Tangerang Selatan – Humas BRIN. Komponen metal saat ini telah banyak digunakan pada aplikasi biomedis. Hal tersebut mengingat sifatnya yang cukup kuat. Akan tetapi penggunaan metal pada aplikasi biomedis masih banyak terkendala, akibat tingginya biaya produksi serta adanya faktor lain.
Dalam rangka mendukung penguatan iklim riset dan memperkuat kolaborasi riset nanomaterial pada aplikasi biomedis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), memperkenalkan penggunaan material komposit serat karbon pada aplikasi biomedis.
Berbeda dengan komposit serat karbon pada umumnya, material komposit serat karbon pada aplikasi biomedis yang dirancang oleh BRIN, telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan menggunakan proses oksidasi dengan mengkombinasikan polimer.
Lebih spesifik, komposit serat karbon dengan sifat karbon selaku reinforcement dan polimer sebagai matriks, secara ilmiah terbukti menghasilkan keunggulan. Yakni dengan sifat material yang kuat dan masa jenis ringan, sehingga dapat menggantikan penggunaan logam.
Pada aplikasi biomedis kerusakan tulang akibat patah, serat komposit karbon dapat dipergunakan sebagai scaffold yang biokompatibel, sesuai dengan sifat dan lingkungan sel, sehingga dapat memberikan dampak regeneratif untuk memperbaiki kerusakan tulang.
Selain itu, material komposit serat karbon juga dapat dibentuk sedemikian rupa agar dapat diaplikasikan pada berbagai macam kebutuhan, bahkan dengan bentuk kerumitan yang cukup kompleks.
Periset Pusat Riset Material Maju BRIN Hernawan, menyebutkan bahwa untuk memodifikasi komposit serat karbon, diperlukan perlakuan awal untuk memodifikasi serat karbon sehingga dapat meningkatkan sifat adhesi dan ikatan serat karbon dengan polimer, salah satunya dengan menggunakan metode oksidasi.
Melalui webinar ORNAMAT yang diselenggarakan secara daring pada (05/11), Hernawan secara spesifik menjelaskan proses oksidasi pada komposit serat karbon untuk diaplikasikan pada bidang biomedis.
Hernawan menyebutkan bahwa permukaan serat karbon diberi perlakuan metode oksidasi fase liquid menggunakan HNO3, sehingga dapat bereaksi dan menghasilkan perubahan morfologi permukaan serat dengan SEM dan gugus fungsi.
Dengan menggunakan Vacuum Assisted Resin Infusion, serat karbon kemudian dialirkan resin dan hardener untuk diproses dengan bantuan vacuum, sehingga matriks polimer dapat terdistribusi dengan serat karbon.
“Hasilnya, didapatkan kesimpulan dengan menggunakan mikroskop elektron, bahwa serat karbon terdeteksi mengalami peningkatkan performa yang cukup signifikan dari 36,97 Mpa menjadi 45,60 Mpa,” ujar Hernawan.
Hal ini membuktikan bahwa riset komposit serat karbon telah teruji secara ilmiah dapat menggantikan penggunaan logam pada bidang biomedis. (rm/ ed: esw, adl)
Tautan: