HPI: Peran Polimer dalam Pengembangan Kendaraan Listrik

Cibinong-Humas BRIN. Selama ini, banyak orang awam mengenal polimer hanya sebagai bahan plastik, yang seringkali dihubungkan dengan masalah lingkungan. Pada kenyataannya, polimer sebagai material yang terdiri dari rantai molekul panjang dan berulang, memiliki manfaat yang sangat besar dalam perkembangan teknologi. Polimer memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi penyimpanan energi, khususnya dalam baterai, dan juga dalam pengembangan kendaraan listrik.

Terkait hal tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Himpunan Polimer Indonesia (HPI) menggelar talkshow tentang peranan polimer dalam teknologi penyimpanan energi dan pengembangan teknologi daur ulang baterai. Talkshow ini sebagai bagian dari rangkaian Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023 yang digelar di Innovation Convention Center (ICC) Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno Cibinong, pada Jumat (22/09).

Dalam sambutannya, Eniya Listiana Dewi selaku Peneliti Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN dan bertindak sebagai Ketua Himpunan Polimer Indonesia (HPI) mengatakan, HPI pertama kali dibentuk dan menyelenggarakan aktivitasnya di istana negara. Hal ini karena pemerintah memberikan perhatian khusus pada industri polimer yang berkembang di tanah air.

“Industri polimer saat ini telah menjadi tulang punggung industri di Indonesia, dan berperan sebagai dasar berbagai produk di negara ini. Termasuk casing handphone yang digunakan oleh masyarakat,” ujar Eniya.

HPI rutin menyelenggarakan simposium setiap tahun dan seminar nasional setiap dua tahun sekali. “Pada 2011, HPI menyelenggarakan simposium internasional yang menjadi patokan bagi semua seminar di Indonesia. HPI memfokuskan seminar ini sejak 2011 untuk naik ke jurnal internasional, guna meningkatkan visibilitas di tingkat global,” jelas Profesor Riset BRIN ini.

Selain itu, HPI juga telah mengenalkan berbagai pelatihan dan aktivitas sosialisasi terkait polimer dan analisisnya. “Kegiatan berikutnya tentang penggunaan plastik yang aman, mengedukasi tentang perlakuan yang benar terhadap plastik. Sebagai contoh, HPI menekankan bahwa botol air mineral plastik tidak boleh terpapar panas karena ada risiko terurainya plasticizer. HPI juga membahas isu mikroplastik melalui seminar-seminar nasional dan sosialisasi,” paparnya.

HPI melibatkan berbagai pembicara internasional dalam kegiatannya, termasuk simposium internasional. Setiap tahun mengadakan konferensi internasional yang disebut Innovation in Polymer Science and Technology (IPST), sejak 2011 hingga 2022. IPST ini pernah berkolaborasi dengan International Conference of Fuel Cell and Hydrogen Technology untuk memperkenalkan peran polimer dalam energi.

Selama pandemi, HPI berhasil melaksanakan acara secara daring dan juga memberikan masukan kepada pemerintah sebagai bagian dari aktivitas asosiasinya. “Saat ini, HPI memiliki keterkaitan internasional dan berencana untuk berkolaborasi dengan Asia-Oceania Conference on Green and Sustainable Chemistry yang akan diselenggarakan pada 2025 mendatang,” jelasnya.

Manfaat Baterai

Oka P. Arjasa Peneliti Pusat Riset Material Maju – BRIN menyatakan, peningkatan penggunaan baterai sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan listrik dan mobilitas yang tinggi, terutama di Indonesia. Baterai lithium-ion menjadi pilihan utama karena performanya yang handal, umur panjang, dan tingkat keamanan yang tinggi.

Oka juga mengatakankan, penggunaan baterai membawa dampak global yang harus diatasi. “Untuk mengurangi dampak limbah baterai, kita perlu menjalankan berbagai proses seperti reuse (penggunaan kembali) dan recycling (daur ulang). Proses tersebut meliputi metode langsung, pirometalurgi, atau pun hidrometalurgi, untuk memulihkan unsur berharga. Dengan demikian, dapat membantu menghemat energi dalam proses pemulihan bahan aktif baterai,” ucapnya.

Dalam penelitiannya tentang proses hidrometalurgi, menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia campuran asam asetat dan hidrogen peroksida. Dengan konsentrasi tertentu sangat efektif dalam melarutkan berbagai jenis logam dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

“Selain itu, metode Flame Assisted Spray Pyrolysis (FASP) terbukti mampu menghasilkan partikel seragam berbentuk bulat dengan ukuran 200-400nm. FASP adalah cara yang efisien untuk menghasilkan partikel padatan dalam skala nanometer hingga mikrometer dengan menyemprotkan larutan kimia ke dalam nyala api,” ungkapnya.

Kemudian, eksperimen daur ulang katoda baterai lithium berhasil menghasilkan katoda NMC111, sebagai salah satu varian baterai lithium-ion. “Prosesnya melibatkan sejumlah tahapan, termasuk pengelompokan baterai, pra-perlakuan. Selanjutnya, Ekstraksi dengan metode hidrometalurgi atau sintesis bahan aktif menggunakan metode FASP,” ucap Oka.

Sheik Mohammed Sulthan, Assistant Professor Faculty of Engineering Universiti Teknologi Brunei, menyampaikan materinya yang berjudul Energy System for Electrified Transportation. Dia mengatakan, penyimpanan energi menjadi komponen inti dari sistem utilitas. Battery Energy Storage Systems (BESS) dengan kinerja elektrokimia tinggi sangat penting. Untuk memungkinkan sumber energi terbarukan namun tidak tetap seperti surya dan angin.

“Hal ini untuk mengembangkan baterai yang lebih baik, mengisi daya lebih cepat, dan bertahan lebih lama. Sambil beralih ke bahan yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan,” pungkasnya. (hrd/ ed: adl, ns)

Sumber:

https://brin.go.id/news/115439/hpi-peran-polimer-dalam-pengembangan-kendaraan-listrik