Categories
Perhimpunan Periset Indonesia

PPI Kota Tangsel Sampaikan Program di HUT PPI ke-1 dan Rakornas PPI 2022

Tangerang Selatan – Humas PPI. Dalam rangka pelaksanaan program kerja Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) serta untuk bahan evaluasi terhadap capaian kerja dan perencanaan pelaksaan program kerja kedepan, PPI menyelenggarakan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-1 dan Rapat Koordinasi Nasional PPI Tahun 2022, secara hybrid, di Gedung Widya Graha, Kampus Gatot Subroto, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (21/12).

Mengusung Tema “Penguatan Profesionalitas Organisasi Profesi PPI dan Periset untuk Meningkatkan Peran Penting dalam Ekosistem RIset dan Inovasi”, dihadiri oleh pengurus pusat PPI, Majelis Kehormatan Periset, Dewan Pengawas, Dewan Pakar, dan Komisi Profesi Periset

Dalam sambutannya, Ketua Umum PPI, Syahrir Ika, menyampaikan bahwa PPI dibentuk oleh para periset pada 21 Desember 2021, yang merupakan kelanjutan dari Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) dan Himpunan Perekayasa Indonesia (Hiperindo). “PPI menaungi 11 jabatan fungsional (jabfung), sehingga menjadi organisasi profesi dari 11 jabfung yang dikelola dan BRIN menjadi instansi pembinanya,” ujar Syahrir.

“Sebagai instansi pembina, BRIN mengoordinasikan 11 jabatan fungsional, yang terdiri dari Peneliti, Perekayasa, Teknisi Penelitian dan Perekayasaan, Analis Pemanfaatan Iptek, Analis Data Ilmiah, Penata Penerbitan Ilmiah, Analis Perkebunrayaan, Teknisi Perkebunrayaan, Kurator Koleksi Hayati, Pengembang Teknologi Nuklir, dan Pranata Nuklir,” jelasnya.

Disebutkan Syahrir, tahun depan PPI menuju digitalisasi manajemen dan proses bisnis PPI secara inklusif serta desentralisasi pelaksanaan program kerja di level wilayah, selanjutnya penguatan manajemen dan tatakelola PPI wilayah.

“Selain itu, PPI juga membangun e-office, e-finance, dan virtual office, serta terus melakukan perbaikan untuk menaikkan nilai guna bagi periset,” terangnya. 

Dalam pertemuan tersebut, mewakili Kepala BRIN, Deputi Bidang Sumber Daya Manajemen Iptek – BRIN, Edy Giri Rachman Putra menyampaikan bahwa PPI adalah mitra strategis di BRIN, untuk sama-sama membangun SDM unggul ke depannya. “Peran dari PPI akan sangat penting bagaimana kita bisa menguatkan, mengembangkan, dan mematangkan talenta-talenta riset dan inovasi melalui program-programnya,” ujar Edy.

Dikatakan Edy, di usia satu tahun, PPI sudah sangat garang dalam memberikan rekomendasi kepada BRIN. PPI memberikan advokasi dengan membantu teman-teman periset lainnya untuk bisa bergabung dengan BRIN atau pun memberikan masalah-masalah yang terkait di daerah. PPI juga melaksanakan uji kompetensi bagi para peserta lainnya yang akan naik jenjang atau pun ahli jenjang

“Minggu lalu, PPI memberikan banyak masukan dalam penyusunan rancangan standar kinerja kerja nasional Indonesia (SKKNI) untuk empat bidang yaitu jabatan pekerja periset ilmiah hayati untuk mikroorganisme, hewan, dan herbarium,” urai Edy.

“PPI bersama-sama BRIN membuat sebuah standar kompetensi dalam membuat platform dasar bagi periset atau pun SDM Iptek kita secara nasional, sehingga ke depannya kita bisa bersaing secara global, sesuai visi misi PPI,” imbuhnya.

Selain itu, PPI memberikan masukan terkait dengan penegakan etika periset. “PPI masih mempunyai tantangan ke depan yaitu bergabungnnya beberapa jabatan fungsional yang memerlukan regulasi baru berkaitan dengan penyetaraan tunjangan, standar terkait dengan manajemen kinerja dan sistem kerja, serta gap kompetensi.

Edy berharap di tahun depan ada kegiatan yang berkaitan dengan pelatihan dan sertifikasi kompetensi dari periset yang ada di BRIN. Utamanya dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapasitas mereka.

“Pekerjaan rumah kita bersama agar PPI bisa menyiapkan lembaga sertifikasi profesi (LSP) dan bentuk pelatihan, guna meningkatkan kompetensi dari periset kita yang ada di BRIN maupun nasional,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PPI Kota Tangerang Selatan, Agus Sukarto Wismogroho, melaporkan kegiatan PPI Kota Tangerang Selatan Tahun 2022. Antara lain pelaksanaan musyawarah wilayah (muswil), pengukuhan, membangun jejaring potensial, dan persiapan kegiatan tahun 2023 pasca pengukuhan 

Agus menyampaikan kegiatan setelah PPI berdiri, yakni webinar, musyawarah wilayah (muswil), serah terima jabatan PPI Kota Tangsel, Pengukuhan PPI Kota Tangsel, dan aktivitas sosial media PPI Kota Tangsel. 

Disamping itu, PPI Kota Tangsel membangun jejaring seperti menjajaki kerja sama dengan pemerintah daerah. “Program organisasi tidak mungkin dilakukan tanpa berkolaborasi untuk mendapatkan hasil yang riil,” tegasnya.

PPI Kota Tangsel juga mecoba mengelaborasi dengan kelompok-kelompok masyarakat, salah satunya adalah Kelompok Sadar Wisata Tangsel (Pokdarwis). Dalam kegiatan tersebut, PPI Kota Tagnsel bersama-sama untuk mengimplementasikan teknologi ke masyarakat di wilayah sekitar KST BJ Habibie.

“Kami juga ikut pada beberapa kegiatan di Pemda dan berharap posisi kami di KST BJ Habibie bisa ikut mewarnai Kota Tangerang Selatan,” harap Ketua PPI Kota Tangsel.

Pada pengembangan Potensi Program Kerja Rencana Strategis Tahun 2023, PPI melakukan program rencana tahun depan. “Dari harapan anggota terhadap PPI Kota Tangsel adalah intinya satu yaitu apa sih yang dirasakan oleh anggota?,” ungkap Agus.

