Teliti Obat Antikanker Fluorourasil, BRIN Kembangkan Metode Simulasi Multiskala

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Penyakit kanker menjadi penyakit kedua di dunia yang menyebabkan kasus kematian terbanyak, karena dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi.

Dalam membantu penanganan penyakit kanker di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Fisika Kuantum (PRFK) tengah mengembangkan metode simulasi multiskala, untuk penelitian obat antikanker fluorourasil (fluorouracil) dalam kerangka logam-organik (metal-organic frameworks/MOFs).

Peneliti PRFK BRIN Ferensa Oemry mengatakan, fluorourasil merupakan obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker payudara. Obat ini bekerja dengan menghambat proses pembentukan DNA dan RNA pada sel kanker.

Ferensa melakukan studi penyerapan agen antikanker fluorourasil pada MOFs menggunakan teknik hamburan neutron dan simulasi komputer.

“Struktur kerangka logam organik merupakan gabungan unsur logam yang saling terhubung melalui unsur organik dengan ukuran yang bermacam-macam. Dengan menggunakan teknik simulasi multiskala, proses penyerapan dan pelepasan obat antikanker pada kerangka logam organik dapat direkayasa sedemikian rupa,” kata Ferensa, pada webinar ORNAMAT seri 51, Selasa (23/7).

Dia menjelaskan, melalui simulasi multiskala pada studi penyerapan fluorourasil dalam kerangka logam organik, dapat membantu produsen obat untuk menentukan jumlah obat antikanker yang terkandung dalam pori-pori MOFs.

Hal ini penting, mengingat, jika dosis obat kurang, pengobatan kanker menjadi kurang efektif. Sementara jika dosisnya berlebihan, akan berdampak negatif bagi pasien.

“Fluorourasil telah lama dipergunakan sebagai obat antikanker. Akan tetapi pada perkembangannya masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, di antaranya mencari sistem penghantaran obat yang sesuai dan efektif dalam pengobatan kanker,” ujar Ferensa yang menempuh program pascadoktoral di Australia sejak Oktober 2022 hingga Maret 2024 ini.

Karena itu, lanjut dia, diperlukan sinergi antara metode sintesis-karakterisasi-simulasi dalam penelitian MOFs sebagai medium obat antikanker, agar diperoleh informasi lebih akurat dan mudah dipahami.

Ferensa berharap, riset tersebut dapat terus dikembangkan BRIN, serta menghasilkan produk bermanfaat bagi pengembangan dunia medis di Indonesia. (rm,ls/ ed:adl, tnt)

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/teliti-obat-antikanker-fluorourasil-brin-kembangkan-metode-simulasi-multiskala