BRIN Soroti Pentingnya Peningkatan Nilai Tambah 47 Mineral Kritis di Indonesia

Cibinong – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti strategi pengelolaan 47 mineral kritis di Indonesia. Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN Ratno Nuryadi menekankan pentingnya inovasi untuk peningkatan nilai tambah dalam sektor ini.

“Mineral kritis, sesuai namanya, jumlahnya terbatas, jadi kita harus bijak dalam mengelola dan memanfaatkannya,” ujar Ratno, dalam Mineral Science Talkshow (Mineral Talk) bertema “Riset dan Inovasi Peningkatan Nilai Tambah Menuju Hilirisasi Kritis”, yang merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-29, di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Sabtu (10/8).

Menurut Ratno, penetapan 47 komoditas sebagai mineral kritis oleh Kementerian ESDM pada September 2023 merupakan langkah maju bagi Indonesia. Namun, ia juga mengingatkan bahwa negara lain seperti Australia, Kanada, Uni Eropa, dan Amerika Serikat juga telah mengidentifikasi mineral kritis dalam jumlah signifikan.

“Ini menunjukkan bahwa persaingan global untuk menguasai sumber daya mineral semakin ketat,” tambahnya.

Tantangan utama yang disoroti adalah pemanfaatan sumber daya alam Indonesia yang belum optimal. “Banyak mineral kita yang harus diekspor untuk diolah di luar negeri, lalu diimpor kembali sebagai bahan baku industri,” terang Ratno. 

Dirinya pun menekankan pentingnya kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Kegiatan ini menjadi katalis penting dalam upaya Indonesia meningkatkan pengelolaan mineral kritis. Dengan semangat Hakteknas, para pemangku kepentingan berkomitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam demi kemajuan teknologi dan ekonomi nasional.

Mineral Talk ini menghadirkan empat narasumber, yakni Muhammad Ansori dari Kementerian ESDM, Aditya Farhan Arif dari PT Mineral Industri Indonesia, Setiadi Wicaksono dari PT Bukit Asam, Tbk, dan Rina Wiji Astuti dari PT Batex Energi Mandiri.

Dengan dimoderatori oleh Kepala Pusat Riset Pertambangan BRIN, Anggoro Tri Mursito, acara ini menarik minat para profesional dari berbagai latar belakang disiplin ilmu. (hrd/ ed: adl) 

Tautan:

https://www.brin.go.id/news/120152/brin-soroti-pentingnya-peningkatan-nilai-tambah-47-mineral-kritis-di-indonesia