“Seperti tahun-tahun lalu, yang banyak diminta yaitu tentang fungsional dengan animonya sekitar 500-1.000 orang, tetapi masalah sains, langsung di bawah 100 orang,” ulasnya

Di dalam visi misinya, Agus menyatakan bahwa bagi yang ikut PPI Kota Tangsel maka SKP aman. “Mari bekerja bersama-sama dengan PPI (Kota Tangerang Selatan) maka SKP akan aman,” ajak Agus.

Untuk mengamankan SKP, salah satu permasalahannya adalah publikasi. “Kami sedang mengkreasikan suatu klub publikasi bersama yaitu Global Publication Club (GPC).  Bagaimana teman-teman yang sulit publikasi bisa dibantu oleh teman-teman yang ahli publikasi,” ucap Agus.

Selain itu, ia ingin PPI menjadi sahabat industri dan pemda, melakukan lingkungan hijau, serta sehat selalu. Di dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (germas), PPI Kota Tangsel juga ikut di dalam kegiatan senam bersama BRIN. Dirinya pun mengajak untuk menyukseskan program durian tahun 2024 dengan menanam durian di KST BJ Habibie. (hrd/ ed: adl)

Categories
Perhimpunan Periset Indonesia

Pengurus PPI Tangsel Periode 2022-2025 Resmi Dikukuhkan

Tangerang Selatan – Humas PPI. Pengurus Perhimpunan Periset Indonesia atau PPI Kota Tangerang Selatan periode 2022-2025 dilantik oleh Ketua PPI Provinsi Banten, Deni Shidqi Khaerudini di Graha Widya Bhakti, KST BJ Habibie, Selasa (20/12). Secara simbolis pengukuhan ditandai dengan pembacaan naskah pengukuhan Pengurus PPI Kota Tangsel, serta penandatanganan pakta integritas yang disaksikan oleh pengurus PPI Provinsi Banten, PPI Pusat, dan Dewan Pengawas PPI Pusat.  

Dalam sambutannya, Ketua PPI Kota Tangsel, Agus Sukarto mengatakan bahwa dirinya dan jajaran pengurus diberi amanah untuk mengolah perhimpunan periset di wilayah Tangsel. “Terutama untuk mengembangkan lingkungan riset yang lebih baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, dijabarkan Agus, PPI Tangsel akan melaksanakan tiga tema kegiatan yang ingin dikembangkan. “Pertama, kegiatan internal yaitu penguatan sebagai periset yaitu penguatan sainsnya, publikasi, dan sejenisnya,” ujarnya. 

“Kedua adalah kegiatan eksternal, agar PPI Kota Tangsel bisa bekerja sama dengan seluruh stakeholder di wilayah Tangsel terutama dengan Pemda, universitas-universitas, dan perhimpunan-perhimpunan UMKM, dan swasta, sehingga bisa bersama-sama mengimplementasikan hasil sains dari para periset  ke masyarakat,” imbuhnya.

“Ketiga yaitu kesejahteraan dan kesehatan dengan bersama-sama mengajak teman-teman untuk selalu sehat hingga akhir hayat agar selalu sehat bersama-sama dengan PPI Kota Tangsel,” sebutnya.

Dalam tiga program tersebut, ketua PPI Kota Tangsel Periode 2022-2025 mengharapkan arahan, bimbingan, dukungan dari para dewan pakar, dewan Pembina, dan lainnya. 

Kemudian Agus berharap bersama pemda, bisa bekerja bersama-sama untuk membangun wilayah Tangsel yang lebih cerdas di masa mendatang. Berkunjung ke universitas untuk lebih lanjut mengembangkan kolaborasi bersama-sama

Dalam kegiatan tersebut, Ketua PPI Provinsi Banten, Deni Shidqi Khaerudini, menyampaikan harapannya kepada PPI Kota Tangsel untuk dapat berpartisipasi pada kegiatan PPI Pusat dan PPI Provinsi. “Semoga sering berkomunikasi dengan PPI Pusat dan terus bersinergi antara PPI Prov Banten dan PPI Kota Tangsel akan semakin memperkuat,” ucap Deni.

“Amanah kita sangat berat untuk Indonesia maju, Indonesia jaya, dan menyejahterakan rakyat Indonesia itu amanah kita” sambungnya.

Deni juga mengatakan harapannya agar PPI akan bergerak bersama dengan stakeholder yang lain. “Saya berharap teman-teman tetap solid, tetap kompak, dan semoga kepengurusan kita selama tiga tahun ke depan terutama PPI Kota Tangsel bergerak dengan baik,” harapnya.

Selanjutnya, Ketua Umum PPI Pusat yang diwakili Sekjen PPI Pusat, Sumbogo, menyampaikan visi misi PPI yang salah satunya mendorong para periset untuk dapat membantu pemerintah untuk dapat membangun ekonomi yang mana sedang mengalami penurunan ekonomi. 

“Kita bertanggung jawab dalam urusan invensi dan inovasi untuk membantu pemerintah bertahan dari ancaman krisis,  bahkan bila perlu kita tumbuh dalam ancaman krisis,” terangnya.

Sumbogo juga menyampaikan agar pengurus PPI dapat melayani anggotanya, serta memanfaatkan fasilitas yang tersedia di PPI. “Sebagi pengurus PPI, kita harus melayani anggota kita, karena menjadi pengurus PPI itu merupakan tugas mulia memiliki nilai amal dunia akhirat,” katanya.

Mewakili manajemen BRIN, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu mengharapkan PPI dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat bagi para anggotanya. “Semoga pengurus PPI Kota Tangsel yang baru ini bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya dan warga kota Tangsel,” harap Haznan.

Haznan juga mengharapkan Pemda Kota Tangsel dapat memanfaatkan keberadaan PPI di Kota Tangsel. “Keberadaan anggota PPI di Kota Tangsel merupakan para periset yang andal dan bagus, sehingga kota Tangsel dalam melakukan kegiatan atau kebijakan bisa berbasis sains dan berbasis teknologi,” terangnya.

Kemudian perwakilan Dewan Pakar PPI Kota Tangsel, Anny Sulaswatty, mengucapkan selamat kepada ketua yang baru saja dikukuhkan serta menyemangati untuk pengurus PPI Kota Tangsel dalam menjalankan kegiatan kegiatannya. “Insya Allah di bawah bimbingan anak muda, kita sama-sama dalam membangun semangat berbasis iptek,” ajak Anny. 

