Diplomasi Sains, Kunci Diplomasi Indonesia di Kancah Global

Cibinong – Humas BRIN. Diplomasi sains atau scientific diplomacy menjadi salah satu pendekatan strategis yang kian penting dalam hubungan internasional. Indonesia menyadari bahwa kolaborasi di bidang sains dan teknologi dapat memainkan peran krusial dalam menciptakan solusi bersama terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, keamanan pangan, kesehatan, dan energi.

Duta Besar RI untuk UNESCO Ismunandar mengatakan, Indonesia berkomitmen meningkatkan peran sains dalam diplomasi global, terutama dalam menghadapi isu-isu krusial, seperti keberlanjutan, pendidikan, dan pelestarian budaya.

“Kita telah aktif dalam berbagai inisiatif yang mempromosikan pendidikan, sains, dan budaya. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai memperkuat peran diplomasi sains dengan memanfaatkan platform UNESCO untuk mendorong kerja sama internasional yang lebih erat,” ujarnya, dalam Talkshow Riset dan Inovasi: Memperkuat Scientific Diplomacy Indonesia dalam Keanggotaan G20, dalam rangkaian Indonesia Research and Innovation Expo (InaRI Expo) 2024, di Gedung ICC, Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Sabtu (10/8).

Adapun inskripsi Indonesia di UNESCO, kata Ismunandar, di antaranya 10 warisan budaya dunia dan warisan alam dunia, 13 daftar warisan budaya tak benda, 5 jejaring kota kreatif, 20 cagar biosfer, dan 10 UNESCO Global Geopark (UGGp).

“Oleh sebab itu, kita perlu meningkatkan kolaborasi melalui pemanfaatan UNESCO Chairs dan jaringan global UNESCO untuk memperkuat kapasitas riset dan inovasi di Indonesia,” tutupnya.

Hal senada diungkapkan Konsul Jenderal RI Toronto Leonard F. Hutabarat, bahwa diplomasi sains memiliki peran penting dalam berbagai permasalahan global. “Science based diplomacy merupakan kunci menangani tantangan global yang kompleks dan lintas batas, dari perubahan iklim hingga kepentingan kesehatan masyarakat,” terangnya.

“Indonesia melihat diplomasi sains sebagai jembatan yang menghubungkan kebijakan dengan perkembangan sains yang cepat, serta sebagai alat untuk meningkatkan peran Indonesia dalam menghadapi isu-isu global,” ungkap Leonard.

Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi tantangan global, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas ilmiah nasional, sehingga Indonesia dapat lebih kompetitif di arena internasional. 

Diplomasi sains diharapkan akan membawa manfaat jangka panjang, baik bagi Indonesia maupun komunitas global, dengan mendorong kebijakan berbasis bukti dan inovasi teknologi yang inklusif. (arf/ ed: adl)

Tautan:

https://www.brin.go.id/news/120207/diplomasi-sains-kunci-diplomasi-indonesia-di-kancah-global