Manajemen Risiko pada Lembaga Riset: Kunci Keberlanjutan dan Inovasi

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Dalam dunia yang terus berkembang dengan cepat, lembaga riset memainkan peran penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, lembaga-lembaga ini juga menghadapi berbagai risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan mereka. Oleh karena itu, penerapan manajemen risiko yang efektif menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan inovasi di lembaga riset.

Salah satu komponen penting dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah penyusunan profil risiko. Profil risiko ini merupakan langkah kritis dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang dapat mengganggu pencapaian tujuan organisasi. Hal itu disampaikan Ratno Nuryadi Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) dalam Kegiatan Pendampingan Manajemen Risiko di Lingkungan ORNM Tahun 2024, Senin (10/6).

โ€œJadi selama tiga hari ini kita akan menyusun profil risiko semua pusat riset di bawah Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material didampingi oleh tim dari inspektorat,โ€ ucapnya.

Sementara itu, Inspektorat I Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Burhanuddin Guntur mengatakan bahwa inspektorat hanya memberikan pendampingan dalam memetakan risiko dan nanti bersama-sama pusat riset menyusun profil risiko.

โ€œHal tersebut karena yang tahu persis kendala atau risiko yang mungkin terjadi, bapak ibu yang ada di pusat riset,โ€ jelasnya.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah suatu sistem yang integral dan menyeluruh dalam tata kelola pemerintahan untuk memastikan efektivitas, efisiensi, dan ketaatan terhadap peraturan. 

Tujuan dari penyusunan profil risiko ini adalah untuk mengidentifikasi secara sistematis berbagai risiko yang mungkin akan terjadi. Identifikasi ini mencakup semua jenis risiko, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi operasional dan pencapaian tujuan. Dengan mengidentifikasi risiko secara komprehensif, pusat riset dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.

Lembaga riset harus mampu mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang mungkin akan terjadi dalam operasional mereka. Misalnya, risiko keuangan seperti pemotongan anggaran atau pendanaan yang tidak memadai, risiko operasional seperti kerusakan peralatan atau kegagalan teknologi, serta risiko reputasi akibat publikasi yang kontroversial atau pelanggaran etika penelitian.

Pendampingan ini tidak hanya membantu pusat riset mengidentifikasi dan mengelola risiko potensial, tetapi juga mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian di masa depan.

Sistem Manajemen Risiko merupakan suatu pendekatan terstruktur di dalam mengelola ketidakpastian yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran dalam organisasi. Salah satu tujuan dari manajemen resiko  ini adalah menyediakan  informasi risiko yang akan muncul bagi organisasi sehingga organisasi dapat melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak resikonya.

Manajemen risiko bukanlah proses yang sekali jadi, melainkan proses berkelanjutan yang memerlukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus. Lembaga riset harus secara rutin meninjau dan memperbarui strategi manajemen risiko mereka berdasarkan perubahan situasi dan lingkungan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan tetap relevan dan efektif dalam menghadapi risiko baru yang mungkin muncul.

Dengan menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, lembaga riset dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi berbagai tantangan dan tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu menciptakan inovasi dan kontribusi ilmiah yang signifikan. Di tengah ketidakpastian yang ada, manajemen risiko yang baik akan menjadi pondasi kuat bagi keberlanjutan dan kesuksesan lembaga riset di masa depan.

Lingkungan operasional yang selalu berubah menuntut organisasi pemerintah untuk selalu siap menghadapi ketidakpastian. Profil risiko membantu organisasi dalam mempersiapkan diri menghadapi berbagai skenario yang tidak terduga. Dengan demikian, organisasi dapat merespon secara proaktif dan meminimalkan dampak negatif dari kejadian yang tidak diinginkan. (arf, dok: hrd/ed:lh) 

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/manajemen-risiko-pada-lembaga-riset-kunci-keberlanjutan-dan-inovasi