Tangerang Selatan – Humas BRIN. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat Indonesia yang tinggal di area tambang banyak menggunakan air danau bekas yang mengandung logam berat dengan tingkat keasaman tinggi. Hal ini berbahaya jika dikonsumsi secara langsung. Air asam tambang kerap timbul pada tambang-tambang yang mengandung mineral sulfida seperti pirit, kalkopirit, galena, dan spalerit.
Pencegahan air kontaminasi asam tambang dari kolong yang selama ini banyak dilakukan adalah tindakan pencegahan mengalirnya air dari danau bekas tambang ke sumber air lainnya. Dengan pengaturan pergerakan air dari kolong, penutupan danau bekas tambang serta penghentian aliran air yang masuk ke dalam tambang. Namun, pengolahan air asam tambang yang secara umum hingga saat ini banyak menggunakan zat kapur justru rentan untuk menimbulkan limbah baru.
Di samping itu, Indonesia sebagai negara penghasil produk kelapa sawit terbesar di dunia juga memiliki permasalahan terkait timbulnya limbah kelapa sawit, salah satunya limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Berdasarkan statistik, 1 ton kelapa sawit dapat menghasilkan hingga 0,21 ton limbah TKKS dengan emisi karbon sebanyak 317,19 Kg. CO2 Equivalen.
Dengan adanya latar belakang tersebut, salah satu Periset Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Savitri, tergerak untuk merancang aplikasi biochar yang termodifikasi dari limbah TKKS untuk remediasi asam tambang. Proses adsorpsi yang merupakan proses pengolahan air asam tambang dengan menggunakan adsorben seperti biochar yang berbahan baku dari limbah akan dapat menghasilkan proses yang lebih ekonomis, ramah lingkungan dan efektif, yang disampaikan dalam ORNAMAT seri ke-49 (11/6).
Savitri mengatakan secara spesifik, aplikasi biochar yang termodifikasi dari limbah TKKS menunjukkan kemampuannya untuk mengadsorpsi 80% logam mangan dengan dosis rendah, memiliki luas area yang besar dan distribusi gugus O-H yang merata pada permukaannya. Selain itu, biochar termodifikasi juga bekerja dengan baik dalam mengadsorpsi logam mangan pada pH rendah.
“Saya merasa yakin bahwa studi penggunaan biochar termodifikasi ini dapat digunakan untuk jenis kontaminan lain misalnya kontaminan organik,” ujarnya.
Sebagai penutup, Savitri juga mengutarakan bahwa proses penggunaan biochar tentu akan dapat diaplikasikan dalam skala pilot di masa depan. (rm/ ed: ls, adl)
Tautan: