Kolaborasi Riset BRIN-BRIDA Bali Dukung Produk Berbasis Kearifan Lokal

Bali-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material melakukan audiensi ke Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Bali, Jumat, (17/02).  Audiensi tersebut dilaksanakan sebagai salah satu bentuk dukungan BRIN kepada BRIDA Bali dalam upaya menjalin kolaborasi mengembangkan potensi-potensi daerah yang ada Bali.

Kepala BRIDA Bali Made Gunaja menyampaikan sesuai dengan arahan Presiden RI dan Gubernur Bali, bahwa hasil-hasil riset tidak hanya berhenti di jurnal ataupun di perpustakaan tetapi harus dapat diimplementasikan kepada masyarakat. Khususnya untuk permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Bali, menurut Gunaja hilirisasi riset menjadi sesuatu yang penting sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

“Riset yang dihasilkan dapat diarahkan untuk menguatkan kearifan lokal yang ada di Bali khususnya dari aspek sandang, pangan, dan industri pariwisata. Selain itu, Bali memiliki produk minuman berbasis kearifan lokal, namun masih belum didukung teknologi dalam memproduksi kemasan/botolnya sendiri. Kedepannya tema riset di Bali akan diarahkan, bagaimana Bali bernaung dalam kedaulatan pangan dan memanfaatkan karifan-kearifan lokal untuk dikembangkan di Bali dan bermanfaat bagi masyarakat Bali,” ungkap Gunaja.

Gunaja menambahkan, Gubernur Bali pernah menyampaikan agar hasil-hasil riset sejalan dengan kearifan lokal dan BRIDA menjadi “dirigen” riset di daerah sehingga dengan adanya kolaborasi dan dukungan intervensi kebijakan diharapkan mampu menuntaskan permasalahan, seperti contohnya kebutuhan untuk botol kemasan produk minuman arak Bali yang masih tergantung dari luar.

Kepala Oganisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN Ratno Nuryadi, mengatakan bahwa melalui audiensi ini kedepannya akan ada kolaborasi yang bisa kita laksanakan terkait dengan pemanfaatan teknologi, rekomendasi maupun bidang lainnya untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada, dan tentunya dapat menguntungkan semua pihak baik itu BRIN maupun BRIDA.

“Kolaborasi dengan pemangku kepentingan harus dijalin dengan berbagi pihak baik dari universitas, industri, kementerian, maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. BRIDA merupakan salah satu partner yang cocok untuk mewujudkan maksud tersebut, mengingat BRIDA dan BRIN memiliki kemiripan sama-sama untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada,” ungkap Ratno.

Ratno menambahkan, Bali memiliki kekuatan ekonomi yang bagus di bidang pariwisata, tetapi disamping itu masih ada hal-hal pendukung pariwisata lainnya yang masih perlu dikembangkan. Dilihat dari kacamata kepakaran, BRIN dapat membantu dalam hal seperti teknologi pengemasan pangan dari hasil pertanian.

“Sumber daya manusia BRIN di Bali memiliki keahlian di bidang keramik kreatif dan sangat dekat dengan hilirisasi terutama dengan kebutuhan Pemerintah Provinsi Bali. Sebagai contoh, desain yang dimiliki tetap memiliki kekhasan Bali dengan perpaduan antara teknologi oleh BRIN dengan keseniannya,” pungkas Ratno

Terakhir, Ratno menyampaikan periset harus memiliki kompetensi yang kuat, mengikuti regulasi, dan sesuai kebutuhan. Dalam pengembangannya juga harus merangkul BRIDA Bali, industri yang terkait, dan masyarakat yang membutuhkan. Melibatkan pemangku kepentingan harus dari awal perencanaan hingga perancangan riset agar hasil riset yang dihasilkan berkelanjutan dan dapat dihilirisasi. (igp/yul/gws)

Tautan

https://www.brin.go.id/news/111436/kolaborasi-riset-brin-brida-bali-dukung-produk-berbasis-kearifan-lokal