Categories
Uncategorized

Dikenal “Silicon Valley” Indonesia, Puspiptek Kini Menjadi KST BJ Habibie

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang ke-27, pada 10 Agustus 2022, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan penamaan baru empat kawasan sains dan teknologi, untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Empat kawasan sains dan teknologi tersebut yaitu KST BJ Habibie di Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, KST Soekarno di Kawasan Cibinong Science Center, KST Siwabessy di Kawasan Pasar Jumat Jakarta, dan KST Samaun Samadikun di Kawasan Bandung. 

KST BJ Habibie merupakan kawasan sains dan teknologi yang telah dikenal sebagai kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong. Saat itu, Puspiptek merupakan unit kerja di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi, yang didirikan berdasarkan Keputusan Presiden nomor 43/1976 tanggal 1 Oktober 1976. 

Ide mendirikan kawasan Puspiptek Serpong sudah mulai digagas, saat era Menristek Soemitro Djojohadikoesoemo. Selanjutnya, di bawah kepemimpinan Menristek BJ Habibie, kawasan Puspiptek kemudian dikembangkan secara serius. Kawasan itu pernah disebut sebagai  “Silicon Valley” Indonesia. Kala itu, Habibie membangun kawasan puspiptek dengan mengambil contoh pusat inovasi teknologi Silicon Valley di Amerika Serikat (AS). 

Kawasan Sains dan Teknologi (KST) sendiri diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2017. Peraturan tersebut mulai berlaku pada tanggal 22 November 2017. KST merupakan wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis riset. 

Peraturan ini dibuat dalam rangka memfasilitasi perkembangan industri, khususnya pelaku usaha skala kecil menengah berbasis inovasi. Sehingga perlu disediakan layanan bagi industri dalam suatu kawasan yang memfasilitasi invensi menjadi inovasi, untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. 

Kawasan Sains dan Teknologi akan mempermudah terjadinya interaksi dan komunikasi antar pelaku utama yang terlibat dalam penciptaan inovasi, baik pengembang teknologi, pengguna teknologi, maupun fasilitator atau intermediator. Kawasan Sains dan Teknologi hadir untuk mendukung industri strategis di dalam negeri. 

Sosok BJ Habibie

Pemberian nama kawasan sains dan teknologi tidak lepas dari kiprah dan peran Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. Tokoh nasional yang dikenal sebagai Bapak Teknologi Nasional itu, pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI (1978-1998), Wakil Presiden RI (1998), dan Presiden RI (1998–1999). 

BJ Habibie lahir di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Ia sempat menempuh masa pendidikannya di SMAK Dago, Bandung dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berkuliah di jurusan Teknik Penerbangan spesialis Konstruksi Pesawat Terbang di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen, Jerman pada tahun 1955. 

Ia memutuskan mengambil studi di Jerman atas arahan Presiden Soekarno tentang pentingnya penguasaan teknologi di Indonesia, yakni teknologi maritim dan teknologi dirgantara. Di kampus inilah, BJ Habibie belajar teknologi konstruksi pesawat dan menjadi pakar yang pertama kali menciptakan pesawat terbang di Indonesia. 

Crack Progression Theory menjadi salah satu penemuanya yang paling fenomenal di dunia penerbangan. Crack Progression Theory merupakan suatu teori yang bertujuan untuk mengetahui keretakan yang terjadi di suatu pesawat. Atas hasil karyanya itu, ia dijuluki sebagai “Mr Crack”. 

Saat menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998, BJ Habibie membuat berbagai terobosan. Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah melalui pengembangan industri strategis PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang saat ini menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI). 

IPTN di bawah pengelolaan BJ Habibie berhasil mengembangkan teknologi pesawat. Karya yang paling legendaris dari BJ Habibie yaitu pesawat N250 atau dikenal dengan Gatotkaca. Pesawat ini mengudara pertama kali di Bandung pada tahun 10 Agustus 1995. Oleh karena itu, hari bersejarah tersebut dicanangkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas). 

