Tangerang Selatan – Humas BRIN. Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan ruang sharing knowledge kepada perisetnya yang akan memasuki masa purna bakti pada acara webinar Ornamat series 55 yang dilaksanakan secara daring, Selasa (24/9).
Pada kesempatan ini, Subari salah seorang peneliti Pusat Riset Material Maju (PRMM) yang akan memasuki masa purna bakti pada bulan Oktober 2024, menyampaikan Memorial Lecture tentang “Inovasi material berkelanjutan dan teknologi hijau” yang telah memberikan dampak signifikan bagi dunia ilmu pengetahuan dan industri.
Subari memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana penelitian ilmiah dapat berkontribusi pada industri yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri dalam menciptakan solusi inovatif untuk masa depan.
Dengan adanya memorial lecture ini menegaskan kembali dedikasi periset dalam mengembangkan teknologi material yang tidak hanya inovatif tetapi juga berkelanjutan. Upayanya dalam pengembangan teknologi hijau, kerja sama dengan industri, serta pemanfaatan limbah untuk material ramah lingkungan, membuktikan kontribusi besar periset BRIN terhadap pengurangan limbah industri serta perlindungan lingkungan.
Subari menyoroti berbagai proyek riset yang dipimpinnya, yang didanai oleh DIPA serta kolaborasi dengan mitra industri. Proyek-proyek tersebut mencakup pengembangan material keramik, rockwool, dan geopolimer yang inovatif. Salah satu proyek utamanya adalah pemanfaatan limbah industri untuk menciptakan produk keramik yang lebih ramah lingkungan, serta penelitian bahan baku geopolimer dari limbah keramik, yang memberikan alternatif hemat biaya dan berkelanjutan bagi industri konstruksi.
Sebagai bagian dari kerja samanya dengan mitra industri, seperti bekerja sama dengan PT Mark Dynamics Indonesia untuk menurunkan biaya bahan baku produk keramik, menciptakan cetakan sarung tangan keramik yang lebih ekonomis, serta melakukan penelitian terkait bahan baku untuk rockwool dan geopolimer. Kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan akademisi dengan dunia industri, tetapi juga mendorong inovasi berbasis kebutuhan nyata di pasar.
“Salah satu fokus utama dari penelitian adalah pengembangan material yang melibatkan nano partikel untuk pelapisan keramik. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan panas, dan ketahanan terhadap abrasi pada produk keramik,” ucapnya.
“Selain itu, kami juga mempelajari penggunaan batuan basalt dan bauksit sebagai bahan baku untuk produk keramik dan isolator listrik. Penggunaan sumber daya lokal ini mampu mengurangi ketergantungan pada bahan impor, serta menambah nilai ekonomi dari limbah industri,” tambah Subari.
“Penelitian ini juga berfokus pada pemanfaatan limbah keramik untuk menghasilkan material geopolimer yang ramah lingkungan. Material geopolimer ini dijadikan sebagai alternatif semen portland dalam produksi beton, bata geopolimer, dan bahan konstruksi lainnya yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi karbon,” jelas Subari.
Subari juga menekankan pentingnya pengembangan geopolimer sebagai solusi yang lebih hijau bagi industri konstruksi. Dengan menggunakan limbah keramik, kita mampu menciptakan beton dan bata geopolimer yang lebih ramah lingkungan dan lebih hemat energi dibandingkan dengan produk berbasis semen tradisional. Inovasi ini membawa dampak besar dalam upaya pengurangan emisi karbon di sektor konstruksi, serta menciptakan produk yang lebih tahan lama dan berkelanjutan,” ujar Subari.
Sepanjang karirnya, Subari telah menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan di jurnal dan prosiding internasional. Publikasi-publikasi tersebut merentang dari tahun 2016 hingga 2024 dan mencakup berbagai penelitian terkait material keramik, geopolimer, dan aplikasinya di industri.
Selain itu, beberapa paten juga telah terdaftar, seperti metode pembuatan material tembus air, bata beton geopolimer, serta teknologi pesawat nirawak yang dikembangkan untuk mendukung berbagai sektor industri.
Riset-risetnya, termasuk penggunaan nano partikel, batuan basalt, bauksit, dan limbah keramik, menunjukkan potensi besar untuk aplikasi di berbagai sektor industri, terutama dalam pembuatan keramik, isolator listrik, dan konstruksi berkelanjutan. (esw/ed:lh, adl)
Tautan: