Cadangan Panas Bumi Indonesia Mencapai 24 GW, Urutan Kedua Global

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar 24 gigawatt, namun pemanfaatannya baru mencapai 2,5 gigawatt.  Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi kedua di dunia dari sisi cadangan, tetapi masih tertinggal dalam pemanfaatannya. Potensi besar ini menjadi peluang penting untuk mendukung transisi energi menuju masa depan yang ramah lingkungan, bersih, dan berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan oleh Suyanto, Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Konversi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam program Kelas Periset edisi ke-7 yang digelar secara daring melalui kanal YouTube BRIN Indonesia, Rabu (24/09). 

β€œEnergi panas bumi berasal dari panas di dalam kerak bumi akibat magma, radioaktivitas, dan pergerakan tektonik, dengan suhu inti bumi diperkirakan mencapai 6.000 Β°C. Manifestasi energi ini dapat ditemui dalam berbagai fenomena alam seperti tanah beruap, kolam lumpur panas, semburan gas, geyser, hingga pemandian air panas alami,” terangnya.

Menurut Suyanto, energi panas bumi bukan hanya dapat digunakan untuk pembangkit listrik, melainkan juga dimanfaatkan secara langsung atau direct use. Teknologi ini bisa diaplikasikan untuk mengeringkan hasil pertanian, mengolah kopi, hingga memproduksi kopra. 

β€œPemanfaatannya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang memiliki akses terbatas pada energi konvensional. Sayangnya, di Indonesia pemanfaatan non-listrik masih terbatas dan umumnya hanya digunakan untuk tujuan wisata pemandian air panas,” jelasnya.

Menurutnya, BRIN telah melakukan riset panas bumi sejak 1990-an. 

β€œBerbagai penelitian telah menghasilkan inovasi, mulai dari proyek percontohan bersama pemerintah Prancis. Kemudian, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi skala kecil, studi mengenai korosi turbin, hingga pemanfaatan uap panas bumi untuk pengeringan hasil pertanian,” tegasnya. 

Riset ini tidak hanya berhenti di laboratorium, tambah Suyanto, tetapi telah diarahkan untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

β€œMeski potensinya besar, pengembangan energi panas bumi tidak lepas dari tantangan. Risiko kegagalan eksplorasi akibat keterbatasan data geologi, kebutuhan investasi yang tinggi, serta lokasi cadangan yang sebagian berada di kawasan hutan lindung. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dikelola secara hati-hati,” urainya. 

Namun demikian, lanjutnya, peluang pengembangan sangat terbuka lebar dan bidang ini membutuhkan sumber daya manusia terampil yang siap menghadirkan solusi bagi masa depan energi hijau Indonesia. Dengan cadangan panas bumi yang melimpah, Indonesia berpeluang besar menjadi pionir energi bersih di kawasan Asia Tenggara. 

β€œBRIN berharap upaya riset dan inovasi di bidang ini terus diperkuat, agar panas bumi tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi nasional, tetapi juga benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Energi panas bumi adalah harta karun dari perut bumi yang apabila dimanfaatkan dengan optimal dapat menjawab kebutuhan energi sekaligus mendukung kesejahteraan bangsa,” tutupnya. (rm/ed:jh,aj, ns)

Tautan:

https://brin.go.id/news/124943/cadangan-panas-bumi-indonesia-mencapai-24-gw-urutan-kedua-global