Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Fisikawan Muda BRIN Raih AONSA YRF Australia 2023

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Peneliti dari Pusat Riset Fisika Kuantum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ferensa Oemry, terpilih menjadi salah satu pemenang Asian Oceania Neutron Scattering Association Young Research Fellow 2023. AONSA YRF merupakan program Australia untuk mendukung ilmuwan muda yang sangat berbakat dengan potensi kepemimpinan di wilayah Asia-Oseania, membantu mereka mengembangkan karier dan keahlian mereka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi neutron.

Pemuda kelahiran Montpellier pada 13 Februari 1982 ini, menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Fisika pada tahun 2000 hingga 2005, Institut Teknologi Bandung, serta Pendidikan master dan doktor  pada tahun 2008 hingga 2014 di Osaka University, Jepang.

Ferensa terpilih sebagai pemenang AONSA YRF 2023 bersama satu peserta dari China Spallation Neutron Source China, Dr. Jianyuan Wu. Dua ilmuwan muda yang sangat berbakat ini akan mengunjungi fasilitas neutron utama di wilayah Asia-Oceania untuk penelitian kolaboratif menggunakan neutron.

Dengan begitu, dirinya berkesempatan untuk melakukan eksperimen yang memanfaatkan hamburan neutron di salah satu pusat hamburan neutron terbesar di Australia, yakni ANSTO.

Ferensa beserta kolega baru-baru ini juga telah menerbitkan artikel di jurnal Physical Chemistry – Chemical Physics (PCCP) berjudul Experimental and computational studies of sulfided NiMo supported on pillared clay: catalyst activation and guaiacol adsorption sites.

Biofuel merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis. “Produksi biofuel yang berkelanjutan, tanpa menggunakan bahan baku dari sumber bahan makanan, dapat dilakukan dengan mengonversi limbah pertanian yang banyak mengandung senyawa lignoselulosa menjadi bio-oil melalui proses pembakaran singkat,” ucap Ferensa.

Dirinya menerangkan bahwa kandungan oksigen yang tinggi pada bio-oil perlu dihilangkan melalui proses hidrodeoksigenasi (HDO) dengan menggunakan katalis. “Namun, penggunaan katalis komersial yang berbasis alumina umumnya mengalami beberapa masalah seperti menurunnya aktivitas katalitik akibat situs aktif yang teracuni oleh air, oksigen, logam alkali dan tertutup oleh deposisi karbon sisa proses HDO,” terangnya.

Bersama para kolaboratornya, ia pun meneliti katalis NiMoS2/Al-PILC sebagai alternatif dari katalis komersial karena material pendukung berbasis silika seperti tanah liat berpilar tidak mudah mengalami proses deaktivasi. Spektroskopi x-ray absorption fine structure (XAFS) dan simulasi density functional theory (DFT) digunakan untuk mempelajari struktur lokal situs aktif dari katalis NiMoS2/Al-PILC.

Selanjutnya, kalkulasi DFT mengenai penyerapan guaiacol (salah satu model lignoselulosa yang sederhana) pada katalis dapat divalidasi dengan data inelastic neutron scattering. “Mekanisme proses HDO untuk meningkatkan kinerja katalis dalam proses produksi biofuel generasi kedua dapat diperoleh dalam penelitian ini. Dengan demikian, peneliti lain maupun pihak industri dapat terbantu untuk menemukan katalis yang tepat dan efektif dalam produksi biofuel generasi kedua,” ulas Ferensa.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Physical Chemistry Chemical Physics (PCCM), jurnal bereputasi tinggi terbitan Royal Society of Chemistry dalam bidang kimia-fisika interdisiplin. Bagi yang tertarik dapat membaca lebih jauh penelitian Ferensa dan kawan-kawan melalui situs web PCCM: https://doi.org/10.1039/D2CP03987G.

Selain itu, Ferensa sudah mmepublikasikan 13 karya tulis ilmiah bersama para kolaboratornya, yang sebagian besarnya adalah berupa makalah di jurnal internasional bereputasi.  Penelitian yang sudah dipublikasikan di berbagai jurnal di antaranya terkait dengan katalis untuk alat diesel oxidation catalyst (DOC). katalis untuk produksi biofuel generasi kedua. serta tentang pita superkonduktor, anoda baterai lithium, simulasi distribusi medan magnet alat magnetizer.

