Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Periset BRIN Berbagi Tips dan Trik Menulis Jurnal Global

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Banyak penulis yang masih ragu memilih jurnal yang sesuai  dengan scope dan topik mereka. Kemudian masih ragu apakah makalahnya bisa masuk jurnal internasional kategori indeks Scopus Q1, Q2, Q3, Q4.

Kemudian banyak juga pengalaman-pengalaman semacam desk rejection, yaitu belum sampai masuk ke reviewer, tapi sudah mendapat penolakan oleh editor, serta beberapa kendala bagaimana merespon reviewer karena walaupun mendapat keputusan major maupun minor revision itu tidak ada jaminan bahwa selanjutnya makalah tersebut akan menerima.

Peneliti pada Pusat Riset Fotonik, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edi Kurniawan membahas topik ini pada Pelatihan Tips dan Trik Publikasi Karya Tulis Ilmiah, Selasa, (30/05) yang secara hybrid diselenggarakan di Gedung Manajemen 720, KST BJ Habibie, Tangernag Selatan.

Edi membagikan pengalaman bagaimana cara memilih jurnal, bagaimana melakukan persiapan sebelum submission, dan bagaimana merespon reviewer.

Pertama, cara memilih jurnal sebenarnya banyak pilihannya terutama bagi penulis yang sudah memiliki draf makalah, yaitu dengan memasukkan judul, dan abstrak draf. Kemudian bisa menggunakan beberapa metode seperti Web of Science, Journal Finder of Elsevier, maupun Journal Suggester of Springer.

Jadi sebenarnya banyak pilihan jurnal yang bisa kita tuju, jadi tinggal memasukkan judul, kemudian abstrak nanti pilihan jurnal yang bereputasi akan banyak menampilkan dari metode-metode seperti Web of Science, Journal Finder of Elsevier dan seterusnya, ujar satu dari 12 Periset Terbaik BRIN 2022.

Kedua, bagaimana melakukan persiapan sebelum submission.  Yang utama adalah harus memahami tipe artikel yang akan kita buat seperti apakah artikel regular, artikel review, artikel letter, kemudian harus mengikuti guideline atau template yang telah disediakan dari jurnal tersebut, jelasnya.

Edi menyarankan untuk menggunakan software LaTeX dalam penulisan artikel. Karena dengan menggunakan LaTeX maka kualitas penulisan akan lebih rapi, lebih profesional, dan biasanya editor ketika akan memproduksi jurnal menggunakan LaTeX sehingga terlihat sangat professional.

Untuk persiapan submission biasanya juga perlu menyiapkan dokumen pendukung seperti cover letter, title page, dan highlights. Penting untuk cover letter, kita perlu menuliskan konstribusi utama dari makalah kita dan menyebutkan bahwa makalah ini tidak di masukkan ke jurnal lain, ungkap Peneliti Ahli Utama BRIN.

Ketiga, bagaimana merespon reviewer. Penulis publikasi 22 jurnal global ini mengatakan bahwa harus menyiapkan letter of response sebaik mungkin. Ketika menyiapkan letter of response, kita bisa mulai dengan ucapan terima kasih kepada editor, dalam hal ini bisa editor-in-chief atau pun associate editor, kata Edi.

Ungkapan terima kasih kepada editor menunjukan appresasi karena sudah menangani makalah kita, mencarikan reviewer, dan kemudian mengambil keputusan berdasarkan masukan dari reviewer tersebut dan memberikan kesempatan kita untuk merevisi, tambahnya.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah merespon komentar-komentar dari reviewer sebaik mungkin.

Kita harus bisa mengidentifikasi apakah komentar tersebut suatu pertanyaan, saran, atau komentar yang kontradiksi. Jadi beberapa saran tidak harus diikuti semua kalau itu mengubah makalah secara total, sehingga kita bisa tidak mengikuti saran atau komentar dari reviewer asalkan mengimbangi dengan alasan yang kuat,imbuh Edi yang juga menjadi reviewer di 21 jurnal yang terindeks web of science.

Mendukung pelaksanaan pelatihan ini, Kepala Pusat Riset Fotonik, Isnaeni menyampaikan agar setelah pelatihan ini, periset mampu memingkatkan kuantitas dan kualitas artikel yang terbit di jurnal global, serta memperbesar peluang artikel diterima di jurnal global bereputasi. (hrd/ed:adl) 

Tautan:

https://www.brin.go.id/news/112960/periset-brin-berbagi-tips-dan-trik-menulis-jurnal-global

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

BRIN dan Iran Tingkatkan Kolaborasi Internasional Riset Nanoteknologi

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Berdasarkan hasil studi, kolaborasi internasional mengambil peran penting dalam mengembangkan nanoteknologi. Data kolaborasi internasional menunjukkan bahwa hasil paten nanoteknologi meningkat. Seperti di negara-negara Amerika, Asia, dan Eropa, ada yang membuka kolaborasi dengan terbuka ataupun secara selektif.

