumumkan melalui laman resmi the Hitachi Global Foundation.

“Pestisida nabati yang kami kembangkan menggunakan bahan-bahan alam seperti minyak nimba, turunan sawit, cengkeh, dan serai,” ungkap Yenny, yang saat ini menjabat sebagai Plt. Kepala Pusat Riset Kimia BRIN.

Pengembangan pestisida nabati dilakukan dengan cara memformulasi pestisida nabati dalam formulasi konsentrat nano-emulsifiable dengan minyak nimba sebagai bahan aktif yang telah dilisensikan oleh industri pembuatan pestisida. Yenni dan tim menggunakan surfaktan berbasis minyak sawit, minyak esensial dan minyak nabati sebagai bahan aktif untuk formulasi sehingga relatif aman bagi lingkungan. Formulasi diterapkan dengan pengenceran 1:100 dengan air.

“Penggunaan pestisida nabati sebagai alternatif bagi petani diharapkan dapat menjadi produk ramah lingkungan yang lebih aman, meningkatkan produktivitas pertanian, menjaga kualitas air dan makanan, mengurangi akumulasi pestisida kimia di tanah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat yang lebih baik,” kata Yenny.

Produk pestisida nabati saat ini sudah sampai skala pilot yang mampu memproduksi sekitar 100 liter per batch.

“Produk ini juga sudah dialihteknologikan kepada salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang pestisida organik,” jelas Yenny.

Pengunaan pestisida nabati, salah satunya sudah dimanfaatkan oleh kelompok tani hortikultura di Bandung Jawa Barat, yang menerapkan pertanian organik. Menurutnya, target penggunaan produk pestisida nabati saat ini masih tertuju ke pertanian organik, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi dibanding produk biasa.

“Targetnya saat ini memang masih ke petani-petani dengan label ‘organik’. Kedepan, bisa ke arah pertanian secara umum. Apalagi saat ini tren masyarakat, terutama di kota-kota besar mencari produk yang baik untuk kesehatan. Sehingga, penggunaan pestisida berbahan alam ini selain meningkatkan nilai tambah produk, juga menjaga lingkungan air dan tanah pertanian untuk masa depan kita bersama,” katanya.

Ia berharap, hasil riset ini bisa berkontribusi dalam penyelamatan lingkungan yang lebih baik, meningkatkan taraf hidup petani, dan membangun ekonomi Indonesia.

Tentang 2021 (2nd) Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award

Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award merupakan program yang bertujuan memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok, atas pencapaian luar biasa mereka dalam penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi, termasuk visi mereka tentang masyarakat masa depan yang ideal, dan rencana implementasi sosial untuk penelitian dan pengembangan, sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals/ SDGs).

Pada tahun 2021, ajang ini menerima pencapaian penelitian dan pengembangan dari 21 universitas dan lembaga penelitian di 6 negara ASEAN, yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Tema penghargaan kali ini, yaitu mengangkat SDGs 14 – kehidupan di bawah air dan SDGs 15 – kehidupan di darat.

Selain Yenny, satu orang periset BRIN lainnya, Cynthia Henny, dari Pusat Riset Limnologi BRIN, meraih kategori Encouragement Award atas penelitiannya terkait peningkatan kualitas air dan restorasi ekosistem Danau Maninjau melalui pengenalan sistem pengolahan lahan basah apung dan aerasi terpadu (tnt).

Sumber : https://www.brin.go.id/news/99237/selamatkan-lingkungan-melalui-pemanfaatan-pestisida-nabati

Categories
Riset & Inovasi

RT-LAMP Telah Teruji Secara Saintifik dan Penuhi Standar Regulasi

Jakarta – Humas BRIN, Metode RT-LAMP (reverse transcription loop mediated isothermal amplification) untuk mendeteksi Covid-19 diklaim telah terbukti secara saintifik dan memenuhi standar regulasi yang berlaku. Riset pengembangan RT-LAMP memakan waktu hingga 2 tahun, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun 2020.  Kini, RT-LAMP telah mengantongi izin edar reguler dari Kementerian Kesehatan.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan, RT-LAMP merupakan salah satu bukti nyata bahwa para periset kita, dengan kepakaran yang berbeda, bisa berkolaborasi dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat.

“Tugas saya memfasilitasi para periset kita supaya RT-LAMP ini bisa mencapai proven secara saintifik dan memenuhi standar regulasi,” ungkap Handoko, pada Peluncuran RT – LAMP, di Gedung B.J Habibie, Thamrin, Jakarta, Jumat (21/01).

RT-LAMP merupakan hasil riset kolaborasi antara para periset BRIN dari Pusat Riset Kimia, Pusat Riset Fisika, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Pemerintah Provinsi Banten melalui Laboratorium Kesehatan Daerah, dan mitra swasta – PT Biosains Medika Indonesia.

Handoko mengakui bahwa para periset kita belum pernah melakukan penelitian serupa sebelumya.

“Kalau kita bicara riset, riset itu 90 persen gagal. Teman-teman periset kita berjuang begitu keras dan lama untuk mencapai standar regulasi dan saintifik ini,” tambahnya.

Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) BRIN, Agus Haryono mengatakan, di negara lain seperti Belanda dan Spanyol, metode RT-LAMP digunakan sebagai golden standard yang setara dengan RT-PCR.

“Harapannya RT-LAMP ini bisa menjadi salah satu alternatif golden standard. Saat ini kami juga mengembangkan RT-LAMP versi pengambilan sampel melalui saliva (air liur),” katanya.

Peneliti dari Pusat Riset Kimia – OR IPT BRIN, Tjandrawati Mozef, menjelaskan, RT-LAMP menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang baik. Namun menurutnya, dengan sampel saliva yang sudah diinaktivasi juga bisa dideteksi dengan kit ini, selama sampelnya itu mengandung RNA virus.

“Jadi pengambilan lokasi sampel itu berkaitan dengan proses infeksi itu sendiri. Kenapa sampelnya itu diambil dari hidung, karena virus itu reseptornya di saluran pernapasan atas. Dia (virus) berkembang biak dulu di situ, jadi secara akut, pada saat pertama terinfeksi, mau tidak mau di saluran atas. Beberapa hari kemudian setelah virusnya berkembang biak dan jumlahnya banyak baru masuk ke saliva yang kemudian bisa menularkan, karena penularannya kan melalui droplet. Jadi memang tergantung kebutuhan, kalau ingin tahu secara dini, mau tidak mau sampelnya harus diambil dari hidung,” bebernya.

Selain Kit RT-LAMP, BRIN juga tengah mengembangkan alat real-time turbidimeter, yang sedang dalam proses sertifikasi. Alat ini bisa meningkatkan performa dari sisi deteksi karena hasilnya dapat dideteksi secara kuantitatif.

“Alat yang kami buat ini mendukung reagen atau kit RT-LAMP yang telah lebih dulu dikembangkan. Sehingga hasilnya berupa keruhan bisa dilihat secara kuantitatif, realtime, suhunya bisa di-setting. Dengan realtime kita bisa melihat hasilnya, jadi lebih akurat dan mengurangi subyektivitas,” jelas peneliti dari Pusat Riset Fisika BRIN, Agus Sukarto.

Peluncuran RT-LAMP ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama lisensi antara Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN dan PT Biosains Medika Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito dan Direktur PT Biosains Medika Indonesia, Rifan Ahmad (tnt).