Cara Mengelola Keuangan bagi Perusahaan Pemula Berbasis Riset

Cibinong – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan kesempatan kepada perusahaan pemula yang tergabung dalam Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) mengembangkan produk hasil penelitiannya.

Ghita Argasasmita, seorang Certified Financial Planner, dalam Startup Talk: Financial Check-up untuk PPBR, di Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jumat (22/09), mengatakan, salah satu aspek yang menjadi fokus utama adalah bagaimana mengelola keuangan, yang dianggap krusial bagi perusahaan pemula.

Perusahaan yang dapat mengikuti program PPBR ini memiliki batasan waktu maksimal dua tahun sejak berdirinya.

Ghita mengungkapkan, dalam perjalanan awal perusahaan startup, tiga tahun pertama ternyata memiliki peran krusial yang sering terlupakan. “Sebagian besar perusahaan baru, terutama yang baru merintis usaha, seringkali berfokus pada eksistensi dan idealisme tertentu tanpa mempertimbangkan aspek keuangan pribadi,” ujarnya pada talkshow yang merupakan rangkaian Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023 ini.

Dia menekankan, pentingnya memiliki itensi untuk meningkatkan stabilitas keuangan pribadi sebelum mengalihkannya ke perusahaan seringkali terabaikan.  “Terlalu fokus pada perkembangan perusahaan dan mengabaikan keuangan pribadi adalah kesalahan yang bisa berakibat serius,” ungkap Ghita.

Pendiri Integrita of Financial ini berpendapat, pada tahap awal, ketika perusahaan masih berada dalam tahap PPBR, refleksi tentang itensi awal sangat penting.

“Haruskah tujuan Anda mencakup upaya untuk meningkatkan keuangan pribadi dan kesejahteraan para anggota tim? Jika belum, Anda perlu memberikan perhatian lebih awal pada aspek ini,” katanya.

Lebih lanjut, itensi akan berdampak besar pada perjalanan selanjutnya, terutama dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Sejauh mana kesuksesan perusahaan akan sangat bergantung pada bagaimana kita menjalankan pengaturan keuangan pribadi dan perusahaan secara bijak dan seimbang.

Dengan memprioritaskan aspek, perusahaan dapat mengarah pada kemajuan yang berkelanjutan, baik dari segi finansial maupun keuangan pribadi. “Jadi, mari mereviu itensinya terlebih dahulu, dan selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara mewujudkan bisnis ini,” ajaknya.

“Mereka bangga dengan omset tinggi, penjualan yang bagus, dan produk yang laku. Namun, saat ditanya tentang penghasilan bulanan dan biaya-biaya rutin, mereka kesulitan memberikan informasi,” paparnya yang juga menjadi Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran ini.

“Dalam hal ini, laporan laba rugi menjadi sulit untuk disusun. Jadi, ketika kita memiliki intensi, kita akan sangat memperhatikan bagaimana keuangan perusahaan,” tambahnya.

Ghita menyampaikan bahwa keuangan perusahaan bisa baik dan sehat, pada dasarnya ada tiga faktor. Pertama adalah pencatatan sederhana seperti harus ada kas. Hal ini melibatkan hal-hal dasar, seperti memiliki catatan harian yang detail tentang pengeluaran. Kemudian punya laporan neraca, serta laporan laba rugi.

“Lucu, karena kita mungkin merasa bisnis kita berjalan dengan baik, tetapi tidak memiliki laporan laba rugi. Oleh karena itu, startup PPBR-BRIN harus ditantang, apakah mereka sudah memiliki ketiga laporan tersebut – kas, laporan neraca, dan laporan laba rugi,” urainya.

Manfaat Catatan Keuangan Perusahaan

Ghita mengatakan, seringkali perusahaan tidak mengetahui omset penjualan dan biaya yang dikeluarkan, sehingga mengalami kesulitan mengklaim keuntungan setelah mengurangkan biaya-biaya dan pajak.

Dia mengingatkan, penjualan bukanlah sebagai keuntungan tanpa mengurangi beban-beban dan pajak. Oleh karena itu, sebagai pebisnis startup, penting memiliki pemahaman yang komprehensif tentang seluruh aspek biaya, termasuk Harga Pokok Penjualan (HPP).

Dengan demikian, produk dapat dijual dengan benar dan menghindari potensi kerugian saat penjualan dilakukan di pasar.

Dalam penentuan HPP, sangat memerlukan riset dan pengalaman. “Dalam 1-3 bulan awal, harga produk masih dalam tahap pengenalan, sehingga perlu mencatat setiap detail, termasuk transportasi, distribusi, pengemasan, dan pemasaran,” tegasnya.

“Kemudian, sebagai pemilik startup, Anda dapat menentukan HPP yang tepat dengan mencatat pengeluaran harian terkait bisnis, termasuk biaya parkir berdasarkan data dan angka,” imbuh Ghita.

Di masa pandemi, perusahaan perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan menjaga ketersediaan dana. Contohnya, keputusan untuk mempertahankan karyawan dan berinovasi di pemasaran digital bisa menghasilkan pertumbuhan penjualan dan keuangan yang stabil.

“Menjaga ketersediaan kas menjadi kunci kelangsungan perusahaan. Pembuatan laporan keuangan seperti neraca, arus kas, dan laba rugi sangat krusial, karena setiap keputusan perlu didasarkan pada data dan angka yang akurat,” tandasnya. (hrd, mfn/ ed: adl, tnt)

Sumber:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/cara-mengelola-keuangan-bagi-perusahaan-pemula-berbasis-riset-1