Gambar BRIN Rekomendasikan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan melalui Sistem DSS
Tangerang Selatan – Humas BRIN. Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan jangka panjang dalam organisasi atau lingkungan yang kompleks, dengan penekanan pada efektivitas. DSS memiliki tiga struktur, yaitu data based management, model based management, dan user interfaced management. Sistem ini mulai dikembangkan pada tahun 1970 dan dapat membantu seseorang bahkan organisasi dalam meningkatkan kinerjanya untuk mengambil keputusan.
Doni Fernando dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hadir memberikan materi mengenai Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan. Ia berpendapat bahwa keputusan diambil atas dasar situasi, permasalahan, dan solusi.
โDalam melakukan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan berbasis DSS, maka perlu diperhatikan campur tangan manusia di dalamnya, karena campur tangan manusia dapat membawa dampak positif maupun negatif, yang dapat mempengaruhi isu penting yang akan diangkat,โ terang Doni.
โDSS didukung oleh sistem informasi berbasis komputer, yang memungkinkan pengambil keputusan untuk memperoleh informasi yang akurat dan terbaru, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan cepat,โ tambahnya.
Doni kemudian mengambil contoh kasus Decision Support Sistem bagi Pengelolaan Lingkungan Danau Batur. Menurutnya telah dilakukan tahap-tahap riset oleh Kelompok Riset (Kelris) Pemodelan Pengelolaan Lingkungan (PPL) untuk pengaplikasian DSS mulai dari situasi, masalah, databased management, model based management, dan interfaced management, yang nantinya dapat menghasilkan kesimpulan berupa faktor-faktor Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) seperti kondisi hidrologi dan morfologi sumber air, kondisi klimatologi sumber air, baku mutu air atau kelas air dan kriteria status tropik air, beban pencemar sumber tertentu, beban pencemar sumber tak tentu, karakteristik dan perilaku zat pencemar, pemanfaatan atau penggunaan sumber air dan faktor pengaman.
Setelah faktor dianalisis, maka akan dibuat desain atau arsitektur pengembangan DSS danau Batur, yang akan nantinya akan menghasilkan Kekayaan Intelektual (KI) dan Naskah Akademik DSS Batur. โDi samping itu, ditetapkan juga berapa DTBP danau Batur, sehingga dapat dialokasikan beban pencemar, yang nantinya akan menghasilkan beberapa skenario yang dapat dilakukan untuk melakukan penurunan beban danau Batur,โ jelasnya.
Doni menekankan bahwa DSS hanya memberikan rekomendasi, yakni sebatas memberikan rekomendasi solusi. Rekomendasi diterapkan kelayakannya berdasarkan kesesuaian pengetahuan tradisional dan kebijaksanaan setempat. Rekomendasi pilihan tidak harus menurut peringkat yang tertinggi, namun disesuaikan dengan aspek keputusan pembuat kebijakan setempat. Masukan ahli dilakukan di tahap desain dan DSS menjadi pendukung pengambil keputusan bagi top level management. (ir/ ed:adl)
Tautan: