Bahas Masa Depan Mineral Kritis, BRIN, CSIRO, dan Swinburne University Gelar Seminar Bersama

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Dalam upaya memperkuat penguasaan teknologi pemrosesan mineral kritis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation) dan Swinburne University of Technology menggelar seminar bertajuk “Critical Metals Processing: Hydrometallurgy Route, Pyrometallurgy Route and Characterisations” secara hybrid, Selasa (19/11). Seminar ini diikuti oleh para periset BRIN.

Dalam sambutannya, Kepala Organisasi Riset Nano Material BRIN, Ratno Nuryadi, menyampaikan pentingnya kolaborasi ini mengingat Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil mineral kritis dan logam tanah jarang dan memiliki tantangan untuk pemrosesan mineral kritis tersebut.

“Melalui kolaborasi dengan CSIRO dan Swinburne, kita dapat menghadirkan teknologi yang mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam kita secara berkelanjutan,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan perwakilan Swinburne University of Technology Muhammad Akbar Rhamdhani.

Menurutnya, kolaborasi ini tidak hanya mendukung pengembangan teknologi mineral kritis, tetapi juga memperkuat peran periset Indonesia dalam menjawab tantangan global.

“Dengan kolaborasi seperti ini, kita berharap Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global mineral kritis, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau,” ucapnya.

Seminar ini tidak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi juga langkah strategis dalam mempercepat transformasi teknologi mineral kritis di Indonesia. BRIN berharap hasil seminar ini dapat mendorong lahirnya riset bersama dan implementasi teknologi di sektor industri. (arf/ ed: adl)