Perwakilan dari Departemen Farmakologi/Toksikologi, Universitas Ilmu Kedokteran Tehran, Iran Mahmoud Ghazi-Khansari, menjabarkan alasan keselamatan dijadikan pertimbahan dalam penyusunan peraturan, baik secara nasional maupun internasional. “Jika Anda melakukan pencarian di salah satu mesin pencari Anda seperti google, sampai dengan kemarin Anda dapat menemukannya lebih dari 200 juta situs data nanoteknologi, dan dari ini sekitar 62 situs utama yang terkait dengan keamanan nanoteknologi dan jika anda melihatnya secara global investasi pada teknologi ini semakin tinggi dan diperkirakan mencapai 228 miliar,” kata Mahmoud pada Iran-Indonesia Joint Workshop on Nanomaterials & Applications secara virtual, Kamis (23/02)..

“Saat ini publikasi tentang keamanan ada sekitar 28 publikasi, sebanyak 60% peduli dengan kesehatan manusia dan kemudian 12% tentang lingkungan. Sebenarnya setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekhawatirannya dan di sini temui kemungkinan masalah, untuk itu diperlukan standarisasi.  Saat ini Indonesia  dan saya telah menjadi anggota tim di ITC 229, ke depannya akan diatur kolaborasi dalam hal seperti yang saya sebutkan 10% dari standar ISO telah dikembangkan,” imbuh Mahmoud.

Kepala Pusat Fotonik BRIN, Isnaeni, menyampaikan topik penting yang perlu diangkat dalam workshop  yaitu  pemanfaatan laser untuk membuat berbagai jenis partikel nano. “Dengan menggunakan bantuan laser, maka proses sintesis partikel nano menjadi sangat mudah, cepat dan tidak membutuhkan banyak bahan kimia seperti pada proses sintesis yang lain. Partikel nano yang sudah dicoba dibuat dengan teknik laser ablasi dan ion reduksi ion antara lain partikel nano emas, perak, zinc, quantum dot, karbon dot dan masih banyak lagi,” ungkap Isnaeni.

Ia menambahkan bahwa fasilitas laser ini terbuka untuk kolaborasi. “Fasilitas laser yang tersedia di BRIN adalah laser pulsa Nd:YAG dan laser pulsa femto detik yang merupakan satu-satunya laser femto detik yang ada di Indonesia. Semua fasilitas laser ini terbuka untuk umum melalui jalur kolaborasi riset,” ucap Isnaeni.

Kemudian Kepala Pusat Riset Fisika Kuantum, Ahmad Ridwan Tresna Nugraha, menjelaskan sumber daya peneliti yang eksis serta berbagai riset yang tersedia di pusat risetnya. “Kelompok riset kami ada Theoritical High-Energy Physics, Experimental High-Energy Physics, Quantum Metter Theory, Quantum Simulation, dan Quantum Devices and Technology,” sebutnya.

“Pada pusat riset fisika kuantum, minat riset awal yaitu fisika yang bersifat  teori dan komputasi, perhitungan ab inisi, struktur elektronik, termoelektrik, sifat optik, interaksi materi cahaya, dan spektroskopi,” terangnya.

“Jika menggunakan prinsip-prinsip fisika kuantum, kita dapat memprediksi, menjelaskan, dan mensimulasikan sifat-sifat nanomaterial yang menjadi penopang dari berbagai teknologi kuantum di masa depan, seperti komputer kuantum hingga kriptografi,” ulas Ahmad Ridwan dalam paparannya tentang Efficient Simulation of Quantum Many-Particle System Using Classical Computers.

Dalam acara yang sama, Kepala Pusat Riset Teknologi Pertambangan BRIN, Anggoro Tri Mursito, menyampaikan bagaimana pengembangan juga kesiapan industri pertambangan dalam negeri, khususnya pada riset dan inovasi.

Anggoro mengatakan, PR Teknologi Pertambangan terdiri dari 6 kelompok riset antara lain eksplorasi pertambangan, teknologi praktik pertambangan, pengelolaan dampak pertambangan, pengolahan mineral, logam dasar dan logam mulia, serta pengolahan mineral bukan logam, batuan dan batubara. “Dari enam kelompok riset, khususnya pada keahlian geologi, geofisik, teknik pertambangan, maupun lingkungan dan juga teknik kimia, dan masih banyak lagi,” ujar Anggoro.

Teknologi pertambangan juga ada beberapa kegiatan pengolahan sumber sekunder antara lain e-waste, limbah industri pertambangan, pertambangan perkotaan. “Kami telah menggunakan mineral processing technology dalam produk prekursor senyawa logam berharga, untuk bahan baku baterai kendaraan listrik, magnet, sensor, fortifikasi makanan, dan material canggih lainnya,” kata Anggoro.

Teknologi Pertambangan juga mempunyai teknologi untuk pengolahan nikel laterit menjadi nikel pig iron (NPI) dengan memanfaatkan host blast temperature. “Dan satu lagi, beberapa mahasiwa juga sukses untuk produk nano iron yang sebagian besar dari nano ion serta nano nikel yang berasal dari laterit. “Ada beberapa aplikasi dari produk semacam ini, maka pada masa mendatang beberapa riset pada beberapa mahasiswa juga akan terus berlanjut,” ujarnya. (hrd,mfn,esw/ed:adl)