Tangerang Selatan – Humas BRIN. Merri Jayanti, Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memaparkan pentingnya optimalisasi Waduk Jatigede di Desa Cijeunjing Kabupaten Sumedang Jawa Barat, untuk atasi kebutuhan air di Cirebon Raya.
Dalam presentasinya, Merri Jayanti menekankan pentingnya air sebagai sumber kehidupan yang tak tergantikan. “Air merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan dan diakui sebagai Hak Asasi Manusia fundamental. Setiap individu berhak atas akses air bersih,” ujar Merri dalam webinar Envirotalk#30 pada Rabu (27/03).
Setiap individu berhak atas akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sayangnya, tantangan dalam akses air bersih masih menjadi isu di beberapa wilayah, termasuk di Kawasan Metropolitan Cirebon Raya di Jawa Barat.
“Pada wilayah tersebut, akses air minum yang aman hanya mencapai sekitar 60% hingga 75%, sementara target akses aman air minum menurut Rencana Jangka Panjang Nasional (RJPNM) 2020-2024 seharusnya 100%. Hal ini menunjukkan adanya isu serius terkait ketersediaan dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya air. Optimasi pengelolaan air melalui peningkatan infrastruktur andal sangatlah penting,” tegasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Merri Jayanti menyampaikan pentingnya optimasi pengelolaan air melalui peningkatan infrastruktur yang andal. Salah satu potensi yang diangkat adalah Waduk Jatigede, yang merupakan waduk kedua terbesar di Indonesia dan memiliki kapasitas yang besar untuk menyuplai air baku.
“Kami mengusulkan empat tahapan utama, pertama adalah analisis perubahan rezim hidrologi dan variabilitas iklim yang signifikan dalam pengelolaan waduk. Kedua, mencakup pemodelan optimasi waduk dengan menggunakan beberapa model sumber daya air yang populer, seperti model FJ Mock, NRECA, ARIMA, Markov, dan Kontinu-Korelasi,” paparnya.
Merri menuturkan, hasil dari tahapan kedua tersebut akan digunakan untuk tahap ketiga, yaitu melakukan kajian pengelolaan waduk dengan memilih model yang paling representatif dan sesuai dengan kondisi lapangan. Terakhir, tahap keempat adalah memanfaatkan hasil kajian untuk pengembangan sistem penyediaan air minum yang berkelanjutan.
“Pendekatan ini, diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan waduk yang optimal, serta pemenuhan kebutuhan air baku untuk sistem penyediaan air minum regional di Cirebon Raya. Penelitian ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam UUD 1945 dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terkait pengelolaan air,” pungkasnya. (hrd/ed:adl, ns)
Tautan :
https://www.brin.go.id/news/118034/optimalisasi-waduk-jatigede-atasi-kebutuhan-air-cirebon-raya