Riset dan Inovasi Unggulan KST BJ Habibie

KST BJ Habibie berdiri di atas lahan seluas 460 Hektar. Saat ini terdapat 6 Organisasi Riset (OR), 24 Pusat Riset (PR), serta lebih dari 3.000 sumber daya manusia (SDM) yang beraktifitas di kawasan tersebut. Berlokasi di Jalan Raya Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, kawasan ini terbagi dalam beberapa zona yaitu, Zona Perkantoran, Zona Edukasi, Zona Ruang Terbuka Hijau, Zona Perumahan dan Fasilitas Publik, serta Zona Bisnis Teknologi. KST BJ Habibie dirancang untuk mensinergikan SDM yang terlatih dengan peralatan dan pelayanan yang mendukung riset terlengkap di Indonesia. 

Salah satu organisasi riset BRIN yang berlokasi di KST BJ Habibie adalah Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM). Kepala ORNM, Ratno Nuryadi, menceritakan pengalamannya bekerja di KST BJ Habibie sejak tahun 2008. “Saya pulang dari Jepang tahun 2008 dan masuk ke Unit Kerja Pusat Teknologi Material, (eks) BPPT yang berada di Puspiptek (KST BJ Habibie). Saya dan tim melakukan riset di bidang material elektronik, khususnya pengembangan material fungsional termasuk instrumentasinya untuk sensor lingkungan (gas) dan kesehatan (biosensor),” ungkapnya. 

Berbekal ilmu nanosains di bidang divais semikonduktor silikon berstruktur nano yang diperoleh selama studi di Shizuoka University Jepang, dirinya dan tim mengembangkan material fungsional lapisan tipis ZnO (oksida zinc) untuk mendeteksi gas CO, CO2, O2, dan metana dan konsentrasi rendah. 

Efek penambahan (doping) logam tanah jarang cerium pada sensitivitas gas juga dipelajari oleh Ratno. “Proses pendeteksian gas ini dilakukan dengan perangkat MEMS (microelectromechanical systems), surface plasmon resonance, dan perangkat perubahan konduktivitas,” ujarnya. 

Menurutnya, di KST BJ Habibie terdapat banyak infrastruktur riset untuk bidang Nanoteknologi dan Material, baik dari sisi peralatan proses/sintesis material maupun karakterisasinya hingga level skala nanometer (10 pangkat 9 meter). 

“Peralatan proses dari berbagai pendekatan ilmu juga ada, seperti pendekatan kimiawi, fisika, maupun biologi. Yang terbaru juga akan masuk High Resolution Transmission Electron Microscopy (HRTEM), alat pengukur hingga level atom, untuk material sains di Lab KST BJ Habibie yang akan mendukung riset nanoteknologi dan material lebih kuat lagi,” terangnya. 

Saat ini, ORNM yang dipimpin oleh Ratno berfokus pada riset dan inovasi dalam bidang pertambangan, metalurgi, material maju, kimia, polimer, fisika kuantum dan fotonik. Riset dan inovasi material dengan penekanan kuat pada sintesis, karakterisasi dan aplikasi untuk bahan logam, keramik, polimer, komposit, organik dan anorganik dilakukan hingga skala mikro dan skala nano. Aplikasi mencakup berbagai macam bidang termasuk energi, lingkungan, infrastruktur, kesehatan, dan elektronik. 

Produk inovasi yang dihasilkan oleh ORNM di KST BJ Habibie diantaranya adalah material pelapis untuk aplikasi cofiring boiler pada PLTU, furnace suhu tinggi dengan isolator lokal, cat anti deteksi radar, inovasi pengembangan produksi powder timah dan kajian produksi timah sulfat, katalis bahan bakar nabati untuk biofuel, pengembangan bahan baku baterai dan sel baterai, rubber airbag untuk bantalan kapal, impan tulang dan gigi, hasil riset surfaktan turunan sawit untuk bahan adjuvant vaksin hewan, serta penambangan emas tanpa merkuri. 

Untuk meningkatkan kapasitas SDM di Indonesia, sejumlah pusat riset di KST BJ Habibie juga menawarkan layanan bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa untuk praktik kerja industri (PRAKERIN), magang atau praktik kerja lapangan, serta bimbingan tugas akhir skripsi dan tesis. 

Selain itu, tersedia layanan pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi dari berbagai peralatan dan fasilitas laboratorium di KST. Layanan ini dikelola oleh Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN dan bisa diakses melalui aplikasi layanan sains (ELSA) maupun perjanjian kerja sama (PKS). 

Sejumlah fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal seperti Iradiasi Gamma; Technology Business Incubation Center; Lab Fuel Cell, Konservasi, dan Konversi Energi; Lab Karakterisasi Lanjut; Aerodinamika, Aeroelastika, Aeroakustika, Lab Layanan Pengujian Kekuatan Struktur, Bioteknologi, dan Uji Emisi. (adl, aj/ed: jml)

Sumber : https://brin.go.id/news/110223/dikenal-silicon-valley-indonesia-puspiptek-kini-menjadi-kst-bj-habibie

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Deakin University Australia Dukung Kolaborasi Riset Bidang Nanoteknologi dan Material

Tangerang Selatan, Humas BRIN. Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendapat kunjungan dari Perwakilan Deakin University, Australia, pada Senin (27/6) di Kawasan Sains Teknologi Serpong.

Perwakilan dari Deakin University, Bas Baskaran menyampaikan peluang kolaborasi dengan skema DBR (degree by research) yang sudah diinisiasi dengan Deputi Sumber Daya Manajemen IPTEK (SDMI) BRIN.

“Kami datang ke setiap organisasi riset agar mendapat gambaran yang lebih spesifik, terkait potensi topik yang bisa dikolaborasikan. Salah satu topik adalah bahan bakar hijau (green fuel), termasuk produksi hidrogen dan penyimpangan. Selain itu, topik yang lain adalah nanoteknologi untuk pertanian dan nanoteknologi untuk ekonomi sirkular,” terang Bas.

Menjawab hal tersebut Kepala ORNM BRIN, Ratno Nuryadi menjabarkan tentang peluang kolaborasi. “Kami membuka peluang potensi kerjasama antara Deakin Univesity dan ORNM BRIN dengan topik-topik yang relevan, melalui berbagai skema pendanaan DBR. Riset material sangat penting untuk bisa dieksplorasi lagi. Bagaimana kita bekerjasama mungkin kita dapat berdiskusi lebih lanjut ke Direktur Manajemen Talenta,” jelasnya.

“Kami akan mendiskusikan dulu dengan semua Kepala Pusat Riset (PR) dan akan membuat satu atau dua topik percontohan untuk latihan kolaborasi. Harapan kami adalah agar kerja sama ini akan berlanjut,” ucapnya.

Ke depannya, Deakin University dan BRIN akan mengadakan program studi dengan riset. Untuk program ini mahasiswa diminta beberapa bulan riset di Deakin dengan fasilitas tambahan uang saku, sehingga memenuhi standar minimal di Australia.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan Deakin University, Sovi Arinta mengatakan dukungannya untuk program DBR dari BRIN. “Untuk calon DBR diutamakan yang menguasai bahasa Inggris yang baik. Deakin University juga mendorong kerja sama penelitian, yang sejalan dengan penelitian yang sedang dikerjakan, seperti carbon fiber untuk aplikasi bidang kesehatan,” urainya.

“Deakin juga akan mengadakan workshop yang lebih detil, terkait apa saja yang bisa dimanfaatkan dengan BRIN, seperti DBR dan join riset,” imbuhnya.

