Serpong, Humas BRIN. Dalam rangka memfasilitasi keperluan para kadet mahasiswa, mengembangkan wawasan akan riset penelitian, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Serpong melakukan kunjungan kuliah lapangan, pada Kamis, (19/5), di Puspiptek, Serpong.
Kedatangan UNHAN tersebut diikuti 50 orang peserta terdiri dari Kadet Mahasiswa Program Studi Fisika dan didamping dosen Program Srangka, dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Militer.
“Kami berharap kunjungan ini bisa mendapat gambaran kondisi iptek di Indonesia khususnya terkait fisika. Dengan begitu mereka terinspirasi bagaimana ke depannya terkait yang kembangkan, itu yang paling utamanya,” ucap Ence Darmo Jaya Supena, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Militer.
Kemudian Ence mengatakan yang masih menjadi kendala adalah di UNHAN belum mempunyai fasilitas riset lengkap. Untuk menambah wawasan, tidak ada jalan lain harus melalui magang atau riset.
“Mudah-mudahan setelah kunjungan ini selesai, ada tindak lanjut dengan bisa dibuatkan kerjasamanya, sehingga dengan kerja sama bukan hanya kami yang menggunakan yang ada di sini tetapi kami harap saling timbal balik,” pesannya.
Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (OR NM) BRIN, Ratno Nuryadi mengatakan bahwa untuk mencapai tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, BRIN mempunyai strategi-strategi yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah Manajemen Talenta Nasional BRIN untuk memotivasi, memacu, agar talenta-talenta nasional khususnya yang muda-muda, sudah tumbuh dari sejak awal,” papar Ratno.
Saat ini BRIN memiliki kebijakan platform infrastruktur riset terbuka dan alat-alat laboratorium. “Jadi infrastruktur boleh digunakan secara gratis kepada mitra seperti akademisi, dosen, mahasiswa, pelaku usaha, industri dalam maupun luar negeri tetapi dengan syarat kolaborasi dengan kami. Ketika nanti di dengan kolaborasi dengan para periset BRIN, maka open platform bisa kita maksimalkan dengan sebaik mungkin,” kata Ratno.
“Berikutnya ada skema kolaborasi terkait dengan adik-adik mahasiswa yang disebut mobilitas periset. Bahwa para mahasiswa saat ini bisa terlibat dalam program-program yang ada di BRIN seperti S1, S2, S3, dan seterusnya,” imbuhnya.
Selain itu, BRIN mempunyai skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti melakukan magang riset selama enam bulan dengan bisa bereksperimen. Mahasiswa bisa praktik bagaimana memegang alat, sintesa, karakterisasi, pegang alat ukur, mengambil data, bahkan menulis karya tulis ilmiah.
“Tidak hanya MBKM saja, termasuk program tugas akhir S1, S2, S3 bisa dikerjakan dengan berkolaborasi dengan kami dengan masuk di salah satu kelompok riset. Kemudian ada program degree by research yang tidak hanya diperuntukkan pegawai BRIN saja tetapi juga eksternal yang tertarik untuk S2 dan S3,” harap Ratno.
“Termasuk juga ketika sudah selesai S3 pun, bila masih berkeinginan riset di BRIN, bisa datang menjadi post doctoral, periset tamu, dosen tamu atau visiting professor dalam maupun luar negeri,” lanjutnya.
Menurut Ratno, BRIN hadir untuk lebih memberikan semangat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Dirinya sangat menyambut baik agar kunjungan ini bisa ditindaklanjuti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Pada kesempatan terpisah, Sesprodi Fisika UNHAN , M. Zuhnir P. mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi penerimaan dari BRIN. “Setelah menerima paparan BRIN tadi, kami sangat antusias, karena memang kadet mahasiswa UNHAN dari program S1 itu adalah diprogramkan Pak Menhan Prabowo untuk menguasai STEM (science, teknology, engineering, and mathematics),” ujarnya.
“Upaya-upaya kita untuk menuju ke STEM itu harus dimulai dari mengenalkan kepada mereka apa itu ilmuwan. Alhamdulillah, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) ini memiliki banyak fasilitas,” ungkap Zuhnir.
Zuhnir berharap nanti dengan fasilitas yang ada di BRIN, akan bisa berkolaborasi dengan S1 di UNHAN yang baru berjalan dua tahun. Oleh karena itu, masih terbatas fasilitas laboratorium, begitu juga untuk dosennya.
“Ada dua yang ingin kami capai, yaitu pertama untuk memfasilitasi keperluan para kader mahasiswa, yang kedua untuk mengembangkan riset penelitian dari para dosen. Kami di prodi fisika ini sudah memiliki beberapa fokus bidang diantaranya material maju, energi, instrumen, komputansi, dan lain-lain,” jelas Zuhnir.
“Inilah yang kami harapkan, dua target ini bisa ditindaklanjuti, setelah ini ada kerja sama dengan organisasi riset. Baik dari sisi kepentingan mahasiswa dan kepentingan untuk dosen,” pungkasnya.
Para peserta kemudian diajak untuk berkunjung ke fasilitas Pusat Riset Teknoologi Pengujian dan Standar, Pusat Riset Fisika Kuantum, dan Pusat Riset Elektronika. (hrd/ ed: adl)