BRIN Bahas Peluang dan Tantangan Teknologi Material Masa Depan

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Institut Teknologi Indonesia (ITI) mengadakan Seminar Nasional Technopex 2024 pada Kamis (24/10) dengan tema “Peluang dan Tantangan Teknologi Material ke Depan”. Acara yang diselenggarakan secara daring ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ITI ke-40. Seminar ini bertujuan menjadi sarana pertukaran informasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta membahas perkembangan teknologi material yang sedang berkembang pesat.

Rektor ITI, Marjan Aziz Iskandar, mengungkapkan pentingnya peran teknologi material dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kebutuhan energi berkelanjutan, serta perkembangan infrastruktur yang pesat. “Teknologi dan rekayasa material maju menjadi sangat relevan untuk menjawab tantangan ini,” ujarnya.

Hadir sebagai narasumber, Ratno Nuryadi, Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), membahas peluang dan tantangan teknologi material masa depan. Dalam paparannya, Ratno menyoroti perkembangan pesat teknologi material, termasuk material ringan yang kuat, material ramah lingkungan, hingga penerapan teknologi nano.

“Teknologi nano memungkinkan material memiliki sifat khusus berdasarkan ukuran strukturnya, seperti sifat superhidrofobik yang digunakan pada tekstil. Perbedaan struktur material pada skala nano mempengaruhi performanya secara signifikan,” papar Ratno.

Ratno juga menjelaskan tantangan utama dalam pengembangan teknologi material saat ini. “Tantangan teknologi material saat ini adalah kompleksitas produksi, di mana proses pembuatan material canggih seperti graphene atau nanomaterial seringkali membutuhkan teknik yang rumit dan mahal, membatasi skalabilitasnya. Selain itu, keberlanjutan lingkungan menjadi tantangan tersendiri, di mana banyak material baru berbahan dasar langka dan tidak ramah lingkungan serta berpotensi menghasilkan limbah yang sulit dikelola,” lanjutnya.

Tantangan lainnya adalah regulasi terkait pengembangan dan penggunaan material baru yang sering tertinggal dari inovasi, sehingga diperlukan standardisasi agar material dapat digunakan secara luas. “Skalabilitas dan komersialisasi menjadi tantangan dalam membawa teknologi material inovatif ke pasar yang lebih besar, terutama karena biaya dan ketidakpastian komersialisasi,” ucap Ratno.

Menghadapi tantangan tersebut, Ratno menawarkan solusi dan rekomendasi, antara lain pendekatan multidisiplin, investasi pada penelitian dan pengembangan (R&D), serta kebijakan dan regulasi yang mendukung. “Pemerintah perlu menciptakan regulasi yang mendorong pengembangan dan penggunaan material inovatif. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan khusus dalam bidang teknologi material agar tenaga kerja siap menghadapi tantangan teknologi canggih,” pungkasnya. (esw/ ed: adl)

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/brin-bahas-peluang-dan-tantangan-teknologi-material-masa-depan