Tangerang Selatan – Humas BRIN. Usai pandemi melandai, masyarakat urban menghadapi tantangan untuk segera bangkit membantu memulihkan roda perekonomian. Penyesuaian protokol kesehatan menjadi penting dalam mendukung beragam aktivitas masyarakat sehari-hari. Hal ini untuk mencegah timbulnya gelombang kasus virus varian baru.
Melihat potret kondisi perkotaan di Indonesia saat ini yang dinamis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan tiga universitas aliansi LDE (Leiden University, Delft University of Technology, dan Erasmus University) dari Belanda, menyelenggarakan kegiatan bersama membahas proyek untuk memberikan solusi kota cerdas, berkelanjutan, dan sehat. Acara tersebut merupakan rangkaian hari terakhir BRIN-LDE Academy on “The Smart, Sustainable, and Healthy City in Post Covid-19 Indonesia”, di Kawasan Sains dan Teknologi BJ Habibie pada Jumat (4/11).
“BRIN dan LDE memiliki hubungan kolaborasi, ada kerja sama dan saat ini bertemu untuk melakukan kegiatan bersama, dengan kegiatan ini ada harapan kongkrit dalam waktu dekat akan melanjutkan proyek proposal penelitian riset tahun 2023,” terang Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN, Ahmad Najib Burhani.
“Kita harapkan dari 100 orang peserta yang berasal dari Belanda, kampus-kampus, dan dari BRIN melakukan kolaborasi untuk menghasilkan sekitar 10 proposal untuk penelitian yang akan dilakukan bersama tahun 2023 dengan sharing funding antara beberapa tempat,” ungkap Ahmad Najib.
“Selain proposal, kita juga menyelesaikan added value untuk buku yang nanti akan diterbitkan oleh Leiden University Press. Kemarin kita juga membahas tentang harapan-harapan kongkrit tentang kerja sama karena ini persoalan nyata tentang kota, yaitu health, smart, sustainable city,” imbuhnya.
Menurut Najib, pemerintah kota Tangerang Selatan pun berharap ada dampak dari acara ini, yakni masukan terkait pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan kota Tangerang Selatan. “IPSH – BRIN sendiri memiliki dua wilayah yang menjadi penelitian dan melaksanakan secara khusus mengkaji tentang Ibu Kota Negara (IKN) terutama Tangerang Selatan. Nanti ini diantara kajian-kajian dari teman-teman yang terkait dengan kesehatan, arsitektur, pembangunan kota, tata kota, pengolahan sampah, air, dan sebagainya itu bisa memberikan manfaat dan bisa diimplementasikan di kota itu,” tuturnya.
Selain itu BRIN-LDE Academy 2022 juga sudah melihat beberapa model percontohan dan kerja-kerja yang dilakukan pemerintah kota Tangerang Selatan. “Kita akan melakukan kajian bagaimana melakukan pengembangan perbaikan maupun kegiatan yang terkait, denga apa yang sudah dilakukan di kota Tangerang Selatan,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Najib, selain hal-hal yang bersifat akademik yang dihasilkan, dari acara ini akan memberikan manfaat langsung pada kota dan masyarakat Indonesia yang terlibat, dengan mengusung tema acara “The Smart, Sustainable, and Healthy City in Post Covid-19 Indonesia”.
Peran LDE dalam Kerja Sama Riset dengan BRIN
Sementara Marrik Ballen, Kepala KITLV Jakarta dan Kepala dari Perwakilan Leiden University di Indonesia, mengatakan bahwa acara ini merupakan hasil dari pertemuan waktu delegasi BRIN datang ke Leiden University bulan Juni 2022 yang lalu, yang sebelumnya sudah melaksanakan kegiatan bersama.
“Sewaktu kunjungan BRIN ke Leiden sudah disepakati membuat suatu kegiatan bersama yang menyangkut beberapa universitas di Belanda yakni Leiden University, Delft University of Technology, dan Erasmus University,” jelasnya.
Sebagai informasi, di tahun 2022 ini, ketiga universitas sudah bekerja bersama selama sepuluh tahun. Ketiga universitas tersebut memiliki keunggulan sendiri, seperti Erasmus University sangat terkenal di bidang bisnis dan ekonomi, tetapi mereka juga memiliki dua institut yaitu Institute of Health Policy and Management dan International Institute of Social Studies. Kemudian Delft University of Technology mempunyai keunggulan di bidang teknologi. Lalu Leiden University merupakan universitas lebih komprehensif, karena ada beberapa fakultas antara lain ilmu sosial, ilmu budaya, ilmu hukum, dan kedokteran.
“Jadi ketiga universitas ini menjadi satu aliansi maka saling memperkuat untuk kerja sama,” tegasnya.
Marrik menginformasikan, Najib merupakan lulusan dari Leiden University, jadi pada awalnya sudah bertemu dengan Najib dibicarakan alangkah bagusnya di bawah payung BRIN-Leiden bisa mengadakan suatu kegiatan yang akan terbuka untuk peneliti dari BRIN, peneliti dari LDE Academy, dan juga peneliti dari universitas di Indonesia.
Bagi Marrik, acara BRIN-LDE Academy yang dilaksanakan selama lima hari dari 31 Oktober 2022 hingga 4 November 2022, berjalan sangat intensif dengan program cukup padat. “Acara ini bertujuan bahwa di dalam kegiatan ini akan ada proposal untuk kerja sama riset,” sebutnya.
Dipaparkan olehnya, selama lima hari pelaksanaan ada beberapa fokus kegiatan, pertama yaitu proposal writing usulan riset ke pihak BRIN, agar bisa didanai oleh rumah program OR-IPSH.
Kedua adalah untuk membantu para peneliti yang masih muda yang berkeinginan mengambil program doktoral, bagaimana tahapannya, termasuk dalam proposalnya. “Diharapkan ada proposal untuk penelitian agar bisa diaplikasikan untuk negara, dan mereka juga ada proposal menulis artikel yang bisa diterbitkan di publikasi internasional,” kata Marrik.
Ketiga, mereka saling kenal karena ada beberapa orang dari Leiden University, Delft University of Technology, Erasmus University, BRIN, dan beberapa universitas di Indonesia, baik dari peneliti muda maupun yang sudah mapan. “Interaksi itu sangat penting dan mereka kemudian berkumpul berdiskusi itulah yang paling mendasar untuk saling kerja sama ke depan,” ucap Marrik.
Dirinya berharap jejaring para peserta bisa diteruskan, walau pun acara ini sudah selesai. “Saling kenal, melihat potensi satu dari yang lain, sehingga alangkah baiknya bisa melanjutkan di program Ph.D. di Leiden University, Delft University of Technology, atau Erasmus University,” pesannya.
Walaupun BRIN-LDE Academy baru pertama kali dan BRIN pun baru setahun lebih berdiri, diharapkan kegiatan seperti ini ada hasil yang kongkrit apakah bisa diulang lagi tahun depan, dan seterusnya. “Kita berharap BRIN-LDE Academy sebagai langkah inkubator untuk kerja sama,” pungkas Marrik. (hrd/ed: adl,set)