Tangerang Selatan-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNAMAT) menegaskan komitmennya dalam memperkuat riset material inovatif berbasis sumber daya alam. Dua fokus riset terbaru yang dipresentasikan adalah pengembangan Dialdehida Selulosa (DAC) sebagai material ramah lingkungan dan material pelindung interferensi elektromagnetik (EMI shielding) berbasis lateks karet alam dengan tambahan grafit dan magnetit.
Kepala ORNM BRIN, Prof. Ratno Nuryadi, menekankan pentingnya riset ini dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. βRiset dan inovasi adalah fondasi penting untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berdaya saing. BRIN berperan sebagai jembatan agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium, tetapi memberi dampak nyata bagi industri dan masyarakat,β tegas dalam Webinar ORNAMAT ke-72, Selasa (29/9).
Zarlina Zainuddin, Periset Pusat Riset Teknologi Polimer BRIN, memaparkan bahwa dialdehida selulosa diperoleh melalui oksidasi selektif dengan sodium periodat, menghasilkan gugus aldehida yang membuka peluang aplikasi luas. Dengan metode microwave-assisted oxidation, kandungan aldehida bisa mencapai 77%, jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
βDialdehida selulosa menjadi alternatif material berkelanjutan yang menjawab tantangan global terkait ketergantungan pada bahan berbasis fosil dan akumulasi limbah plastik. Material ini berpotensi digunakan pada biomedis, elektronik, hingga telekomunikasi,β ujarnya.
Namun, pengembangan ini tidak lepas dari tantangan. Konsentrasi periodat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan degradasi selulosa, suhu di atas 55Β°C berisiko memicu dekomposisi periodat, sementara jenis selulosa yang digunakan juga berpengaruh pada kualitas hasil. Optimasi kondisi reaksi mulai dari konsentrasi oksidator, suhu, pH, hingga jenis selulosa menjadi kunci agar DAC dapat diproduksi secara efisien tanpa kehilangan sifat mekaniknya.
Di sisi lain, Dody Andi Winarto, Perekayasa Ahli Madya BRIN menyoroti tantangan meningkatnya paparan gelombang elektromagnetik di era digital. Ponsel, laptop, dan perangkat pintar memancarkan radiasi elektromagnetik yang berpotensi mengganggu performa komponen elektronik.
Untuk menjawab tantangan itu, tim BRIN mengembangkan material EMI shielding berbasis lateks karet alam dengan tambahan grafit sebagai filler konduktif dan magnetit sebagai filler magnetik. Kombinasi ini diharapkan meningkatkan konduktivitas listrik sekaligus permeabilitas magnetik material.
βKami melihat karet alam Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan sebagai perisai EMI. Dengan penambahan filler konduktif dan magnetik, material ini tidak hanya elastis dan berkelanjutan, tetapi juga efektif dalam mereduksi gangguan elektromagnetik,β ungkap Dody.
Meski begitu, hasil uji awal menunjukkan bahwa pada kandungan filler rendah, peningkatan kinerja shielding belum signifikan. Distribusi grafit dan magnetit yang tidak merata akibat perbedaan berat jenis masih menjadi kendala utama. Untuk itu, BRIN tengah mengeksplorasi strategi layering dan optimasi formulasi agar dispersi filler lebih homogen.
Menariknya, kedua riset ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi. Dialdehida selulosa yang ramah lingkungan berpotensi dikombinasikan dengan lateks karet alam untuk menghasilkan material shielding yang lebih efisien dan berkontribusi pada ekonomi sirkular.
Dengan pendekatan ini, Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungan pada material berbasis fosil, tetapi juga memperkuat pemanfaatan sumber daya alam lokal dalam bentuk material teknologi tinggi yang strategis untuk industri elektronik, telekomunikasi, dan biomedis.
Melalui penyelenggaraan kegiatan ini, BRIN menegaskan peranannya sebagai pusat riset yang mendorong dialog ilmiah, memperluas kolaborasi, dan mempercepat pemanfaatan hasil riset untuk masyarakat.
βDengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan ramah lingkungan, riset nanoteknologi dan material mampu menghadirkan inovasi yang aplikatif. Dialdehida selulosa dan material EMI shielding adalah contoh nyata dari upaya menuju kemandirian teknologi nasional,β pungkas Ratno Nuryadi. (ib,ane/ed: jh,aj, mfs)
Tautan:
https://brin.go.id/news/124945/brin-kembangkan-inovasi-selulosa-dan-material-berbasis-karet-alam