Dukung Kegiatan Riset, BRIN Siapkan Rumah Program Nanoteknologi dan Material Maju serta Sains Fundamental Molekuler

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempunyai sejumlah program untuk mendukung berjalannya kegiatan riset. Salah satunya adalah bantuan pendanaan melalui mekanisme Rumah Program yang ada di Organisasi Riset. Para periset di BRIN bisa mendaftar sesuai kriteria dan spesifikasi yang dipersyaratkan.

Organisasi Riset Nano Teknologi dan Material (ORNM) BRIN menggelar Kick Off Meeting sebagai tanda diawalinya pelaksanaan kegiatan Rumah Program Nanoteknologi dan Material Maju, serta Rumah Program Sains Fundamental Molekuler, pada Kamis (16/02) secara daring. Rumah Program ini tidak hanya ditujukan untuk internal ORNM, tetapi juga untuk OR lainnya.

Kepala ORNM Ratno Nuryadi mengatakan, pelaksanaan kegiatan Rumah Program tahun 2023 ini, tidak tidak lepas dari pelaksanaan rumah program tahun 2022. Ia mengapresiasi para pendaftar hingga terpilih 24 proposal riset lolos Rumah Program Sains Fundamental Molekuler, serta 185 proposal riset Rumah Program Nanoteknologi dan Material Maju.

“Selamat kepada peserta yang lolos, terima kasih para reviewer, tim koordinator rumah program juga yang telah banyak membantu kami sampai proses review, hingga diumumkan saat ini, dan juga membantu mengawal pelaksanaan kegiatan rumah program di tahun anggaran 2023,” ujarnya.

Ratno berharap agar bisa memaksimalkan kegiatan di Rumah Program ORNM, meskipun dananya tidak besar. “Saya menggarisbawahi, bahwa sifat dari grant research di Rumah Program itu sifatnya seed funding dan bisa extend,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa dengan memperpanjang riset bisa mendaftar lagi ke pendanaan-pendanaan yang lain. “Dengan modal dari kegiatan di Rumah Program ini nanti bisa meng-apply pada kegiatan RIIM yang ada di Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi รขโ‚ฌโ€œ BRIN, atau ke dana eksternal, seperti Kelapa Sawit, atau pun dana yang lain termasuk juga dana-dana dari luar negeri,” imbuhnya.

“Mudah-mudahan rumah program ini bisa menjadi trigger, sehingga bapak-ibu bisa melompat mendapatkan pendanaan kegiatan yang lebih dari pada rumah program di sini. Kemudian bisa meng-extend kegiatan-kegiatannya seperti grant riset yang yang lain dan membuat kolaborasi baik kolaborasi dengan industri maupun kolaborasi dengan mitra periset, universitas, baik di dalam maupun di luar,” harapnya.

Koordinator tim Rumah Program, Agus Sukarto Wismogroho menyampaikan terdapat 13 reviewer dari ORNM dan dari OR Penerbangan dan Antariksa. “Para reviewer berasal dari berbagai macam kompetensi, dan secara prinsip reviewer telah melakukan secara objektif dan menyesuaikan dengan skema penilaian yang telah kita tetapkan,” terangnya.

Dalam laporannya, Agus mengatakan review tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu. “Setiap tahun ada perubahan sedikit-sedikit dengan memperhatikan dinamika yang ada di tempat kita, baik topik, reputasi dari pengusul di samping konten dan janji, juga memperhitungkan keberadaan mitra,” ulasnya.

“Kita mengharapkan salah satu dari output target riset standar adalah jurnal global accepted, disamping HKI, purwarupa, dan jurnal-jurnal yang lainnya sehingga ini kita fasilitasi, dan untuk yang sekolah juga membutuhkan, maka kita setarakan dengan yang lainnya supaya fair,”  ucap Agus.

Senada dengan Kepala ORNM,  Agus menyampaikan bahwa seed funding itu hanya bibit, bukan akhir dari segalanya, oleh karena itu sukses adalah kalau bibitnya membesar dan berbuah, sehingga seed ini jauh membesar menjadi anggaran yang lebih besar keluar.

“Proposal baik yang telah diajukan, bisa menjadi lebih baik lagi untuk diajukan ke RIIM, PKR, Kedaireka, LPDP, Kelapa Sawit, JSPS, dan sumber funding riset lainnya. Sukses itu kita modali sedikit, maka pertengahan-akhir tahun bisa mendapat yang lebih besar, karena Ini menjadi sangat baik untuk sumber riset, sehingga tumbuh menjadi lebih baik ke depannya,” pesannya.

Agus mengajak para penerima dana riset bersama reviewer dan fasilitator lainnya yang berasal dari berbagai OR di BRIN, untuk membangun kolaborasi riset. Mulai dari tim yang kecil menjadi besar untuk memperbesar ruang lingkup pada level nasional. 

“Dengan membangun potensi kolaborasi antar tema maupun dengan mitra kolaborator lain,  kita bisa membangun pendanaan baru untuk menghasilkan skema yang lebih besar dan berujung membuat produk teknologi yang diakui masyarakat baik level global maupun ke industri,” tutupnya. (hrd/ed:adl)