BRIN, ITB, dan Tel-U Kolaborasi Riset Teknologi Kuantum 2.0

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Pusat Kolaborasi Riset Teknologi Kuantum (PKR) 2.0 yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University (Tel-U), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyelenggarakan Seminar & Focus Group Discussion, secara hybrid di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Tangerang Selatan dan KST Soekarno, Cibinong, Kamis-Jumat (23-24/11).

Ahmad Ridwan Tresna Nugraha, Kepala Pusat Riset Kuantum BRIN, mengatakan bahwa PKR merupakan pusat kolaborasi riset yang diinisiasi oleh BRIN, kemudian dipimpin oleh pihak kampus yang mengusulkan dan melakukan kolaborasi dengan instansi-instansi.

Ia menerangkan bahwa PKR merupakan program multi tahun dengan kolaborasi antar instansi. “PKR Teknologi Kuantum 2.0 ini dibentuk oleh Institut Teknologi Bandung dengan Andriyan Bayu Suksmono sebagai ketuanya, kemudian melibatkan BRIN di Pusat Riset Fisika Kuantum, Pusat Riset Fotonika, Pusat Riset Komputasi, serta Telkom University,” terang Ridwan. 

Pada acara ini, peserta diajak berdiskusi dan mendapatkan ide-ide bersama, serta mendengarkan presentasi. Kemudian, workshop dengan pelatihan-pelatihan kecil, tutorial, serta update riset dari BRIN, Tel-U, dan ITB.

“Manfaatkan momen ini untuk mempererat hubungan dan berinteraksi. Untuk mahasiswa, kenali sesama dari berbagai kampus,” ajak Ridwan.

“Peneliti, meskipun berbeda homebase, kita bisa berkumpul. Untuk kolaborasi, optimalkan jejaring di ITB, Tel-U, dan tempat lainnya,” imbuhnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Pusat Kolaborasi Riset Kuantum 2.0, Andriyan Bayu Suksmono menyampaikan sekilas pencapaian hingga tahun kedua.

“Melalui kerja sama (PKR), kita berhasil mendapatkan pencapaian yang signifikan, terutama dalam publikasi penelitian di jurnal internasional. Selain itu, dampaknya juga terlihat dalam pengaruh yang diberikan pada tren penelitian di masing-masing kelompok, yang tadinya bekerja pada bidang murni masing-masing, saat ini mulai banyak yang ke arah teknologi kuantum. Hal ini penting untuk mengejar ketertinggalan kita pada bidang yang maju dengan sangat pesat di berbagai negara, ujarnya.

Andriyan menjelaskan bahwa pada tahun pertama, kegiatan ini sedikit terdampak oleh adanya pandemi Covid-19. “Tahun ini, kami melihat perkembangan yang meningkat di BRIN, ITB, dan Tel-U. Semoga tahun depan kita bisa melanjutkan dan mencapai hasil yang lebih baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Donny Dwiputra, peneliti postdoctoral di kelompok riset materi kuantum pusat riset fisika kuantum BRIN, menjelaskan mengenai tools dari komputasi untuk fisika kuantum bernama QuTIP atau Quantum Toolbox in Python.

QuTIP merupakan satu dari banyak tools yang dapat digunakan untuk mempelajari sekaligus mengeksplorasi  riset lebih jauh mengenai teknologi kuantum.

Donny berharap lebih banyak mahasiswa atau rekan peneliti yang mendalami bidang teknologi kuantum. “Mengingat bahwa dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, perkembangan teknologi kuantum diperkirakan akan meningkat pesat di seluruh dunia,” ucapnya.

“Mari kita berperan aktif dalam riset pada teknologi kuantum, sehingga kita tidak hanya menjadi penonton,” pungkasnya. (hrd/ ed: adl)

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/brin-itb-dan-tel-u-kolaborasi-riset-teknologi-kuantum-20