“Saya sangat berterima kasih atas penghargaan AONSA YRF 2023 ini karena saya memperoleh kesempatan langka untuk belajar ilmu baru di bidang metal organic framework (MOF) menggunakan fasilitas inelastic neutron scattering (INS) di lembaga nuklir Australia,” ujar Ferensa.

“Semoga hasil penelitian yang saya kerjakan saat ini bisa memberi manfaat bagi industri dalam negeri dalam waktu 10-20 tahun mendatang,” pungkas Peneliti Ahli Madya ini. (hrd/ed: adl)

Link :

https://www.brin.go.id/news/111858/fisikawan-muda-brin-raih-aonsa-yrf-australia-2023

Categories
Uncategorized

Meriset Pengolahan Limbah dari Agroindustri, Amanda Sukses Raih Japan Award

Jakarta – Humas BRIN. Riset dengan judul The Value of Agricultural Waste: Cellulose as a Building Block for Materials, mengantarkan Athanasia Amanda Septevani meraih The 2022 (The 16th) Japan International Award for Young Agricultural Researchers (Japan Award) di Tokyo Jepang, pada Selasa (22/11).

Hasil penelitiannya ini merupakan pengolahan limbah dari agroindustri, khususnya perkebunan kelapa sawit, untuk diolah menjadi material berbasis selulosa. Material ini memiliki sifat baru, dan bernilai tinggi, serta dapat diaplikasikan ke berbagai bidang, seperti lingkungan, kesehatan, kemasan, elektronik, dan energi.

Wanita yang akrab dipanggil Amanda ini, bersama penerima penghargaan lainnya dari Madagaskar dan Meksiko berkesempatan mempresentasikan hasil risetnya. “Hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri, melalui apreasiasi internasional sebagai hasil kerja keras kami. Saya bersyukur, dapat mengharumkan nama Indonesia dalam perkembangan iptek, pada skala internasional,” ujar peneliti yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di The University of Queensland, Australia.

Melalui presentasinya, peneliti yang awalnya ingin menjadi dokter ini, berkesempatan menunjukkan hasil riset yang sedang dikembangkan oleh BRIN. Kontribusinya dalam menghadapi tantangan pengolahan limbah agroindustri di Indonesia, dan solusi alternatif untuk negara lain. Sekaligus membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, bersama-sama memberikan solusi inovatif melalui riset.

Wanita yang bersuami peneliti juga ini mengungkapkan harapannya, agar dapat menjalin kerja sama riset lebih lanjut dengan pemerintah Jepang. Khususnya Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) dan Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS). “Semoga dengan penghargaan ini, mampu memberikan manfaat nyata. Memberikan dampak langsung, melalui kontribusi perkembangan iptek di bidang pertanian, kehutanan, khususnya dalam pengelolaan, dan teknologi limbah,” ungkapnya.

Menurutnya, riset material ini sangat penting dikembangkan secara berkesinambungan, untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Limbah padat biomassa jumlahnya banyak, namun masih belum dimanfaatkan secara optimal. “Pemanfaatan limbah agroindustri menjadi material maju (waste for materials), tidak hanya dapat mengatasi masalah pencemaran limbah. Selain itu, dapat memberikan nilai baru dan manfaat, menjadi produk inovatif yang bernilai tinggi. Pada akhirnya, bisa meningkatkan produktivitas indutri agro secara menyeluruh, menuju ekonomi sirkular,” ulas Amanda.

Sejak 2017 setelah studi doktor hingga sekarang, dirinya bersama tim telah melakukan riset ini secara berkesinambungan dan konsisten. “Berbagai pendanaan, telah berhasil kami dapatkan. Baik dalam maupun luar negeri, dan dari berbagai sektor, seperti lembaga pemerintah, universitas, serta industri. Salah satu industri yang terlibat aktif dengan kami, adalah PT Mandiri Palmera Agrindo, yaitu industri kelapa sawit. Perusahaan yang aktif bersama kami, dalam mengimplementasikan teknologi yang kami kembangkan, dalam mengolah limbah perkebunan kelapa sawit mereka di Sulawesi,” jelasnya.

Sebagai informasi, Japan Award diselenggarakan tiap tahun oleh MAFF dan JIRCAS. Bertujuan untuk memotivasi para peneliti muda, dalam mengembangkan penelitian di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta industri terkait di negara-negara berkembang. (mfn/ ed:adl, ns)

Sumber : https://brin.go.id/news/110902/meriset-pengolahan-limbah-dari-agroindustri-amanda-sukses-raih-japan-award