Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) resmi menjalin kerja sama dengan PT. Haltraco Sarana Mulia dalam pengembangan purwarupa teknologi produksi carbon additive berbahan baku biomassa dari cangkang sawit. Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini ditandatangani oleh Kepala OREM BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar dan Direktur Utama PT Haltraco Sarana Mulia, Iben Rifa, di Gedung. BJ. Habibie, Jakarta Pusat, Rabu (18/06).
Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan industri terhadap sumber energi yang lebih ramah lingkungan serta upaya optimalisasi pemanfaatan limbah biomassa. Cangkang sawit, sebagai limbah padat hasil industri kelapa sawit, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi carbon additive komponen penting dalam berbagai sektor, seperti metalurgi, energi, dan material teknik.
Kepala OREM BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi hasil riset BRIN, khususnya dalam bidang energi terbarukan dan teknologi material. “Kami melihat potensi luar biasa dari limbah biomassa seperti cangkang sawit. Melalui pendekatan teknologi, bahan ini dapat kita ubah menjadi sumber energi karbon rendah yang bernilai tinggi. selanjutnya produk ini berpotensi sangat tinggi untuk ekspor maupun di dalam negeri,” ujarnya.
Cuk juga menyampaikan dalam kerja sama ini, pihaknya melibatkan para peneliti di tiga pusat riset, yakni Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur, Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi, dan Pusat Riset Teknologi Kekuatan Struktur. “Tujuan kerja sama ini untuk melakukan pengembangan purwarupa teknologi produksi carbon additive berbahan baku biomassa dari cangkang sawit yang efisien dan efektif agar menjawab tantangan industri carbon additive di Indonesia,” ucapnya.
Dari perspektif kelembagaan, kerja sama ini juga sejalan dengan mandat BRIN untuk mendorong kolaborasi antara peneliti dan pelaku usaha dalam mempercepat adopsi teknologi hasil riset. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, yang turut menyaksikan penandatanganan.
“BRIN ini tidak hanya melaksanakan riset for science, tapi juga for application dan for policy. Jadi riset yang kami lakukan adalah untuk menjawab kebutuhan nyata masyarakat, industri, maupun pemerintah,” jelas Amarulla.
Amarulla menekankan bahwa pengembangan carbon additive dari biomassa adalah salah satu solusi konkret dalam menjawab tantangan energi terbarukan di tengah ketidakpastian global, seperti konflik geopolitik yang mempengaruhi pasokan minyak dunia.
“Inovasi seperti ini akan menjadi alternatif penting dalam menyongsong masa depan energi Indonesia. Kita tidak bisa terus bergantung pada sumber energi fosil yang pasokannya kian terbatas,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, kerja sama ini mencakup mulai dari desain, purwarupa, serta analisa. harapannya peralatan ini di scaleup oleh industri untuk dijadikan peralatan produksi dari bahan cangkang sawit menjadi carbon additive yang nilai ekonominya lebih tinggi. BRIN mendukung dari sisi riset dan penguasaan teknologi, sementara PT. Haltraco Sarana Mulia akan berperan dalam uji coba industri serta perencanaan komersialisasi.
Melalui kerja sama ini, diharapkan tercipta model kolaborasi riset dan industri yang mampu menghasilkan solusi teknologi berbasis sumber daya lokal, sekaligus mendukung agenda nasional dalam transisi menuju energi bersih dan ekonomi berkelanjutan. (sm,adl,jml)
tautan