Lebih lanjut Sovi menuturkan bahwa Deakin University dalam program DBR akan membantu living cost selama karya siswa DBR perlu hadir di sana. “Dari pertemuan ini ada penambahan kerja sama fasilitas dan platform dari Deakin untuk program DBR di bidang energi dan elektromaterial, serat dan tekstil, serat karbon dan komposit, serta advanced-alloy dan infrastruktur material,” pungkasnya. (hrd, adl)

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Delegasi Kedutaan Iran Kunjungi Fasilitas Laboratorium BRIN di Serpong

Delegasi Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia berkunjung ke Kawasan Sains Teknologi (KST) Serpong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa (14/6). Rombongan diterima oleh Plt. Direktur Pengelolaan Fasilitas Laboratorium Riset Inovasi dan KawasanSains dan Teknologi serta perwakilan Direktorat Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi. Melalui pertemuan ini, pihak Iran berbagi pengalaman mengenai perkembangan iptek Iran, baik di masa pandemi dan paska pandemi Covid-19.

Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran, Mohammad Reza Ebrahimi mengakatan, masyarakat saat ini membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk Iran yang negaranya mengalami embargo. “Di Iran ilmu pengetahuan modern sangat diperhatikan. Embargo menjadi pelajaran dan motivasi hingga kami bisa maju. Kami bersyukur memiliki kebebasan dapat bersandar pada diri sendiri, tidak bergantung, dan independen,” ujar Ebrahimi.

Lebih lanjut dirinya menerangkan bahwa Iran mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan umat manusia. “Dunia membutuhkan energi nuklir untuk kemaslahatan umat. Di Iran ada 1 juta pasien menggunakan hasil iptek yang berasal dari energi nuklir untuk kedokteran dan mempercepat penyembuhan pasien,” tuturnya.

Menurutnya, Iran juga mampu mengembangkan listrik yang berasal dari nuklir. “Karena letak geografisnya, Iran membutuhkan banyak sekali listrik, dan kita telah berhasil menghasikan listrik dari nuklir, misalnya di satu lokasi menghasilkan 1000 MW untuk masyarakat,” ucapnya.

Ia menyampaikan dimungkinkan adanya kerja sama Iran dengan Indonesia terkait industri yang bermanfaat untuk kedua negara. Melalui perkembangan bidang material, kesehatan, energi, manufaktur, siber, kecerdasan artifisial, radar, robotik, dan antariksa, berpotensi untuk kerja sama kedua negara tersebut.

“Kami mengutamakan kesehatan, tetap jalan dengan prinsip kebutuhan umat manusia. Termasuk pandemi corona yang melanda di mana-mana,  menjadi sebuah tantangan bagi ilmuwan-ilmuwan Iran untuk menghadapi virus corona sebagai tamu yang tidak diundang,” tegasnya.

Plt. Direktur Pengelolaan Fasilitas Laboratorium Riset Inovasi dan KawasanSains dan Teknologi, Tjahjo Pranoto, menyampaikan apresiasi atas kehadiran perwakilan diplomatik Iran ke Kawasan Sains Teknologi Serpong. “Selamat datang di KST Serpong yang dibangun tahun 1976. Area yang terdiri dari 475 hektar ini memiliki lebih dari 30 laboratorium dan pusat riset,” kata Tjahjo. 

“Penelitian di Indonesia fokus pada 10 bidang teknologi, di mana 7 bidang diantaranya berada di Kawasan ini. Kami memiliki berbagai laboratorium. Ada laboratorium bidang  transportasi dimana di laboratorium tersebut melakukan pengujian emisi dan propulsi. Mobil yang masuk ke Indonesia harus mendapat izin sertifikasi emisi sebelum digunakan di jalan. Fasilitas lab ini sebagian besar  teknologinya berasal dari Jepang dan Eropa,” imbuh Tjahjo.

Selain itu, Tjahjo menjelaskan dengan rinci beberapa laboratorium yang ada di KST Serpong, seperti Lab Bahan Bakar untuk bioenergi, Lab Aerodinamik untuk uji pesawat melalui terowongan angin, Lab Bioteknologi, Lab Perekayasaan Teknik, Lab Kekuatan Struktur, Lab Iradiasi Nuklir untuk riset, serta Lab Konversi dan Konservasi Energi.

Pada kunjungan ini, Delegasi Kedutaan Iran melihat langsung fasilitas laboratorium di KST Serpong seperti Lab Konversi Energi, Gedung Iradiator Gamma Merah Putih, Lab Nanomaterial, dan Lab Aerodinamika. 

Tautan :

https://id.icro.ir/Berita/Delegasi-Kedutaan-Iran-Kunjungi-Fasilitas-Laboratorium-BRIN-di-Serpong

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Implementasi Kerja Sama, UNHAN RI Manfaatkan Fasilitas Riset Kawasan Sains dan Teknologi BRIN

Serpong, Humas BRIN.  Dalam rangka menindaklanjuti nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk kedua kalinya di tahun 2022, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) melakukan kunjungan ilmiah ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Serpong pada Kamis (19/5). 

Peserta UNHAN yang terdiri dari 50 orang Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika dan didamping dosen Program Srangka, dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Militer, Ence Darmo Jaya Supena.

“Saya berharap kunjungan Kuliah Lapangan kali ini dapat menambah wawasan Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika, serta menstimulasi ketertarikan terhadap program-program kerja sama riset yang ada di BRIN, untuk berkolaborasi dengan lembaga pendidikan,” ujar Ence mewakili UNHAN.

Menerima kunjungan tersebut, hadir Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) BRIN, Ratno Nuryadi. Dirinya berkesempatan memaparkan profil organisasi BRIN dan OR NM beserta tugas dan fungsinya.

“Demi tercapainya tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, BRIN mempunyai strategi-strategi yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah Manajemen Talenta Nasional BRIN yang menjadi wadah talenta periset muda untuk mematangkan kapasitas dan kompetensi risetnya,” terang Ratno.

Pada sambutannya tersebut, Ratno menyampaikan bahwa BRIN terbuka untuk siapa saja yang ingin berkolaborasi dengan para periset yang ada di BRIN. “Bagi mahasiswa S1 dapat melakukan riset Tugas Akhir bersama dengan periset yang ada di BRIN melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujar Ratno.

Dalam kesempatan yang sama, Ika Fitriana Hapsari, Plh Koordinator KST Serpong, memberikan penjelasan kepada peserta kunjungan dari UNHAN RI, terkait KST Serpong yang sebelumnya dikenal dengan nama PUSPIPTEK.

“Kawasan Sains Teknologi Serpong yang memilki luas sekitar 475 ha terdiri dari Zona Perkantoran, Zona Edukasi, Zona Ruang Terbuka Hijau, Zona Perumahan dan Fasilitas Publik, serta Zona Bisnis Teknologi,” jelasnya. 

Ia juga menjelaskan bahwa di KST Serpong terdapat tiga Organisasi Riset (OR) yang membawahi sejumlah Pusat Riset, yakni OR Energi dan Manufaktur, OR Nanoteknologi dan Material, serta OR  Tenaga Nuklir. 

“Selain fasilitas sarana dan prasarana riset unggulan yang ada di Kawasan Sains Teknologi Serpong, kami juga memiliki fasilitas-fasilitas penunjang lainnya seperti Gedung Graha Widya Bhakti, Wisma Tamu, Balai Pengobatan, Rumah Negara, dan Sarana Olahraga,” tutur Ika. 

Dalam sesi diskusi, Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika berkesempatan berinteraksi langsung dengan para perwakilan periset dari pusat riset. Mereka terlihat antusias dengan penjelasan pusat riset, riset-riset yang tengah dikerjakan dan hasil dari risetnya.

Akhir dari agenda kunjungan Kuliah Lapangan UNHAN RI kali ini adalah berkunjung ke fasilitas Pusat Riset Elektronika, Pusat Riset Fisika Kuantum, dan Pusat Riset Teknologi Pengujian Standarisasi. 

Diharapkan dengan semakin intensnya komunikasi serta kolaborasi antar lembaga riset dan lembaga pendidikan seperti BRIN dengan UNHAN, akan mempercepat terciptanya ekosistem riset dan inovasi. (rdt/ ed: aj, adl)