Riset Fotokatalis untuk Produk Keramik Hias Penjernih Udara

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Keramik merupakan produk yang terbuat dari tanah liat melalui proses pembentukan dan pembakaran. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor keramik ke berbagai negara di dunia. Keramik menjadi salah satu prioritas nasional untuk terus dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik dan luar negeri.

Adanya pandemi covid-19, pelaku ekonomi sektor usaha kecil, dan menengah (UKM) turut terimbas. Sejumlah UKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia mengalami penurunan omset. Oleh karena itu, di saat virus covid ini mulai mereda, UMKM diharapkan mampu bangkit untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri.

Sejalan dengan isu tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), mengangkat tema produk UMKM keramik hias. Tema tersebut diulas pada webinar ORNAMAT seri tiga belas, pada Selasa (4/10). Narasumbernya yakni Putu Angga Kristyawan dari Kelompok Riset Keramik Fungsional Kreatif (KRKFK) – Pusat Riset Material Maju.

Kepala ORNM, Ratno Nuryadi menyampaikan bahwa terkait produk UMKM, keramik hias Indonesia merupakan salah satu produk ekspor yang masih diminati. “Walaupun kemarin, pada saat terjadi pandemik Covid-19 ada hantaman. Saat ini usaha mikro kecil menengah (UMKM) keramik khususnya di Bali sudah mulai bangkit lagi,” terang Ratno.

“Untuk mendukung kebangkitan ekonomi ini, maka perlu dilakukan diversifikasi produk keramik salah satunya dengan mengaplikasikan fotokatalis pada produk keramik,” imbuhnya.

Kepala ORNM berharap dua materi ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada para audiens. “Semoga bapak-ibu bisa mengeksplorasi peluang-peluang diskusi yang lebih mendalam dan peluang kolaborasi antara periset, praktisi, akademisi, dan industri,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, I Putu Angga Kristyawan menjelaskan penelitiannya yang berjudul ‘Pemanfaatan Fotokatalis pada Produk Keramik Hias Kreatif’. “Keramik hias merupakan suatu keramik yang dapat dijadikan pajangan atau pemberikan kesan indah di suatu ruangan,” ungkapnya.

Menurut Angga, sebelum bergabung ke BRIN, tempat risetnya telah lama mengembangkan produk-produk keramik di Bali. “Produk yang dihasilkan antara lain pajangan dan barong untuk suvenir kenegaraan yang memiliki keunikan dari daerah Bali. Selain itu ada produk-produk di masyarakat yang siap untuk dikembangkan,” tuturnya.

Dijelaskan olehnya bahwa peran kelompok risetnya adalah untuk pengembangan bahan, desain, dan proses pembuatan keramik. “Tujuannya adalah untuk membantu UKM yang ada di Indonesia, termasuk UKM keramik di Bali,” jelas Angga.

Pada saat covid-19, lanjutnya, tidak hanya merupakan masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi. “Di tengah keterbatasan, kami melakukan kerja sama dengan UKM-UKM di Bali untuk beberapa produk. Seperti tableware (perlengkapan makan) sudah bisa diekspor ke negara Eropa seperti Italia dan Prancis serta Italia,” ucapnya.

Berdasarkan keperluan kerja saat ini yang sebagian masih dilakukan di rumah atau work from home (WFH), Angga beserta tim risetnya berupaya mengembangkan produk yang sesuai untuk kesehatan.

“Penyakit dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau polutan yang berada di sekitar kita, ada dalam udara yang kita hirup sehari-hari, karena ukurannya yang sangat kecil,” paparnya.

“Oleh karena itu, kami mengembangkan produk untuk menjernihkan udara di dalam ruangan. Dari yang kami pelajari, teknologi yang dapat digunakan untuk keramik adalah fotokatalis,” lanjutnya.

Angga dan kelompok risetnya melakukan pemanfaatan keramik pada alat penjernih udara, dengan optimalisasi desain dan material untuk laju degradasi fotokatalisis polutan udara yang tercepat. Sumber cahaya fotokatalis yang digunakan adalah sinar UV dan sinar matahari.

“Formulasi fotokatalis dengan komposisi TiO2, karbon aktif, dan TEOS (tetraethyl orthosilicate), kemudian dimasukkan ke dalam suatu produk keramik hias yang berfungsi sebagai reaktor fotokatalisis,” lanjut Angga.

Hasil yang diperoleh, polutan dapat diturunkan hingga lebih dari 90% menggunakan produk keramik hias ini. “Ke depannya, diharapkan produk ini dapat dikembangkan, baik dari segi material fotokatalis yang digunakan maupun desain produk. Sehingga dapat diperoleh produk yang optimum dari segi teknis dan ekonominya,” ucapnya.

Angga berharap akan ada pihak lain yang tertarik untuk berkolaborasi terkait riset keramik. “Jika ada Bapak Ibu yang tertarik pada keramik, tidak terbatas pada keramik hias atau fotokatalis, bisa mengontak saya untuk pengembangan produk,” ujarnya. (adl, hrd)

Sumber : https://www.brin.go.id/news/110507/riset-fotokatalis-untuk-produk-keramik-hias-penjernih-udara