Profesor riset tersebut juga berharap pengurus PPI Kota Tangsel untuk dapat se-iya, seirama, walau berbeda gaya namun mempunyai tujuan yang sama.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Keranggan, Alwani menyampaikan ucapan terima kasih dan berharap sebagai masyarakat PPI Kota Tangsel dapat seirama dan satu tujuan tanpa ada ego sentris. 

“Semoga PPI Kota Tangsel dapat bersama sama membangun Kota Tangsel. Kolaborasi antara pemerintah, PPI Kota Tangsel, dan Pokdarwis, untuk dapat membangun ekonomi kemasyarakatan, pengembangan SDM dan SDA yang terintegrasi. Semoga dengan adanya kolaborasi yang dapat menyelesaikan Permasalahan Kemiskinan di Kota Tangsel,” urai Alwani.

Senada dengan hal tersebut, perwakilan STKIP Sinar Cendekia, Yanto, mengucapkan selamat dan berharap dapat bersinergi dengan PPI Kota Tangsel “Mudah-mudahan PPI Kota Tangsel bermanfaat dan turut berkonribusi untuk membangun Kota Tangsel, bangsa dan negara,” harap Yanto yang kampusnya merupakan institusi non profit dan tidak berbayar.

Menutup acara pengukuhan PPI Kota Tangsel, Agus Fanar Syukri, selaku Dewan Pengawas PPI Pusat, turut menyampaikan pesan untuk pengurus. 

“Pertama, untuk dapat memahami dan melaksanakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan aturan organisasi PPI. Kedua, untuk dapat memberikan manfaat kepada anggota PPI, dan juga kepada masyarakat dan seterusnya. Ketiga, semoga PPI Kota Tangsel dapat berkolaborasi aktif dengan mitra-mitra,” urai Agus Fanar.

“Selamat berjuang dan berkinerja terbaik, dan berkolaborasi dengan baik,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam acara pengukuhan yang digelar secara hybrid tersebut, turut diisi dengan talkshow yang dipandu oleh Rike Yudianti selaku moderator. Hadir sebagai narasumber pertama, Tonny Soewandi, selaku kepala bidang Bappelitbangda Kota Tangerang Selatan menyampaikan gambaran umum kota Tangerang Selatan, indikator makro daerah dibandingkan dengan provinsi dan nasional, indikator makro  daerah tahun 2021 dan 2022, serta permasalahan daerah kota Tangerang Selatan. 

Sementara narasumber kedua, Lukman Shalahuddin menyampaikan materi dengan topik “Peran PPI dan BRIDA dalam Mendukung Pembangunan Daerah” dengan sub judul Penguatan dan Ekosistem Inovasi Riset Daerah. Hubungan kerja BRIN dengan pemda yaitu membangun ekosistem riset dan inovasi daerah berbasis bukti. Target BRIN dan BRIDA adalah menjadi sumber pengambilan kebijakan berbasis sains nasional dan daerah. Di dalamnya mengandung pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. (hrd/ ed: adl)

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Potensi Hilirisasi Nikel di Indonesia dan Pemanfaatannya

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar nikel dunia. Sebagai salah satu komponen utama dalam baterai dan stainless steel (baja khusus), nikel memainkan peranan penting dalam transisi dari energi fosil menjadi energi terbarukan, dan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Apalagi tren kendaraan listrik sedang meningkat.

Saat ini hampir 70% produk turunan nikel dunia digunakan sebagai bahan baku stainless steel,  11% untuk baterai, 7% untuk berbagai paduan logam, dan sisanya digunakan untuk berbagai bahan baku industri mulai lapisan anti korosi, katalis, magnet, pigmen dan berbagai aplikasi lainnya.

Profesor riset dari Pusat Riset Metalurgi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Efendi dalam presentasinya menyampaikan materi dengan judul Pengenalan ‘First Use dan End Use, Nikel dan Potensi Hilirasinya di Indonesia’. Dalam ulasannya Efendi menjelaskan cadangan bijih nikel yang melimpah perlu dimaksimalkan dengan pengembangan produk nikel hilir untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

“Beberapa penggunaan nikel dalam produk hilir seperti stainless steel, baterai, paduan nikel, serbuk nikel, lapis nikel, dan senyawa nikel perlu dikenali dan dikaji potensi hilirisasinya,” terang Efendi pada Workshop Metalurgi yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (09/12).

Efendi menjelaskan produk hilir nikel dan potensi hilirisasinya di Indonesia. “Dari kajian ini muncul pemikiran bahwa selain stainless steel dan baterai, pengembangan produk paduan dan senyawa nikel perlu menjadi fokus perhatian,” jelasnya.

Sementara peneliti dari Pusat Riset Metalurgi Iwan Setiawan menyampaikan bahasan tentang ‘Piro dan Hidrometalurgi Nikel Laterit’. Dalam paparannya Iwan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat besar bahkan tertinggi di dunia.

“Dengan tumbuhnya industri pengolahan nikel, baik menjadi feronikel maupun nikel kimia untuk baterai, tentunya akan meningkatkan pendapatan negara. Di sisi lain, pemanfaatan  bijih ini akan menurunkan cadangan nikel secara cepat, dan memungkinkan juga akan terjadi degradasi lingkungan,” ungkap Iwan.

Guna mengatasi hal tersebut, lanjut Iwan, proses hilirisasi hendaknya dipercepat sampai menuju produk akhirnya, karena hilirisasi yang sedang berjalan belum sepenuhnya meningkatkan nilai tambah yang signifikan, karena hanya sampai produk antara.

“Bila hilirisasi dilakukan dengan tuntas, maka eksploitasi sumber daya alam akan dapat dikurangi yang dampaknya sustainability dapat berjalan. Beberapa riset dapat dilakukan untuk mempercepat hilirisasi dan memecahkan masalah lingkungan,” imbuh Iwan.

Ia menjelaskan bahwa pirometalurgi merupakan suatu proses pengolahan atau ekstraksi logam menggunakan panas secara intensif. Sementara hidrometalurgi merupakan proses pengolahan atau ekstraksi logam berharga menggunakan media cair atau larutan pada kondisi atmosferik atau bertekanan.

