Tangerang Selatan β Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menekankan pentingnya peran Indonesia sebagai negara kepulauan dalam memperkuat kedaulatan maritim.
“BRIN melalui berbagai organisasi riset, termasuk Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL), dan Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM), siap menyediakan solusi rekayasa guna menjawab persoalan kelautan, mulai dari bawah permukaan laut hingga ekosistem pesisir yang saat ini menghadapi berbagai tekanan,” kata Handoko.
Karena itu, BRIN menyelenggarakan International Maritime Symposium on Hydrodynamic Science and Technology 2025 (IMS-HydroST) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, 22β23 September 2025. Simposium ini bertepatan dengan peringatan Hari Maritim Nasional ke-61.
Mengusung tema βEmpowering Maritime Transformation: Green, Safe, Smart, and Sustainable Solutions through Multi-Disciplinary Collaborationβ, simposium ini menjadi wadah strategis bagi para peneliti, akademisi, industri, pemerintah, dan investor untuk membahas tantangan sekaligus solusi inovatif dalam sektor maritim, baik di tingkat nasional maupun global.
Dalam sesi pleno, Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Strategis Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan Republik Indonesia, Andi Yulianti Ramli, memaparkan kerentanan pesisir utara Jawa terhadap banjir yang diakibatkan kombinasi kenaikan muka laut dan penurunan muka tanah.
“Kawasan ini sangat strategis karena menjadi pusat aktivitas ekonomi dan industri. Karena itu, perlunya solusi terintegrasi yang melibatkan restrukturisasi tata ruang, penguatan sistem pertahanan pesisir, dengan dukungan kerja sama swasta maupun mitra internasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Riset dan Inovasi IPTEK Bappenas, Ade Faisal, menyoroti ketidakseimbangan antara hasil riset dengan kebutuhan nyata di lapangan. Menurutnya, riset tidak boleh berhenti pada publikasi ilmiah, melainkan harus diarahkan untuk menjawab kebutuhan industri dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya penguatan ekosistem maritim melalui sinergi triple helix yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan akademisi.
Rangkaian IMS-HydroST 2025 meliputi sesi pleno, penandatanganan perjanjian kerja sama, pertemuan matchmaking antara peneliti dan industri, serta kompetisi poster ilmiah. Selama dua hari, peserta akan membahas berbagai isu strategis seperti teknologi kapal maju dan ramah lingkungan, infrastruktur maritim yang aman dan tangguh, pengembangan energi laut terbarukan, serta pembangunan pesisir yang cerdas dan berkelanjutan.
Simposium ini menghadirkan pembicara kunci dari berbagai kementerian, lembaga riset, perguruan tinggi, hingga institusi internasional. Kehadiran para peneliti, akademisi, industri, pembuat kebijakan, investor, dan media menunjukkan semangat kolaborasi lintas sektor yang kuat untuk mewujudkan transformasi maritim yang hijau, aman, cerdas, dan berkelanjutan.(adl/ed: aj, tnt)
Tautan: