Kini BRIN Resmi Miliki 645 Profesor Riset

Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengukuhkan empat perisetnya menjadi Profesor Riset dalam orasi yang diselenggarakan di Kantor BRIN Kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (26/10). Keempat dari mereka merupakan periset terbaik BRIN yang telah mengabdikan dirinya dalam dunia riset sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Empat periset yang dikukuhkan yaitu Fariduzzaman, pakar Aerodinamika, dari Direktorat Pengelolaan Laboratorium Fasilitas Riset dan Kawasan Sains, Anugerah Widiyanto, pakar bidang Manajemen Teknologi, dari Direktorat Kebijakan Pembangunan Manusia Kependudukan dan Kebudayaan, Jarot Raharjo, pakar Bidang Teknik Material, dari Pusat Riset Material Maju, dan Rizal Alamsyah, pakar bidang Konversi Biomassa, Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi. Keempat periset BRIN dikukuhkan menjadi Profesor Riset ke 642, 643, 644, dan 645 secara nasional.

Fariduzzaman dalam pengukuhannya, menyampaikan orasi dengan judul “Inovasi Teknologi Pengujian Aerodinamika dan Aeroelastika untuk Rancang Bangun Jembatan Bentang Panjang”. Kontribusi penting untuk inovasi ini adalah penerapan metoda Zimmerman untuk analisis flutter yang lebih cepat dan akurat, serta penggunaan kurva tiga dimensi.

Kegiatan dimulai intensif sejak Uji Model Jembatan Suramadu, dan kini telah berhasil diterapkan untuk pengujian lebih dari 17 model jembatan bentang panjang yang dibangun di Indonesia.

Fariduzzaman menyatakan bahwa, analisis aerodinamika dan aeroelastika rancangan jembatan bentang panjang adalah suatu keharusan untuk dilakukan perancang dan pengembang jembatan sebelum konstruksi. “Teknologi pengujian aerodinamika dan aeroelastika jembatan bentang panjang, akan terus berkembang di masa depan, dengan semakin berkembangnya teknologi rancang bangun, adanya teknologi kecerdasan buatan, Artificial Intelegence (AI) dan Internet of Things (IoT),” ungkapnya.

Kemudian, Anugerah Widiyanto, menyampaikan orasi dengan judul “Kontribusi Metode Life Cycle Assessment Biomassa untuk Agroindustri Berkelanjutan”. Anugerah menyampaikan Inovasi metode life cycle assessment (LCA) yang dikembangkan untuk sistem pemanfaatan biomassa sesuai dengan karakteristik area target, berkelanjutan, dan tetap mempertahankan keunikannya.

Tantangan kedepannya adalah masalah transparansi data, yang perlu mendapat perhatian untuk peningkatan kualitas penelitian LCA. “LCA memiliki potensi sebagai perangkat/alat untuk analisis lingkungan, dan kemungkinan aplikasinya untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia, khususnya daya saing di bidang agro-industri Indonesia,” jelasnya.

Selanjutnya, Jarot Raharjo menyampaikan orasi dengan judul “Pengembangan Keramik Maju Berbasis Logam Tanah Jarang untuk Fuel Cell dan Baterai sebagai Energi yang Ramah Lingkungan”.  Menurut Jarot, Indonesia memiliki mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) yang belum dimanfaatkan optimal. LTJ digunakan sebagai bahan keramik maju untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) dan teknologi energi bersih.

Keramik maju adalah keramik berkinerja tinggi, yang mengoombinasikan pengendalian kimiawi dan sengaja dirancang mikrostrukturnya sehingga dihasilkan bahan yang memiliki sifat yang unik.

“Kegiatan riset material SOFC dan baterai yang dilakukan memiliki kontribusi signifikan dalam menjawab tantangan penguasaan teknologi maju berbasis LTJ dalam menghasilkan material keramik maju yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan LTJ yang diolah di dalam negeri (LTJ Indonesia), sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara ber­tahap seperti pada aplikasi SOFC dan baterai,” ungkapnya.

Jarot juga menyatakan bahwa Pengembangan teknologi aplikasi LTJ ini diharapkan juga dapat mendukung program pemerintah dalam memenuhi net zero emission pada tahun 2060 melalui penerapan teknologi energi bersih.

Terakhir, Rizal Alamsyah menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Inovasi Teknologi Pemrosesan Biomassa Menjadi Biofuel untuk Mendukung Penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)”. Rizal mengungkapkan bahwa kebaruan-kebaruan dalam proses pembuatan EBT terus dikembangkan.

“Inovasi reaktor static mixer dan proses pencucian kering biodisel menghasilkan efisiensi energi proses transesterifikasi dan penurunan biaya pengolahan biodisel,” jelasnya. 

Kebaruan teknologi reaktor static mixer dan pencucian kering ini juga dapat menyingkat waktu pengolahan biodiesel dan proses pencuciannya tanpa menggunakan air panas. Pembuatan pelet dari biomassa hasil pertanian dan perkebunan menjadikan bahan bakar padat yang mudah dikemas, ramah lingkungan, serta bisa dikonversi menjadi gas sintetis yang bisa digunakan untuk pemasakan dan pengeringan. 

Inovasi reaktor separasi MCT, adalah inovasi proses yang mampu memisahkan asam lemak rantai menengah dari minyak kelapa atau sawit menjadi produk yang bernilai tambah, yaitu senyawa olein dan stearin secara sempurna.

Reaktor static mixer-proses pencucian kering biodiesel menghasilkan efisiensi energi, dan waktu proses. Pelet biomassa mudah dikemas dan bisa dikonversi menjadi syngas. Reaktor MCT menghasilkan asam lemak MCT untuk produk kesehatan dan non-MCT untuk feedstock biodiesel/bioavtur.

Kepala BRIN, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ratno Nuryadi, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan material mengatakan, gelar Profesor Riset merupakan gelar tertinggi yang dicapai oleh seseorang dalam karirnya sebagai periset. Kendati gelar ini bukan gelar secara kepegawaian sebagai ASN, namun gelar ini memberikan amanah tambahan yang tidak ringan kepada yang telah dikukuhkan.

“Profesor Riset juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun tanggung jawab sebagai Profesor Riset memberikan teladan bagi periset lainnya.” ungkap Handoko.

Menurut Handoko, Periset BRIN perlu memiliki semangat berkolaborasi yang dapat meningkatkan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Bertepatan dengan Indonesia menjadi Presidensi G20, pengukuhan ini menjadi momentum penting sebagai wujud peran aktif BRIN di bidang riset dan inovasi.

“Empat Profesor Riset yang baru merupakan kebanggaan bagi kita semua, ini bukti bahwa Periset-periset Indonesia, khususnya BRIN dapat menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas Internasional. Tentunya dapat menjadi teladan, inspirasi, dan motivasi bagi periset lainnya untuk dapat menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability pembangunan,” tambahnya (igp, yul, gws/ ed: tnt).

Sumber : https://www.brin.go.id/news/110624/kini-brin-resmi-miliki-645-profesor-riset