Teknologi hidrometalurgi yang sudah terbukti yaitu High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan bahan baterai kendaraan listrik. Teknologi ini unggul dari sisi perolehan nikel dan kobalt, penggunaan energi yang minimum, dan ramah lingkungan.

“Sejumlah smelter di Indonesia pada saat ini yang akan mulai beroperasi menggunakan HPAL dan beberapa masih dalam tahap konstruksi. Produk utama dari proses ini adalah Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan Mixed Sulphide Precipitate (MSP). Bahan ini sebagai bahan utama komponen baterai lithium,” ulasnya. (esw, mfn/ ed:ls,adl)

Sumber : https://brin.go.id/news/111085/potensi-hilirisasi-nikel-di-indonesia-dan-pemanfaatannya

Categories
Nanoteknologi & Material

TEM Talos F200X untuk Analisis Nanopartikel dan Material Berketahanan Tinggi

Tangerang Selatan – Humas BRIN.  Penggunaan alat karakterisasi Transmission Electron Microscope (TEM) di Indonesia memasuki babak baru dengan hadirnya S/TEM Talos F200X. Memperkenalkan kepada seluruh periset dan calon pengguna TEM di Indonesia, bahwa BRIN telah memiliki alat TEM, yang akan mulai aktif dioperasikan awal tahun 2023. 

Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kembali menghadirkan narasumber untuk memaparkan dua topik utama, yaitu TEM untuk Analisa Nanopartikel dan TEM Analisis untuk Material Berketahanan Tinggi, pada Webinar Ornamat ke-19 Edisi Khusus TEM, Selasa (13/12). 

Kepala ORNM BRIN, Ratno Nuryadi dalam pembukaan menginformasikan bahwa webinar khusus ini untuk memberikan refreshment dan penguatan kepada periset, baik dari sisi pengetahuan-pengetahuan dasar  sampai aplikatif, termasuk pembinaan. 

“Mudah-mudah dengan informasi ini, dapat menjadi bekal bagi periset untuk menggunakan alat karakterisasi yang andal dan ampuh, karena TEM bisa melihat struktur yang sangat kecil hingga struktur atom,” harapnya.

Dalam rangka memaksimalkan penggunaan TEM, Ratno menyampaikan akan berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami akan berkolaborasi dengan dalam maupun luar negeri (Jerman, India dan Malaysia), sehingga bisa mempertajam fokus penelitian serta mengirimkan periset untuk studi lanjut mendalami TEM dengan berbagai skema yang ada, baik Degree by Research (DBR) maupun program reguler,” terangnya. 

Pada sesi pemaparan, Riza Iskandar dari Thermo Fisher Scientific menyampaikan  bahwa pada tahun ini BRIN menginstalasi peralatan TEM dengan tipe Talos F200X yang memiliki keunggulan untuk melakukan analisis sampai ke struktur atom. 

“Dengan menggunakan TEM, kita bisa mendapatkan atau memperbesar obyek gambar yang ingin kita lihat dengan ukuran yang sangat besar. Obyek tersebut yang mungkin ukurannya kurang dari satu nanometer atau pun sangat kecil, yang tidak dapat kita lihat dengan mata kita, yang tidak bisa kita lihat dengan mikroskopik, tetapi kita melihat dengan menggunakan TEM ini,” ucap Riza.

“Keunggulan TEM berikutnya adalah juga bisa dipergunakan untuk mendapatkan informasi terkait dengan struktur, yang dalam hal ini tidak hanya kita tahu bagaimana obyek diperbesar dan bisa kita tahu apa yang ada di dalam obyek tersebut,” tambahnya.

Riza mengatakan, dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan yang lebih mendalam, maka alat TEM yang ada di pasaran saat ini tidak hanya berhenti dalam komposisi konvensional saja, tetapi hampir semua sudah memiliki fungsi yang disebut Scanning TEM (STEM). 

Menurutnya, kemampuan dari Scanning TEM (STEM) itu merupakan fitur yang paling utama menjadikan Talos F200 X berada dalam kondisi di depan dibandingkan dengan kompetitor yang lain. Ia berharap kondisi ini tidak perlu dijadikan suatu persaingan. 

“Beberapa laboratorium yang memiliki alat TEM yang tidak memiliki fungsi tertentu ketika melakukan penelitian, bisa melakukan kolaborasi dengan laboratorium lain yang memiliki kemampuan yang lain juga,” ulasnya. (hrd,jp/ed:adl)

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

GOLD ISMIA Jangkau Penambang Emas Melalui Program Pemanfaatan Teknologi BRIN

Jakarta – Humas BRIN. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP) menggelar lokakarya dan pameran hasil Proyek GOLD-ISMIA (Global opportunities for Long Term Development – Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-scale Gold Mining Project), Rabu (7/12).

Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, Ratno Nuryadi, mengatakan, polusi yang disebabkan merkuri telah memakan korban. “Polusi merkuri dapat menyebabkan penyakit Minamata yang telah menyebabkan ribuan korban meninggal dan cacat seperti kelumpuhan, gangguan saraf, mati rasa, dan kanker di Minamata Jepang pada periode tahun 60-an. Belajar dari pengalaman tersebut maka kejadian yang sama tidak boleh terjadi di negara kita Indonesia,” terang Ratno.

Pertambangan Emas Skala Kecil atau PESK merupakan salah satu sektor yang menggunakan atau mengandalkan merkuri untuk mengolah bijih emas, “Aktivitasnya sebagian besar ilegal, sehingga menyulitkan pemerintah untuk menjangkau penambang emas melalui program-program yang bersifat pemberdayaan. Untuk itulah Proyek GOLD-ISMIA hadir,” tegas Ratno. 

Proyek GOLD-ISMIA bertujuan untuk membantu pemerintah dalam menghapus penggunaan merkuri sekaligus memberikan manfaat sebesar-besarnya dari kehadiran penambang emas skala kecil. “Sebagai bentuk bantuan, kita berusaha membantu masalah-masalah yang lekat dengan PESK seperti aspek legalitas, aspek teknologi, aspek finansial, dan aspek keberlanjutan,” tutur Ratno.

Dalam proyek 5 tahun ini, BRIN memiliki tanggung jawab untuk bekerja dari sisi teknologi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan melakukan alih teknologi seperti memberikan metode atau cara-cara pengolahan bijih emas alternatif sebagai pengganti proses amalgamasi.

