Tangerang Selatan – Humas BRIN. Kompetisi poster ilmiah bidang teknologi kemaritiman menjadi bagian dari International Multi-Disciplinary Symposium on Hydrodynamic Science and Technology (IMS–HydroST) 2025, di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, pada 22-23 September 2025.
Mengusung tema “Empowering Maritime Transformation: Green, Safe, Smart, and Sustainable Solutions through Multi-Disciplinary Collaboration”, kompetisi ini menjadi ruang aktualisasi generasi muda untuk menghadirkan solusi kemaritiman yang ramah lingkungan, aman, cerdas, dan berkelanjutan.
Beragam gagasan inovatif muncul dari mahasiswa S1, S2, S3, hingga fresh graduate. Para peserta terbagi dalam tiga kategori, yakni Smart and Advanced Marine Technology, Green and Sustainable Marine Technology, serta Safe and Resilient Marine Technology.
Kategori Smart and Advanced Marine Technology mendorong pemanfaatan teknologi canggih dalam sektor kelautan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan, seperti sistem otomatisasi dan analitik. Kemudian, kategori Green and Sustainable Marine Technology berfokus pada upaya mengurangi dampak lingkungan melalui energi bersih dan efisiensi sumber daya.
Sedangkan kategori Safe and Resilient Marine Technology menitikberatkan pada inovasi yang menjamin keselamatan dan daya tahan sistem maritim menghadapi risiko alam maupun buatan manusia.
Inovasi Konstruksi Laut hingga Sistem Pemantauan Gelombang Laut
Dari ratusan peserta, terpilih tiga karya terbaik di tiap kategori. Daffa Putra Islami (22), mahasiswa Universitas Sebelas Maret, menyabet juara pada kategori Smart and Advanced Marine Technology, dengan riset tentang analisis degradasi pelat baja akibat biofouling. “Penelitian ini dapat membantu insinyur memperkirakan perubahan integritas struktural pada konstruksi laut yang sering ditempati organisme seperti teritip,” jelasnya.
Di kategori Green and Sustainable Marine Technology, Mohammad Izzuddin Jifaturrohman (26), mahasiswa S3 Ocean Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, menghadirkan desain inovatif panel surya terapung untuk pemanfaatan energi surya di laut. Dia berharap, riset ini mendukung kemandirian energi bersih di Indonesia.
Sementara itu, Mukhamad Arif Ismail (22), mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, memenangi kategori Safe and Resilient Marine Technology dengan rancangan sistem pemantauan gelombang laut berbasis LoRa. Sistem ini diharapkan meningkatkan keselamatan masyarakat pesisir, nelayan, dan transportasi umum di perairan Indonesia.
Para pemenang lainnya juga menampilkan inovasi menarik, mulai dari teknologi pesawat amfibi, sistem peringatan dini tsunami berbasis pemodelan numerik, hingga pemanfaatan energi angin lepas pantai. Keseluruhannya menunjukkan potensi besar generasi muda dalam mendorong transformasi maritim Indonesia.
Perekayasa Ahli Pertama Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus penanggung jawab kompetisi, Ibnu Fauzi, mengatakan, transformasi maritim merupakan kebutuhan strategis dalam merespons perubahan iklim, perkembangan teknologi, dan tuntutan global akan efisiensi. Melalui kompetisi ini, BRIN berupaya menciptakan ekosistem riset yang mendorong kolaborasi lintas disiplin dan membuka ruang luas bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung pada riset hidrodinamika.
Menurutnya, ajang ini tidak hanya menilai visual poster, tetapi juga menimbang gagasan, metode, dan tingkat implementasi inovasi peserta.
“Kami ingin menjaring mahasiswa dari berbagai jenjang, baik dalam maupun luar negeri, untuk berkontribusi pada riset di PRTH BRIN. Banyak karya yang sudah melampaui teori dan berwujud prototipe nyata,” katanya.
Dia berharap, kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin setiap tahun, agar semakin banyak inovasi mahasiswa yang lahir dan siap diimplementasikan untuk mendukung kemajuan maritim Indonesia. (la, gp/ed:aj, tnt)
Tautan: