Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Kepala ORNM Raih Peringkat Istimewa pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional Angkatan LVI

Jakarta – Humas BRIN.Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rato Nuryadi meraih Prestasi Istimewa dengan terpilih sebagai peringkat pertama dalam Pelatihak Kepemimpinan Nasional (PKN) Angkatan LVI tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI), Jakarta, Rabu (09/08). Pelatihan ini berlangsung mulai 27 Februari hingga 9 Agustus 2023.

Ratno mengatakan, prestasi ini tidak hanya merupakan penghargaan individu baginya, tetapi juga mencerminkan semangat dan dedikasi tim BRIN, dalam mengembangkan riset dan inovasi dalam negeri.

“PKN Angkatan LVI tahun 2023 memberikan pelajaran berharga tentang adaptasi dan inovasi dalam pembelajaran di tengah tantangan global. Diharapkan bahwa langkah-langkah positif ini akan terus berlanjut dan memberikan inspirasi bagi lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya untuk terus berkembang di masa yang akan datang,” ujarnya.

Pada pelatihan tersebut, ungkap Ratno, peserta terlibat dalam serangkaian sesi pembelajaran yang mencakup berbagai aspek, meliputi kepemimpinan, manajemen, dan kolaborasi. Pada Angkatan LVI tahun 2023, PKN merupakan angkatan pertama yang menerapkan metode pembelajaran berbasis blended learning, sebuah pendekatan yang menggabungkan sesi klasikal (offline) dan daring (online), yang diselenggarakan oleh LAN-RI.

Metode blended learning ini menurut Ratno, memungkinkan para peserta untuk berinteraksi secara langsung dalam sesi klasikal di lokasi yang telah disiapkan, namun juga memberikan fleksibilitas untuk mengikuti sebagian materi secara daring. Ini merupakan terobosan penting yang memungkinkan peserta untuk tetap mendapatkan pengalaman berharga dari sesi tatap muka.

Selain itu,  peserta memiliki kesempatan untuk belajar dari berbagai pemimpin dan pakar industri, serta berkolaborasi dengan sesama peserta dari berbagai  latar belakang profesi dan daerah. Dalam suasana yang penuh semangat, peserta berhasil menyelesaikan berbagai tantangan dan proyek kolaboratif yang dirancang untuk mengasah keterampilan kepemimpinannya.

Selain Ratno, peserta dari BRIN yakni Iman Hidayat, Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL), Yopi, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah (RIDA), serta Ratno Nuryadi Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM). Ketiga perwakilan BRIN tersebut berhasil menunjukkan dedikasi dan komitmen, dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.

Sebagai peserta yang meraih penghargaan prestasi dalam pelatihan, dalam Proyek Perubahannya Ratno mengusung tema ‘Akselerasi Kolaborasi Riset Material melalui CO-IMP@CT untuk Meraih Keunggulan Industri’.

Peran Proyek Perubahan BRIN

Dalam kesempatan terpisah, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mentor dari ketiga perwakilan BRIN, menjabarkan bahwa proyek perubahan dari BRIN ini, semuanya memiliki keunikan tersendiri.

“Ketiganya bertujuan untuk mempercepat proses yang riil di unit kerjanya masing-masing. Baik dari Deputi Riset dan Inovasi Daerah, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, serta Organisasi Hayati dan Lingkungan,” jelasnya.

BRIN sebagai executing agency melayani program riset nasional, mencoba untuk membuat kebijakan berbasis sains. “Untuk Deputi RIDA, pada kasus BRIDA di Provinsi Bali, bisa membuat resep generik untuk diterapkan di daerah lain. Hanya fokusnya dibedakan sesuai kemampuan daerahnya. Konsepnya cukup bisa diterima sehingga bisa menjadi Perda,” tuturnya.

Handoko melanjutkan untuk Kepala ORNM, yaitu bagaimana melakukan transfer teknologi berbasis kolaborasi dengan mitra, untuk keunggulan industri material dari pertambangan. “Dalam berkolaborasi, tentu harus punya modal, ORNM BRIN bisa mengambil peran penting. Bagaimana berkolaborasi, mitra bisa masuk dengan skema seperti program kolaborasi riset dan infrastruktur terbuka,” terang Handoko.

Kemudian untuk proyek perubahan Kepala ORHL, Handoko menjelaskan tugas BRIN dengan model bisnis yang berbeda. “Kita mempunyai keuntungan modal awal sudah ada, yakni kekayaan alam. Jadi bagaimana organisasi secara saintifik, melalui delegasi RI, bisa bernegosiasi mendukung kebijakan di forum global,” ujarnya sebagai alumni LAN.

Sementara Coach Suseno dari LAN RI menyatakan apresiasinya kepada ketiga peserta PKN dari BRIN. “Luar biasa ketiga peserta dari BRIN ini. Tantangannya hanya harus fokus. Tiga-tiganya memiliki benang merah yang bagus. Semangat untuk para Eselon 1 ini untuk bertugas membuat BRIN berjaya,” pesannya. (esw, ls, adl/ed:pur)

Sumber :

Web BRIN :

https://www.brin.go.id/news/114278/kepala-ornm-raih-peringkat-istimewa-pada-pelatihan-kepemimpinan-nasional-angkatan-lvi

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Kepala BRIN Sampaikan Strategi Jitu bagi Periset

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Sebagai lembaga riset yang menginjak usia dua tahun, pimpinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan pertemuan intensif, antara manajemen dengan organisasi riset. Pertemuan yang dipimpin oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi (monev) kegiatan yang dilakukan oleh para periset BRIN.  

Kali ini bertempat di Ruang Rapat Pleno Gedung Manajemen 720 KST BJ Habibie, Tangerang Selatan, Kamis (25/05), giliran Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) yang dimonev oleh Kepala BRIN.

“Kami ingin melihat program dan mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh teman-teman, untuk tahun 2025 dan 2029, apa yang perlu dibantu atau perlu dipertajam risetnya,” ungkap Handoko.

Menurutnya meskipun riset ORNM sudah diperkirakan dapat berjalan mandiri, namun masih perlu strategi memperkuat periset dan kelompok riset (KR).

“Namun, tidak semua pusat riset (PR) di ORNM di posisi yang mandiri, sehingga perlu ada perhatian khusus dari Kepala OR. PR harus berbasis bidang kepakaran, sementara aktivitas atau proyek riset ada di KR,” ulasnya.

Kemudian, ia menerangkan agar kepakaran periset makin berkembang, maka harus berkumpul bersama dengan kepakaran yang sama. “Oleh karena itu KR bisa lintas PR atau OR. Saya lihat di beberapa PR, KR masih top down, padahal seharusnya KR itu bottom up,” ujar Handoko.

“Kalau bottom up, ketua KR adalah orang yang punya topik riset atau ketua proyek, jadi punya kepentingan, istilahnya champion,” ucapnya.

Selain champion, yang harus difasilitasi oleh para kepala PR adalah adanya sivitas periset yang bermasalah, tidak dapat mengerjakan riset. “Seringkali banyak yang tidak paham apa kemampuan dan passion-nya. Jadi harus difasilitasi oleh kepala PR, misalnya diarahkan agar pindah PR atau fokus sekolah,” sebutnya.

“Sebagai kepala PR itu harus ada empati, fasilitasi, tapi tidak usah pusing urusan masing-masing sivitas. Tidak usah buang waktu yang tidak perlu. Perkara administratif serahkan ke BOSDM. Kepala PR fasilitasi saja yang champion, agar bisa menjalankan risetnya dengan baik,” pesan Kepala BRIN.

Selanjutnya, hal yang menjadi perhatian pimpinan adalah proposal kegiatan riset yang dianggap masih belum matang. “Untuk mengantisipasinya, pastikan setiap pekan ada seminar rutin, semua proposal yang akan submit harus diseminarkan dulu. Karena kalau diseminarkan, bisa ada pandangan lain yang lebih bagus,” kata Handoko.

“Sebagai periset, perlu ada komunikasi terbuka. Melalui seminar rutin di PR atau KR, kita jadi tahu, apakah para periset mengerjakan riset di jalur yang tepat,” imbuhnya.

Kepala BRIN berpesan kepada kepala ORNM, bahwa rumah program harus melalui program call for a proposal. “Melalui prosedur ini, nanti akan ketahuan mana periset yang betul-betul kerja atau yang tidak,” jelasnya.

Strategi Bermitra bagi Periset

Handoko mengingatkan bagi ORNM yang terdiri dari 480 periset, agar hati-hati dalam memilih mitra. “Saya wanti-wanti kepada kepala PR, agar tepat memilah mitra riset dari universitas luar negeri. Khususnya untuk para doktor di PR. Jangan misalnya ada 20 doktor, lalu punya 20 mitra. Lebih baik 1 mitra tetapi dikawal oleh 3 doktor, sehingga masif programnya,” tegas Kepala BRIN.

“Punya mitra itu berat, karena harus jadi host. Lebih bagus misalkan mitranya itu bisa terima program DBR (degree by research), postdoc, dan riset proposal bersama,” lanjutnya.

Mengenai adanya champion di PR yang masih terbatas, Handoko menyebutkan bahwa pimpinan berperan untuk membantu, agar para periset itu bisa diterima oleh mitra universitas luar, untuk tujuan yang baik.

“Untuk mencari kolaborasi yang benar-benar bagus itu sulit, perlu trust. Sementara track record champion yang sangat kuat itu masih sedikit. Nanti dari manajemen akan mencoba kolaborasi dengan negara-negara yang lebih mudah dijajaki,” terang Kepala BRIN. 

Pada pertemuan dengan Kepala BRIN tersebut, Kepala ORNM, Ratno Nuryadi, memaparkan rumah program ORNM, SDM periset, peta jalan riset, dan kondisi saat ini di lapangan. 

Kemudian Handoko berdiskusi terkait program riset yang disampaikan oleh para kepala PR di lingkungan ORNM. Dirinya menyampaikan bahwa yang penting dalam memulai kegiatan riset adalah menemukan problem (masalah) yang jelas.

“Cari mitra dan tanyakan apa problem-nya, jadi kita punya definisi problem yang proven, jangan coba-coba mengawang-awang problem sendiri,” ujarnya.

“Kita jangan mengulang problem yang sudah mereka kerjakan. Dari sana, baru bisa kita modifikasi solusi untuk mitra,” tambah Handoko.

Handoko menjabarkan bahwa riset itu berangkat dari problem, bukan untuk coba-coba. “Yang utama itu harus clear dulu problem-nya, jangan-jangan selama ini riset kita bukan permasalahan yang ada. Jadi periset harus langsung bertanya kepada mitra, apa problem-nya,” tegasnya. (adl)

Tautan:

https://brin.go.id/news/112904/kepala-brin-sampaikan-strategi-jitu-bagi-periset

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

BRIN Dukung Mitra Industri Luncurkan Produk Inovasi Baja Ringan Zinium Diverson

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan dukungan terhadap perkembangn industri baja di Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada acara peluncuran produk zinium diverson di main hall Garuda-Heritage ICE BSD City, Rabu (16/11).

“BRIN turut mendukung penyediaan produk bahan baja ringan. Kami berharap keberadaan laboratorium teknik pengujian BRIN dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak industri,” kata Handoko.

Dalam kesempatan tersebut Handoko memberikan sertifikat dukungan produk inovasi zinium diverson kepada Direktur Utama PT Sunrise Steel. Sementara Kepala Pusat Riset Material Maju BRIN, Wahyu Bambang Widayanto memberikan pemaparan capain hasil pengujian produk uji dari BRIN.

Pada acara peluncuran produk tersebut, juga dilakukan penandatanganan kerja sama dalam bentuk Letter of Intent (LoI) antara PT Sunrise Steel dengan  BRIN. Penandatanganan kerja sama LoI tersebut diwakili oleh Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Ratno Nuryadi dan  Direktur Utama PT Sunrise Steel Henry Setiawan selaku.

Direktur utama PT Sunrise Steel, Henry Setiawan mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan peluncuran produk bahan baja ringan pertama dengan komposisi lapisan alumunium seng yang berbeda sisi atas dan bawah. “Sejak perusahaan berdiri di tahun 1978, kami berupaya memasarkan lapisan alumunium seng dengan harga terjangkau dan  memiliki masa pakai lebih panjang,” ungkap Henry.

Turut pula hadir dari Osman Semesta Susilo, Wakil Direktur MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), yang memberikan penganugerahan MURI kepada PT Sunrise Steel atas rekor yang dipecahkan, yakni perusahaan pertama yang memproduksi bahan baja ringan dengan komposisi lapisan alumunium seng yang berbeda sisi atas dan bawah.                                               

Sebagai tanda peluncuran produk, dilakukan pemukulan gong yang oleh Direktur Utama PT Sunrise Steel didampingi Kepala BRIN menandakan produk zinium diverson resmi dipasarkan. (mfn/ ed: adl)

Sumber : https://brin.go.id/news/110885/brin-dukung-mitra-industri-luncurkan-produk-inovasi-baja-ringan-zinium-diverson

Categories
Uncategorized

BRIN Tajamkan Fokus Rumah Program untuk Tiga Organisasi Riset di KST BJ Habibie

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko bersama jajaran manajemen BRIN mengadakan Rapat Pimpinan (Rapim) penyusunan rumah program 2023. Pada rangkaian Rapim ini, dilakukan pembahasan rumah program (RP) dari tiga Organisasi Riset (OR) yang berbasis di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie Serpong, yakni OR Nanoteknologi dan Material (ORNM), OR Energi dan Manufaktur (OREM) dan OR Tenaga Nuklir (ORTN). Acara ini berlangsung di Gedung 71, KST BJ Habibie, Rabu (16/11).

Dalam sambutannya Laksana Tri Handoko mengarahkan bahwa penyusunan Rumah Program (RP) 2023 ini merupakan amanat dari Bappenas yang perlu dilaksanakan. “Rumah program 2023 ini bisa dilakukan tanpa harus melalui Call for Proposal tetapi Call for Join Collaboration, dan ini menjadi tugas inti Kepala OR. Kolaborasi ini dimungkinkan melibatkan pihak eksternal BRIN. Jika ada kendala terkait peralatan atau SDM, dapat dicarikan solusi dengan harapan target 2023 hingga 2024 tercapai,” terangnya.

“Kepala OR diharapkan dapat fokus pada rumah program yang menjadi tusinya. Untuk Call for Join Collaboration harus terarah karena program dari organisasi riset sangat generik dan harus dicermati bersama,” imbuh Handoko.

Pada kesempatan tersebut, Kepala ORNM Ratno Nuryadi menyampaikan bahwa ORNM merencanakan RP1 dan RP2. “Hasil riset RP1 nanoteknologi dan material maju terdiri dari 4 purwarupa, 200 KTI global, dan 50 HKI. Sementara untuk RO RP2 adalah hasil riset sains  fundamental molekuler berupa 1 purwarupa, 100 KTI global, dan 10 HKI,” ungkapnya.

Berdasarkan arahan Kepala BRIN, ORNM akan mengembangkan 3 fokus kegiatan rumah program, yakni riset material alat kesehatan, instrumentasi pertanian, dan sains fundamental molekuler.

Berikutnya Kepala OREM Haznan Abimanyu menjabarkan Rumah Program yang akan dikembangkan, yaitu energi baru dan terbarukan. “Hasil pengembangan energi baru dan terbarukan pada dua tahun mendatang difokuskan pada prototipe turbin organic rankine cycle (ORC), terkait dengan potensi sampah, excess panas proses industri, pemanfaatan fuel cell, dan penyimpanan hidrogen,” ujarnya

Menanggapi pemaparan dari OREM, Handoko memberikan arahan agar OR menjalin komunikasi dengan industri untuk melakukan magang industri bagi periset, berfokus pada cofiring katalis dari biomassa, serta mengembangkan teknologi proses yang tepat guna. “Buatlah teknologi tepat guna agar dapat digunakan oleh industri, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi, agar produk menjadi lebih baik dan mutu yang terjaga,” pesannya.

Kemudian pada sesi berikutnya, Kepala ORTN Rohadi Awaludin menjelaskan Rumah Program yang akan dikembangkan di tahun 2023. “Tiga program kami yaitu energi untuk pembangunan berkelanjutan, daya saing industri untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal dan daya saing produk dalam negeri, serta keselamatan dan keamanan radiasi untuk meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat dari bahaya radiasi,” tuturnya.

Handoko menganjurkan ORTN agar lebih fokus kepada pengembangan nuklir untuk kesehatan, khususnya Radioisotop dan Radiofarmaka (RI/RF). Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya permintaan dari beberapa rumah sakit di Indonesia terkait kebutuhan RI/RF, baik untuk terapi maupun pengobatan. “Tujuannya selain disebabkan oleh kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat, juga mengurangi impor untuk nuklir medisinal,” ulasnya. (jp,esw,ls/ ed: adl)

Sumber : https://brin.go.id/news/110867/brin-tajamkan-fokus-rumah-program-untuk-tiga-organisasi-riset-di-kst-bj-habibie

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Kepala BRIN Raih NDCC Scientist Achievement Award

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, seorang peneliti fisika partikel, menerima penghargaan dari Nanotech Development Center and Consultant (NDCC) di Auditorium Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, pada Jumat (7/10). Pemberian penghargaan tersebut merupakan bagian dari acara Grand Launching Kresna 2023 dan program Edusmart NDCC.

Kepala Organisasi Riset Nano Teknologi dan Material BRIN, Ratno Nuryadi, hadir menerima NDCC Scientist Achievement Award mewakili Laksana Tri Handoko. “Merupakan suatu kehormatan untuk keluarga besar BRIN, dengan perolehan penghargaan dari NDCC di acara grand launching Kresna 2023 dan program untuk satu siswa satu inovasi,” ujarnya.

Ratno turut mengenalkan KST BJ Habibie yang merupakan nama baru untuk pengganti Kawasan Puspiptek. “Pada Hari Kebangkitan Nasional 10 Agustus 2022, Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) berubah menjadi KST BJ Habibie. Tentu hadirin di sini sudah mengenal siapa BJ Habibie. Selain di sini, ada tiga KST lain yang juga berganti nama,” terangnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa acara ini bisa mendorong edukasi dan membantu riset serta inovasi di BRIN, karena masih kurangnya jumlah periset di Indonesia. “Siswa adalah calon periset di masa depan. Untuk 10 atau 15 tahun ke depan, perisetnya adalah siswa yang berada di acara sekarang ini,” ungkapnya.

“Oleh karena itu, BRIN mendukung acara ini dan para siswa dapat berkunjung untuk melihat fasilitas riset yang ada di BRIN, salah satunya di KST BJ Habibie yang memiliki reaktor nuklir,” ucap Ratno.

Selain Kepala BRIN, yang juga menerima penghargaan adalah Niki Prastomo, dosen Jurusan Teknik Fisika sekaligus Dekan Fakultas Teknik dan Informatika di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Dalam acara tersebut, CEO NDCC, Irania, menyampaikan bahwa Kresna 2023 adalah lomba karya ilmiah untuk siswa berprestasi yang diadakan pada tingkat kabupaten kota. Sementara Edusmart yaitu program pengembangan keterampilan dan pembelajaran berbasis STEM untuk siswa, guru, dan sekolah di Indonesia.

“Semoga pelaksanaan acara pada hari ini bisa bernilai untuk kita semua, dan dapat  mengembangkan potensi bagi siswa berprestasi. Smart Education for All, dengan semangat satu siswa satu inovasi,” jelas Irania.

Pada kesempatan yang sama, Muslim selaku Kepala Bidang Pendidikan SMP Tangerang Selatan yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, turut mengapresiasi kegiatan ini. “Acara ini istimewa karena siswa dan guru dari DKI Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, dan Serang dapat bersilaturahmi dan berkumpul dalam wahana ilmiah. Tujuannya yaitu satu siswa satu inovasi, yang nantinya dapat menghasilkan generasi emas yang bermanfaat untuk negara Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan olehnya kurikulum yang ada sekarang yaitu guru harus dapat mengembangkan minat siswa. “Para guru harus dapat mengembangkan minat tiap siswa untuk mengembangkan pembelajaran berbasis diferensiasi,” katanya.

“Dengan adanya acara launching satu siswa satu inovasi, diharapkan riset yang dilakukan oleh siswa nantinya, dapat menciptakan siswa yang cerdas dan berkarakter, menghargai orang lain, menghargai orang tua, menyayangi adik yang lebih muda, dan toleran terhadap sesama. Dengan dibantu oleh Nanotech Indonesia Global Tbk, semoga para siswa dapat mengembangkan penelitian,” pesannya.

Sementara Suryandaru, CEO PT Nanotech Indonesia Global Tbk, memaparkan bahwa Nanotech adalah perusahaan satu-satunya di pasar modal yang berbasis dari laboratorium, serta memiliki  akselerasi terbesar dengan capaian positif.

“Pada momentum kali ini, diharapkan para siswa dapat melihat bahwa riset itu bukan sesuatu yang  sulit. Karena riset malah dapat menjadi solusi dari suatu masalah yang ada. MIsalnya jika ingin menyelesaikan suatu masalah, seperti tidak tersedianya air bersih atau menciptakan sepeda di atas air,” ulasnya.

Diterangkan oleh Suryandaru, di Tangerang Selatan terdapat KST BJ Habibie, yaitu satu-satunya yang memiliki fasilitas untuk menjadi tempat pendidikan teknologi terbaik di Tangerang Selatan. “Contohnya mobil listrik ada KST BJ Habibie. Sains dan teknologi diharapkan dapat menjadi kunci yang memajukan Indonesia,” sebutnya.

Dengan kehadiran Nanotech Indonesia Global Tbk, Suyandaru berharap agar sains dapat menjadi sesuatu yang menarik  untuk dibicarakan oleh generasi muda. “Nanotech akan membuat banyak program yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan dapat membantu membuat paten untuk penelitian yang dilakukan oleh siswa,” urainya.

Kemudian, pada sesi sharing session, tiga narasumber memberikan motivasi bagaimana melakukan riset untuk para peserta yang hadir. Tiga motivator tersebut adalah Suryandaru, CEO Nanotech, Agus Fanar Syukri, peneliti BRIN, dan Kepala Sekolah MTs Negeri 18 Jakarta yang pernah mendapatkan layanan dari NDCC. Saat diskusi, para siswa sangat antusias bertanya kepada narasumber.

Sebagai informasi, grand launching ini dihadiri oleh siswa dan guru yang berasal dari 35 Sekolah Menengah Atas yang berasal dari Tangerang Selatan, DKI Jakarta, dan Serang. Acara ini turut menampilkan tari saman persembahan dari SMA Negeri 2 Tangerang Selatan dan angklung dari SMP Negeri 8 Tangerang Selatan. (mfn/ ed. adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/110515/kepala-brin-raih-ndcc-scientist-achievement-award

Categories
Nanoteknologi & Material Riset & Inovasi

Mempercepat Akselerasi Riset Nanoteknologi dan Material melalui Peningkatan Kualitas SDM dan Infrastruktur

Serpong, Humas BRIN. Dalam rangka meningkatkan akselerasi riset dan inovasi di bidang nanoteknologi dan material, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, berkoordinasi dengan Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) BRIN serta para Kepala Pusat Riset (PR) di bawah OR NM, di Gedung Manajemen, Kawasan Sains dan Teknologi Puspiptek, pada Rabu (11/5).

Di hadapan peserta rapat, Handoko menyampaikan bahwa OR NM sudah memiliki modal awal yang cukup, yakni sumber daya periset. “OR NM sudah dimodali sumber daya manusia yang berasal dari dalam negeri dan diaspora. Saya tidak pesimis karena bibitnya cukup bagus, bisa mempercepat critical mass SDM unggul di BRIN,” terangnya.

Menurutnya, kondisi satker saat ini OR NM ada yang belum ideal, masih menjadi tantangan dalam hal kualifikasi SDM. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan skema program yang ada di BRIN. “Mungkin ada di satker yang perlu ditingkatkan SDM-nya,” jelasnya.

Kemudian jumlah periset di satker OR NM berbeda-beda, ada yang jumlahnya sedikit dan ada yang banyak. bukan merupakan masalah. “Justru rasio output bisa lebih baik bila satker dengan jumlah periset tidak terlalu besar namun jumlah publikasi besar,” imbuhnya.

Handoko cukup optimis dengan potensi tambahan SDM untuk OR NM. “Saya yakin, tidak terlalu pesimis, untuk bisa merekrut periset lain. Bidang material ini cukup mudah untuk mendapatkan talenta baru, baik dalam negeri maupun diaspora,” ungkapnya

Dalam kesempatan tersebut, Kepala OR NM, Ratno Nuryadi menayangkan profil OR NM. Baik dari PR Teknologi Pertambangan, PR Metalurgi, PR Material Maju, PR Kimia Maju, PR Teknologi Polimer, PR Fisika Kuantum, dan PR Fotonik. “Saat ini secara keseluruhan, jumlah SDM OR NM dengan jenjang S3 ada 36 persen dan S2 39 persen,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Handoko menegaskan pentingnya periset melanjutkan pendidikan hingga strata-3. “Di pusat riset, yang S1 dan S2 harus dimotivasi oleh kepala pusat untuk S3. Periset yang sudah S3, harus menjadi pembimbingnya. Karena sudah ada skema atau platformnya. Seperti program degree by research yang ada di BRIN. Asalkan ada sekolah yang mau menerima, bisa. Tidak ada diskriminasi umur. Jadi tidak ada alasan untuk tidak sekolah,” tegasnya.

Langkah awal yang bisa dilakukan OR NM adalah membuat program sekolah untuk sasaran kinerja pegawai (SKP) bagi perisetnya. “Buat SKP sekolah, jadi tiga tahun selesai. Selesaikan masalah di periode ini, jangan mewariskan masalah ke periode berikutnya. Agar kepala PR berikutnya bisa memikirkan permasalahan yang lebih jauh,” pesan Kepala BRIN.

Sejalan dengan peningkatan kualitas SDM perlu juga Handoko mengharapkan OR NM memiliki program pasca doktoralnya. “Pilih topik-topik apa yang sesuai. Agar alat-alat laboratorium yang dimiliki oleh kedeputian infrastruktur, bisa teruji dengan baik. Kemudian buat strategi visiting professor. Kunjungan ke laboratorium yang juga pakai alat itu. Jadi meski alatnya yang dipesan belum datang, kita sudah siap,” jelasnya.

Mengenai pusat riset yang terdiri berbagai jabatan fungsional, Handoko menerangkan bahwa dari apa pun jabatan fungsionalnya, semua akan sama hasil kerja minimal (hkm) periset. Baik itu peneliti, perekayasa, pranata nuklir, atau lainnya yang ada di pusat riset. Jadi mungkin ada pegawai BRIN yang ingin beralih jabatan fungsionalnya peneliti.

“Jabatan fungsional itu urusan pribadi, tetapi penugasan terkait dengan tugas kantor. Kalau mau disinkronkan boleh saja. Namun bukan pekerjaan kantor untuk memfasilitasi angka kredit. Tugas ASN adalah untuk melayani masyarakat. Kalau mau pindah jabatan fungsional ke peneliti basisnya output, bukan basis proses atau dokumen. Misal paten, publikasi, dan lisensi,” urai Handoko.

Terkait dengan bagaimana dengan ada sivitas pusat riset yang belum bisa melakukan riset. Handoko memberikan alternatif program magang industri sesuai keahlian periset. “Bisa magang ke industri skala kecil. Jika ada permintaan dari industri yang perlu bantuan. nanti setelah magang yang lamanya misalkan satu bulan, bisa bawa masalahnya ke PR, diselesaikan bersama. Output-nya bisa paten,” terangnya.

Dalam forum pimpinan tersebut, sejumlah pertanyaan mewakili periset diutarakan oleh para kepala PR. Seperti terkait pengadaan alat, lokasi co-working space (CWS), dan laboratorium untuk bekerja. Menjawab hal itu, Handoko bersama Kedeputian dan Biro di BRIN mengupayakan strategi pengadaan alat baru, pengelolaan CWS, dan laboratorium berdasarkan kategori karakter pekerjaannya.

“Kita akan atur ulang infrastruktur, tidak melihat OR atau PR-nya. Contohnya komputasi fisika akan digabung dengan elektronika dan informatika. Bisa disatukan juga laboratorium baterai yang ada di berbagai eks-LPNK. Akan banyak moving area tanpa sekat-sekat,” ungkap Handoko.

Infrastruktur inilah yang menjadi kunci dalam mendukung kualitas SDM di BRIN. “Ini memang proses yang tidak mudah, kantor dan laboratorium ada pengelolanya sendiri. Sesuai pengalaman saya di negara luar, tidak ada pusat riset yang memiliki laboratorium sendiri. Ada direktorat tersendiri untuk pemeliharaannya. Semoga penataan laboratorium segera selesai. Antar OR dan PR dapat saling paham tidak saling bersinggungan,” pungkas Handoko. (adl)

Sumber : https://www.brin.go.id/press-release/103861/mempercepat-akselerasi-riset-nanoteknologi-dan-material-melalui-peningkatan-kualitas-sdm-dan-infrastruktur

Categories
Riset & Inovasi

RT-LAMP Telah Teruji Secara Saintifik dan Penuhi Standar Regulasi

Jakarta – Humas BRIN, Metode RT-LAMP (reverse transcription loop mediated isothermal amplification) untuk mendeteksi Covid-19 diklaim telah terbukti secara saintifik dan memenuhi standar regulasi yang berlaku. Riset pengembangan RT-LAMP memakan waktu hingga 2 tahun, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun 2020.  Kini, RT-LAMP telah mengantongi izin edar reguler dari Kementerian Kesehatan.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan, RT-LAMP merupakan salah satu bukti nyata bahwa para periset kita, dengan kepakaran yang berbeda, bisa berkolaborasi dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat.

“Tugas saya memfasilitasi para periset kita supaya RT-LAMP ini bisa mencapai proven secara saintifik dan memenuhi standar regulasi,” ungkap Handoko, pada Peluncuran RT – LAMP, di Gedung B.J Habibie, Thamrin, Jakarta, Jumat (21/01).

RT-LAMP merupakan hasil riset kolaborasi antara para periset BRIN dari Pusat Riset Kimia, Pusat Riset Fisika, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Pemerintah Provinsi Banten melalui Laboratorium Kesehatan Daerah, dan mitra swasta – PT Biosains Medika Indonesia.

Handoko mengakui bahwa para periset kita belum pernah melakukan penelitian serupa sebelumya.

“Kalau kita bicara riset, riset itu 90 persen gagal. Teman-teman periset kita berjuang begitu keras dan lama untuk mencapai standar regulasi dan saintifik ini,” tambahnya.

Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) BRIN, Agus Haryono mengatakan, di negara lain seperti Belanda dan Spanyol, metode RT-LAMP digunakan sebagai golden standard yang setara dengan RT-PCR.

“Harapannya RT-LAMP ini bisa menjadi salah satu alternatif golden standard. Saat ini kami juga mengembangkan RT-LAMP versi pengambilan sampel melalui saliva (air liur),” katanya.

Peneliti dari Pusat Riset Kimia – OR IPT BRIN, Tjandrawati Mozef, menjelaskan, RT-LAMP menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang baik. Namun menurutnya, dengan sampel saliva yang sudah diinaktivasi juga bisa dideteksi dengan kit ini, selama sampelnya itu mengandung RNA virus.

“Jadi pengambilan lokasi sampel itu berkaitan dengan proses infeksi itu sendiri. Kenapa sampelnya itu diambil dari hidung, karena virus itu reseptornya di saluran pernapasan atas. Dia (virus) berkembang biak dulu di situ, jadi secara akut, pada saat pertama terinfeksi, mau tidak mau di saluran atas. Beberapa hari kemudian setelah virusnya berkembang biak dan jumlahnya banyak baru masuk ke saliva yang kemudian bisa menularkan, karena penularannya kan melalui droplet. Jadi memang tergantung kebutuhan, kalau ingin tahu secara dini, mau tidak mau sampelnya harus diambil dari hidung,” bebernya.

Selain Kit RT-LAMP, BRIN juga tengah mengembangkan alat real-time turbidimeter, yang sedang dalam proses sertifikasi. Alat ini bisa meningkatkan performa dari sisi deteksi karena hasilnya dapat dideteksi secara kuantitatif.

“Alat yang kami buat ini mendukung reagen atau kit RT-LAMP yang telah lebih dulu dikembangkan. Sehingga hasilnya berupa keruhan bisa dilihat secara kuantitatif, realtime, suhunya bisa di-setting. Dengan realtime kita bisa melihat hasilnya, jadi lebih akurat dan mengurangi subyektivitas,” jelas peneliti dari Pusat Riset Fisika BRIN, Agus Sukarto.

Peluncuran RT-LAMP ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama lisensi antara Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN dan PT Biosains Medika Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito dan Direktur PT Biosains Medika Indonesia, Rifan Ahmad (tnt).

Categories
Riset & Inovasi

RT LAMP, Kolaborasi Riset BRIN dan Industri

SIARAN PERS
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NO:  010/SP/HM/BKPUK/I/2022

Metode Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification (RT LAMP) merupakan salah satu hasil riset peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19. Metode tersebut diharapkan menambah kemampuan deteksi sehingga Covid-19 dapat diketahui lebih cepat dan membantu pengendalian penyebarannya. Hasil riset ini selain memberikan akumulasi kemampuan riset bagi Tim Perisetnya, juga menambah jumlah alat kesehatan yang dikembangkan periset Indonesia.

Jakarta, 21 Januari 2022. Riset pengembangan RT-LAMP telah dimulai sejak saat awal pandemi. BRIN mendukung sejak awal sampai mendapatkan ijin edar reguler saat ini. Kerja keras periset dan mitra industri yang dengan penuh dedikasi melakukan riset ini patut diapresiasi.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, pengalaman ini tidak hanya penting untuk pandemi sekarang, tetapi juga menjadi bekal untuk mengembangkan beragam alat deteksi lain di masa mendatang. “Termasuk nanti melengkapinya dengan metode pengambilan sampel melalui saliva (air liur), sehingga tidak harus dengan swab melalui hidung yang kurang nyaman,” ujarnya.

Kepala BRIN berkomitmen akan terus memfasilitasi para periset agar dapat mengembangkan berbagai inovasi, dan memenuhi standar regulasi yang berlaku.

Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito menegaskan, dengan diperolehnya Sertifikat Izin Edar Reguler yg berlaku lima tahun, menunjukkan capaian luar biasa. “Ini bukan Izin  Edar Darurat. Izin edar regular ini meningkatkan kepercayaan diri atas kemampuan periset. Tentunya juga atas dukungan dari berbagai pihak dan institusi terkait,” ungkapnya.

Mego berharap, setelah adanyanya lisensi dari BRIN dan diperolehnya ijin edar ini, diharapkan PT. Biosains Medika Indonesia dapat segera memproduksi dan memasarkan produk tersebut. Diharapkan juga, nantinya, dengan didaftarkan ke Katalog elektronik LKPP, akan mendukung pemasaran produk ini, khususnya pengadaan oleh instansi pemerintah.

Direktur PT Biosains Medika Indonesia, Rifan Ahmad, mengatakan, saat ini aplikasi pemeriksaan untuk Covid 19 yang banyak diketahui dan dipahami masyarakat berupa rapid tes antigen, rapid test antibodi dan real time PCR. “Aplikasi RT LAMP dianggap sebagai metode pemeriksaan yang relatif baru, baik untuk proses screening maupun untuk membantu penegakan diagnosa,” ujar Rifan.

Rifan menjelaskan, berdasarkan KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/4642/2021, Jenis metode NAAT yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan COVID-19 meliputi, Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) sebagai standar utama konfirmasi diagnosis COVID-19 dan Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP).

Kerja Sama Riset

PT Biosains Medika Indonesia, kata Rifan, merupakan perusahaan distributor PMDN yang mempunyai visi untuk memajukan sektor riset dan pengembangan industri di dalam negeri. “Salah satu yang dikerjakan oleh PT Biosains Medika Indonesia saat ini adalah akan memproduksi dan memasarkan produk QiLamp hasil kerjasama penelitian dan pengembangan dengan BRIN,” tuturnya. “Pengembangan QiLamp, sebagai produk yang menggunakan metode RT LAMP, tidak terbatas pada Covid. QiLamp memungkinkan digunakan untuk diagnosis penyakit lainnya,” tambah Rifan.

Kerja sama riset dengan BRIN, tutur Rifan, diinisiasi sejak pertengahan 2020, tak lama setelah pandemi COVID mulai berkembang di Indonesia.  BRIN berperan sebagai bagian penelitian, pengembangan, dan alih teknologi. “Pihak PT Biosains Medika Indonesia berperan sebagai pihak yang melakukan penelitian dan pengembangan, pendaftaran izin edar, merek produk, dan produksi dan komersialisasi kit tersebut. Pola kerjasamanya bersifat kemitraan dan kepemilikan kekayaan intelektual (KI) bersama menghasilkan berupa Paten No: P00202110864 dan alih teknologi melalui lisensi secara ekslusif,” papar Rifan.

Berdasarkan hasil uji sensitivitas dan spesifitas, kit QiLamp memperoleh hasil uji 100% untuk kedua hal tersebut, dibandingkan dengan metode gold standard saat ini, yaitu Realtime PCR. “Teknologi RT-LAMP secara teori menggunakan komponen sama dengan real time PCR, salah satunya menggunakan primer untuk mendeteksi kesamaan DNA, sehingga karakteristik hasilnya serupa dengan real time PCR, namun dengan metode yang lebih mudah dan ekonomis,” pungkas Rifan.

Sumber : https://www.brin.go.id/press-release/98575/rt-lamp-kolaborasi-riset-brin-dan-industri