“Teknologi yang ditawarkan, harus dapat diimplementasikan atau dilakukan oleh penambang emas skala kecil. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya metode yang sederhana, kompetitif bila dibandingkan dengan amalgamasi, berbiaya murah, termasuk dengan peralatan dan biaya operasional, serta mudah didapatkan di lokasi tempat penambang tinggal. Kemudian karena bijih emas yang ada di Indonesia sangat bervariasi, maka tidak dapat diolah hanya dengan satu metode pengolahan saja. Proses pengolahan harus disesuaikan dengan bijih emas yang akan diolah,” terang Ratno.

Lebih lanjut dijabarkan Ratno, untuk dapat diimplementasikan di lapangan, pelatihan-pelatihan juga perlu dilakukan sebagai bagian dari pembiasaan penggunaan teknologi. Pelatihan ini meliputi pelatihan proses dan monitoring, serta pengendalian limbahnya. Pelatihan harus spesifik dan mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan lokal.

Selain kebutuhan proses alternatif, penambang emas juga membutuhkan formalisasi, agar dapat mudah dimonitoring baik sisi keselamatan, lingkungan serta diharapkan dapat mengurangi konflik-konflik yang mungkin timbul atas penguasaan suatu area.

“Selain keterlibatan dalam Proyek GOLD-ISMIA, kami juga telah mendukung program Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) melalui realisasi beberapa output yang telah diamanahkan oleh PerPres No.21 Tahun 2022. Hasil-hasil tersebut telah dilaporkan setiap tahun pada rapat pelaporan tahunan dikoordinasikan oleh KLHK,” jelasnya.

Beberapa output yang telah dihasilkan, antara lain Detail Engineering Design Pilot Plant pengolahan bijih emas tanpa merkuri, metode pengolahan bijih emas alternatif tanpa merkuri, prototipe merkuri, dan kontainer alat kesehatan bermerkuri. Pilot plant pengolahan emas tanpa merkuri juga telah dibangun di Kabupaten Kulon Progo dan dengan bantuan Gold Ismia telah digunakan sebagai lokasi untuk pelatihan para penambang emas skala kecil dari 6 lokasi kabupaten yaitu di Kulon Progo, Lombok Barat, Minahasa Utara, Halmahera Selatan, Gorontalo Utara, dan Kuantan Singingi.

“Dengan bantuan Badan Standardisasi Nasional (BSN), kami telah menginisiasi SNI 9035:2021 dengan judul Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian Emas Tanpa Merkuri untuk Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK),” kata Ratno.

“Kami mengapresiasi bantuan bapak ibu semua, Kementerian dan Lembaga, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, serta penambang emas skala kecil sehingga program GOLD-ISMIA dapat berjalan dengan baik. Apa yang telah dihasilkan hari ini merupakan buah dari kerjasama kita semua untuk mewujudkan penambang emas bebas merkuri,” tambahnya.

Akhirnya, tentu saja hasil-hasil proyek ini bukan merupakan akhir dari program pemerintah mengenai penghapusan merkuri. Program ini masih membutuhkan kerja-kerja yang berkesinambungan.

Workshop ini menghadirkan hasil proyek selama 5 tahun di 6 lokasi. Kegiatan yang dikemas dalam lokakarya dan pameran ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi terkait berbagai produk yang dihasilkan proyek tersebut kepada penerima manfaat antara lain masyarakat penambang emas skala kecil (PESK).

“Workshop dan Pameran Diseminasi Hasil Proyek GOLD-ISMIA merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk melaporkan kepada stakeholder atas hasil-hasil yang telah dicapai,” ujar Ratno.

Proyek ini diawali pada tahun 2015 yang lalu, diinisiasi oleh tim Dadan M. Nurjaman selaku Perekayasa Pusat Teknologi Pertambangan ORNM BRIN dan DNPD GOLD-ISMIA Project. “Inisiasi dilakukan bahkan sebelum diterbitkannya UU Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Minamata Convention on Mercury dan Perpres Nomor 21 Tahun 2019 mengenai Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri di empat sektor yaitu sektor manufaktur, energi, pertambangan emas skala kecil, dan kesehatan,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa inisiasi tersebut didasarkan pada kesadaran bahwa merkuri merupakan bahan toksik beracun, sulit terurai (persisten), bersifat bioakumulasi, dan dapat berpindah tempat dalam jarak jauh melalui udara dan air.

Ratno mengimbau, penambang emas skala kecil membutuhkan pendampingan, agar penambang emas skala kecil ini dapat menjadi bagian dari aktivitas ekonomi rakyat dan berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

“Semoga apa yang kita saksikan hari ini merupakan bagian dari langkah membangun Indonesia yang sejahtera,” pungkasnya. (hrd/ ed: adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/111017/gold-ismia-jangkau-penambang-emas-melalui-program-pemanfaatan-teknologi-brin

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

BRIN Sampaikan Arah Strategi Riset Optik dan Fotonik di Indonesia

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Aplikasi optik dan fotonik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari peralatan elektronik rumah tangga, telekomunikasi, kesehatan, manufaktur, pertahanan, keamanan, sampai dengan entertainment.

Fakultas Teknik Instrumentasi, Institut Teknologi Surabaya (ITS), pada 29-30 November 2022 menghadirkan seminar internasional “The 5th International Seminar on Photonics, Optics, and its Applications (ISPhOA 2022). Tema kali ini adalah “Optics and Photonics for Sustainable Future”.

Kepala Organisasi Nanoteknologi dan Material (ORNM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratno Nuryadi, menyampaikan Arah Strategi dan Kebijakan Riset Pengembangan Optik dan Fotonik di Indonesia pada Selasa (29/11).

Dijelaskan oleh Ratno, bahwa lebih dari 4500 perusahaan dari 50 negara di dunia yang memproduksi komponen-komponen optik dan fotonik. “Kebutuhan pasar global juga terus naik, dan benua Asia menduduki peringkat pertama pemakai produk optik dan fotonik, diikuti Eropa dan Amerika,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa meskipun Tiongkok menduduki peringkat pertama produsen optik dan fotonik, tetapi dari sisi keuntungan bisnis, negara Jepang masih memimpin. “Produk-produk optik dan fotonik tersebut merupakan hasil pengembangan riset bidang komponen optik dan material fotonik,” sebutnya.

Menurut Ratno, Indonesia termasuk mempunyai kebutuhan yang besar terhadap aplikasi optik dan fotonik ini. “Di bidang telekomunikasi, Indonesia mempunyai posisi yang sangat strategis, karena terletak di antara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudra (Hindia-Pasifik), sehingga Indonesia bisa menjadi tulang punggung kabel optik bawah laut dunia. Oleh karena itu kerjasama riset di bidang optik dan fotonik sangat urgen diperkuat untuk membangun sinergitas dan sinkronisasi antar periset dan pegiat bidang optik dan fotonik di lndonesia ke depannya,” urainya.

Ratno menjelaskan secara detail tugas dan fungsi dari ORNM BRIN serta struktur yang di bawahnya. “Dalam ORNM BRIN ada tujuh pusat riset, yaitu Pusat Riset Kimia Maju, Pusat Riset Fisika Kuantum, Pusat Riset Material Maju, Pusat Riset Fotonik, Pusat Riset Metalurgi, Pusat Riset Teknologi Pertambangan, dan Pusat Riset Teknologi Polimer,” terangnya.

Lebih lanjut Ratno menjelaskan bahwa BRIN akan lebih fokus pada bidang optik dan fotonik, dengan kelengkapan sarana penelitian yang baik dan dengan SDM yang mampu berkontribusi dalam tingkat global.

“Kegiatan BRIN saat ini di bidang fotonik meliputi pengembangan nanopartikel optik berbasis teknologi laser untuk berbagai aplikasi, pengembangan teknologi spektroskopi material berbasis laser dan optik (LIBS, TeraHz), pengembangan teknologi serat optik untuk sensor bangunan, material, lingkungan, serta pengembangan alat nano berbasis optik dan laser untuk berbagai aplikasi,” ulasnya.

Sebagai informasi, seminar ISPHOA yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali ini, menghadirkan narasumber dari beberapa universitas dari dalam dan luar negeri, seperti Singapura, Thailand, Taiwan, India, dan Australia. Forum ini diharapkan dapat mendorong transfer hasil riset dan pengembangan ke dalam aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri, khususnya di seluruh negara-negara ASEAN dan kawasan tetangga lainnya. (ls, mfn/ed: adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/110988/brin-sampaikan-arah-strategi-riset-optik-dan-fotonik-di-indonesia

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

BRIN dan PT Nano Herbaltama Internasional Siap Kembangkan Inovasi Solid Perfume

Jakarta-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggulirkan inovasi pembuatan solid perfume atau parfum padat, dengan menggunakan teknologi nano. Untuk mengembangkan skala indutri, BRIN berkolaborasi dengan PT Nano Herbaltama Internasional dalam bentuk kerja sama lisensi inovasi parfum padat. Kerja sama lisensi ini ditandatangani oleh R. Hendrian selaku Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi  BRIN, dan Nurwendah Novan sebagai Direktur PT Nano Herbaltama Internasional. Penandatanganan disaksikan Lindawati Wardani selaku Asisten Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, dihadiri Direktur Alih dan Sistem Audit Teknologi BRIN Edi Hilmawan, Kepala Pusat Riset Kimia Maju BRIN Yenny Meliana serta para inventor, di Gedung BJ Habibie Jakarta,  pada Kamis (1/12).

Linda menjelaskan, inovasi pembuatan parfum padat berbahan dasar minyak atsiri, lilin lebah dan lemak coklat, merupakan satu inovasi yang dihasilkan oleh Pusat Riset Kimia Maju Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN. ‘’Inovasi tersebut, menggunakan sistem emulsifikasi air dalam minyak (A/M), untuk membuat zat aktif minyak atsiri yang mudah meresap, dan nyaman digunakan pada kulit. Inovasi ini juga, menghasilkan produk parfum yang lebih praktis, tidak cepat habis, dan memiliki wangi yang lebih tahan lama dibandingkan dengan parfum cair,’’ imbuh Linda.

Parfum padat ini, tambahnya, menggunakan minyak atsiri yang dihasilkan dari ekstrak kayu cendana, bunga melati, mawar, lemon, gaharu, cedarwood, chamomile, vanilla, dll. ‘’Sebagai basis padatan,  penggunaan lemak coklat dari pengolahan coklat bubuk, kaya akan kandungan vitamin A, C, dan E. Lemak coklat,  sudah umum digunakan dalam kosmetik sebagai pelembab. Pemanfaatan lemak coklat ini dinilai baru, dan belum ada di pasaran Indonesia. Diharapkan, apabila kerja sama sudah berjalan, sertifikasi halal dari MUI, dan izin edar produk dari BPOM sudah terbit, kami sangat mendorong agar produk ini dapat masuk di E-katalog,‘’ tegasnya.

Kepala Pusat Riset Kimia Maju BRIN Yenny Meliana menerangkan, riset teknologi nano telah lama dikembangkan untuk bidang kesehatan, yaitu obat herbal dan kosmetik. ‘’Sudah lama BRIN berkolaborasi dengan PT Nano Herbaltama, dan sekarang merambah invensi pembuatan parfum padat. Diharapkan, pengembangan invensi ini memiliki nilai tambah ekonomi, dan dapat dikembangkan dalam kolaborasi riset,‘’ ucapnya.

Dia membeberkan, nanoteknologi merupakan ilmu material maju, yang mengubah partikel menjadi sangat kecil. ’’Kaitannya dengan produk parfum padat, adalah ukuran partikel yang akan memengaruhi efektivitas kinerja senyawa yang terkandung di dalamnya. Bahan baku herbal, diolah menjadi seukuran nano (10 pangkat minus sembilan), jauh lebih mudah terserap ke dalam tubuh. Efeknya lebih baik, dibandingkan tanpa teknologi nano,’’ jelasnya.   

Sementara itu Novan menggarisbawahi, bahwa PT Nano Herbaltama Internasional telah lama bekerja sama secara desk to desk dengan BRIN. ’’Kami harus terus berkembang, sekalipun perusahaan kami masih tergolong SDE (Small Dynamic Enterprise). PT Nano Herbaltama pun, memiliki misi dan visi menjalin konsep ABG (Akademic Bussines Government) yang lebih produktif, melalui kerja sama lisensi ini,‘’ tutup Novan. (iam/ed. ns)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/110975/brin-dan-pt-nano-herbaltama-internasional-siap-kembangkan-inovasi-solid-perfume

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Periset BRIN Bahas Magnet dan Fenomena Terbentuknya Alam Semesta

Tangerang Selatan – Humas BRINOrganisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengadakan forum pertemuan ilmiah riset dan inovasi ORNAMAT Seri #18 yang dilaksanakan pada Selasa (29/11).

Dalam sambutan pembukaan acara, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material yang diwakili Yenny Meliana, Kepala Pusat Riset Kimia Maju, menyampaikan harapannya agar terbentuk kolaborasi antar periset BRIN.

“Webinar ORNAMAT ini sudah memasuki series ke 18, hari ini ada dua narasumber yang akan memaparkan materinya. Semoga melalui webinar dapat ini membuka peluang untuk saling berkolaborasi dengan periset lainnya, memberikan wawasan dan pengetahuan baru, memberikan diskusi yang mendalam, serta membuka jaringan kerja baru, baik antara periset ORNM maupun di luar ORNM,” pesan Yenny.

Periset Novrita Idayanti dari Kelompok Riset Material Magnetik & Superkonduktor, Pusat Riset Material Maju memberikan presentasi dengan tema ‘Fenomena exchange spring magnet pada magnet nanokomposit’.

“Penelitian magnet nanokomposit ferit dilatarbelakangi oleh para periset tidak mencari material baru, dikarenakan karakteristik magnet masih dapat ditingkatkan, bahan baku oksida besi banyak ditemukan, harganya yang murah, mengurangi kebutuhan impor, dan aplikasinya sangat luas,” papar Novrita.

Hasil riset Novrita menunjukkan bahwa semua magnet nanokomposit memperlihatkan efek exchange spring magnet. Dengan membuat ferrofluid atau magnet cair pada elektromagnetik energy harvesting, dapat mengubah gerak mekanik menjadi fluidic. Ini merupakan salah satu alat yang dapat menggantikan baterai di ponsel atau charger.

Sejak 1998 sampai dengan sekarang, Novrita melakukan riset terkait dengan dua materi, yakni soft magnet (magnet lunak) dan hard magnet (magnet permanen). Beberapa aplikasi hasil riset yang pernah bermitra dengan industri adalah magnet meteran air yang bekerja sama dengan PT Multi Instrumen, aplikasi jenis magnet lunak untuk generator motor listrik, serta untuk kerja sama dengan industri PT Kalbe Nutrinational melakukan pemisahan logam-logam berbahaya pada susu.

Dirinya berharap dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alam lokal untuk magnet. “Prospek ke depannya kami dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan lokal, memanfaatkan sumber daya lokal dan limbah besi, serta kolaborasi riset dengan pengguna khususnya pengguna magnet,” harap Novrita.

Sementara Syaefudin Jaelani dari Kelompok Riset Fisika Nuklir dan Partikel Eksperimen, Pusat Riset Fisika Kuantum, ORNM BRIN, memaparkan topik ‘Mempelajari Kondisi Awal Mula Alam Semesta Melalui Eksperimen Fisika Partikel di Large Hadron Collider’.

Syaefudin menerangkan bahwa alam semesta terbentuk saat terjadi dentuman bintang besar atau BigBang. “Sesaat setelah Bigbang, tercipta suatu keadaan dimana partikel elementer, quark, dan gluon, berada dalam keadaan bebas pada suhu yang sangat tinggi yang disebut dengan  Quark-Gluon Plasma (QGP). QGP diibaratkan seperti sup panas yang didalamnya terdiri atas quark dan gluon,” terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan eksperimen fisika partikel yang berlokasi di CERN, Jenewa, yang bernama Large Hadron Collider, untuk melakukan eksperimen yang menciptakan keadaan yang serupa dengan QGP, dengan cara menumbukkan ion berat, timbal dengan timbal.

“Untuk merekam apa saja yang terjadi sesaat setelah tumbukan, kita memerlukan suatu alat eksperimen. A Large Ion Collider atau disingkat ALICE, merupakan detektor khusus yang ditujukan untuk mempelajari fenomena Quark-Gluon Plasma. Semua kejadian termasuk jejak partikel sesaat setelah tumbukan, direkam, dan disimpan oleh detektor ALICE sebagai data yang nantinya dianalisa untuk mempelajari karakteristik dari QGP yang tercipta pada tumbukkan timbal-timbal,” urai Syaefudin.

Salah satu observable yang bisa digunakan untuk mempelajari sifat QGP dan mengindikasikan ada fenomena QGP pada hamburan timbal-timbal dikenal dengan nuclear modification factor atau faktor modifikasi nuklir.

“Faktor modifikasi nuklir merupakan rasio produksi partikel pada hamburan timbal-timbal, di mana fenomena QGP diharapkan tercipta, dengan produksi partikel pada hamburan proton-proton, di mana fenomena QGP tidak tercipta,” ulasnya.

Hasil pengukuran faktor modifikasi  nuklir pada partikel D meson pada hamburan timbal-timbal dan proton-proton menunjukkan bahwa ada fenomena Quark-Gluon Plasma yang tercipta pada hamburan timbal-timbal.

”Dengan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan model teori, kita juga bisa mempelajari interaksi yang terjadi antara partikel elementer (quark dan gluon) dengan QGP,” pungkasnya. (esw, jp/ed: adl)

Tautan :

https://www.brin.go.id/news/110967/periset-brin-bahas-magnet-dan-fenomena-terbentuknya-alam-semesta

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Komitmen BRIN bersama KLHK dan UNDP untuk Pertambangan Emas Rakyat Bebas Merkuri

Jakarta – Humas BRIN. Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk pengurangan dan penghapusan penggunaan merkuri di lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan United Nations Development Program (UNDP) dalam pelaksanaan “Global Opportunities for Long-term Development of Artisanal and Small-scale Gold Mining (ASGM) Sector (GEF-GOLD): Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM (ISMIA) Project” atau proyek GOLD-ISMIA.

Proyek GOLD-ISMIA bertujuan mengurangi dan menghapus penggunaan merkuri di sektor PESK di Indonesia, melalui penyediaan bantuan teknis, alih teknologi, dan akses terhadap pembiayaan untuk peralatan pengolahan emas bebas merkuri. Dalam rangka sosialisasi produk GOLD-ISMIA sebagai acuan para pihak untuk menjadikan sektor PESK yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, maka diselenggarakan rapat persiapan ‘Workshop dan Pameran Diseminasi Hasil Proyek GOLD-ISMIA’, pada Selasa (29/11).

Dadan M. Nurjaman selaku Perekayasa Ahli Utama BRIN dan DNPD GOLD-ISMIA Project, menyampaikan sekilas bahwa tahun 2013 disahkan Konvensi Minamata mengenai merkuri dalam sebuah konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Provinsi Kumamoto, Jepang. Konvensi tersebut memutuskan seluruh negara PBB menyepakati rencana pengurangan dan penghapusan merkuri dari berbagai sektor.

Hingga kini, Dadan dan tim sudah meneliti sekitar 13 sektor yang menghasilkan merkuri di Indonesia dan yang paling besar adalah di sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). “Sampai setahun, PESK menghasilkan kurang lebih 140 ton yang dirilis ke lingkungan. Sedangkan sektor lainnya antara lain PLTU batubara, migas, dan juga dari sektor kesehatan,” jelasnya.

Pemerintah menuangkan dalam Perpres Nomor 21 Tahun 2019 yang mengatur tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM). Pada peraturan ini juga mewajibkan daerah untuk membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) di tiap daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai tindaklanjut pelaksanaan RAN PPM.

“Sebagaimana diatur dalam RAN PPM pada bidang prioritas PESK ditargetkan zero merkuri sebelum adanya kebijakan RAN PPM di tahun 2025,” sebut Dadan. 

Proyek Gold-ISMIA kerja sama antara UNDP, KLHK, dan BRIN bertujuan mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkuri di PESK dengan cara memberikan bantuan teknis, transfer teknologi, pembentukan kemitraan antara swasta – publik dan akses pendanaan untuk pembelian peralatan pengolahan emas tanpa merkuri. “Program ini tidak dilaksanakan sendiri, tapi dilaksanakan oleh 8 negara yang dianggap menghasilkan merkuri dalam jumlah yang signifikan, khususnya di pengolahan emas oleh penambang rakyat,” urai Dadan.

Proyek GOLD-ISMIA ini difokuskan pada enam lokasi, yaitu di Pulau Obi (Sulawesi Utara), Minahasa Utara (Sulawesi utara), Kulon Progo (Yogyakarta), Kuantan Singingi (Riau), Lombok (NTB), dan Gorontalo Utara (Gorontalo). 

“Dalam kegiatan lima tahun ini, ada enam lokasi proyek dalam upaya memberikan pelatihan, percontohan, pendampingan, dan sebagainya, agar mereka beralih dan berkesinambungan berkelanjutan programnya,” tuturnya.

Teknologi BRIN dalam Proyek GOLD-ISMIA

Dadan mengatakan, dengan pelarangan merkuri bukan berarti mata pencahariannya putus. Salah satu keberhasilan adalah bisa beralihnya teknologi yang awalnya menggunakan merkuri menjadi non merkuri. 

“Peran BRIN sebagai lembaga riset mengintervensi teknologi supaya mereka beralih ke teknologi yang bukan merkuri. Dengan enam lokasi proyek, kami memberikan pelatihan, percontohan, pendampingan, dan sebagainya, agar mereka beralih dan berkesinambungan berkelanjutan programnya,” ulas Dadan.

Ditambahkan olehnya bahwa dari sisi teknologi, ada beberapa kunci keberhasilan dengan pendampingan yang tidak hanya semata-mata pada pengetahuan akademis yang dibawa, tetapi memahami bagaimana kearifan lokal dari pertambagan emas rakyat itu.

“Menggabungkan antara pengetahuan teknis dengan kearifan lokal, itulah kunci keberhasilan sehingga bisa berkelanjutan, karena sebenarnya sudah 30 tahun upaya ini dilakukan di dunia dan banyak yang gagal juga karena tidak memperhatikan pengetahuan teknis dengan kearifan lokal,” jelasnya.

Dari sisi formalisasi, yang akan dilakukan pembinaan adalah pertambangan emas rakyat yang berada di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan mempunyai Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Pendampingan formalisasi dilakukan terhadap proses kebijakannya yang terdapat rencana aksi nasional (RAN) juga rencana aksi daerah (RAD). 

Selain itu, termasuk upaya agar rakyat bisa secara kelompok membangun usahanya, maka dibentuk koperasi juga. ”Di dalam koperasi diberikan pelatihan bagaimana administrasinya, manajemennya, keuangannya, termasuk ada yang disebut mendapatkan semacam hibah kecil untuk koperasi yang digunakan untuk membeli modal peralatan unit pengolahan, ada yang dibangun infrastruktur kantor, dan lain-lain. Itu sudah berjalan juga. Jadi dari berbagai aspek ini, diimplementasikan di dalam project GOLD-ISMIA,” jabarnya.

“Proyek ini tidak hanya berorientasi pada proses penambangan tanpa merkuri, namun juga pendekatan formalisasi dan kesejahteraan bagi para penambang, dan tidak lupa juga melibatkan kesetaraan gender,” tegasnya.

Senada dengan Dadan, perekayasa BRIN Haswi Purwandanu Soewoto mengatakan bahwa BRIN menyiapkan teknologi sebagai pengganti merkuri. “Jadi pada dasarnya kami mempunyai proyek tentang bagaimana mengkaji pengolahan emas yang tidak menggunakan merkuri, peralatan lab kami juga komplit, dan setelah itu kami kaji untuk tipe emas,” ungkapnya.

“Ada dua tipe emas, yaitu primer dan sekunder. Untuk emas primer, bisa menggunakan teknologi bleaching atau pengikisan yang murah dengan beberapa bahan kimia yang lebih aman, antara lain sianida, yang dapat didestruksi secara cepat dan limbahnya bisa dikelola, sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, sementara untuk tipe emas sekunder bisa dengan teknik gravitasi,” lanjut Haswi.

Terkait hal tersebut, hasil proyek GOLD ISMIA telah dirasakan manfaatnya oleh para penambang PESK, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri. Dadan dan tim berharap dengan pelaksanaan diseminasi ini dapat diinformasikan ke seluruh pemangku kepentingan, sehingga manajemen pengetahuan GOLD-ISMIA Project bisa dijadikan acuan atau model di tempat lain. (hrd/ ed: adl)