Tangerang Selatan – Humas BRIN. Implan tulang merupakan prosedur medis di dunia kedokteran ortopedi, yaitu mengganti bagian tulang yang cedera atau hilang dengan bahan tertentu. Di Indonesia, kebutuhan implan tulang terus meningkat, baik untuk mengobati cedera tulang karena faktor kecelakaan maupun kasus penyakit degeneratif tulang. Namun sayangnya, implan tulang di Indonesia kebanyakan masih berupa impor.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), turut berupaya melakukan riset implan tulang. Berbagai material implan diteliti agar sesuai dengan kondisi tubuh jaringan manusia. Tujuannya agar Indonesia bisa mandiri memenuhi kebutuhan implan dalam negerinya sendiri.
Kepala ORNM – BRIN, Ratno Nuryadi menyampaikan bahwa di BRIN ada riset material kesehatan terkait dengan pengembangan material komposit pada kompatibel material, untuk alternatif material implan tulang sementara.
“Isu di kesehatan selalu cepat sekali perkembangannya. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti perkembangan dari ilmu teknologi riset dan inovasi di bidang ini, khususnya untuk material implan tulang,” ujar Ratno dalam sebuah webinar yang bertajuk ORNAMAT seri 15, Selasa (18/10).
Peneliti dari Pusat Riset Material Maju, Iwan Setyadi menerangkan penelitian yang tengah dikembangkan yakni ‘Pengembangan Komposit Magnesium-Carbonate Apatite (Mg-xCA) Bioabsorbable’ untuk Alternatif Material Implan Tulang Sementara (Temporary Bone Implant)’.
Menurut Iwan, Terdapat perbedaan antara implan permanen dan implan sementara. Implan permanen bersifat inert, tahan korosi, dan membutuhkan operasi pasca penyembuhan. Sementara implan sementara memiliki kesesuaian antara kekuatan dan laju korosi, biokompatibel, dan tanpa operasi pasca penyembuhan.
Dia mengatakan adanya paradigma dokter ortopedi untuk mengembangkan implan tulang sementara. “Hal ini menarik minat banyak peneliti, karena tidak memerlukan pelepasan pasca implantasi, setelah kesembuhan pasien yang mengalami traumatik tulang,” kata Iwan.
Untuk itulah para peneliti mengembangkan dengan menggunakan logam biodegradable, yang salah satunya adalah logam Magnesium (Mg). Dengan harapan implan ini dapat menjadi alternatif, selain implan tulang permanen berbahan bioinert (SS316L dan paduan titanium), yang selama ini digunakan.
Riset yang dilakukan Iwan berfokus pada peningkatan kemampuan Magnesium melalui pembentukan komposit berbasis Magnesium dengan penguat Carbonate Apatite (CA). “Dengan menggunakan CA sebagai penguat, memiliki keunggulan lebih mudah diserap dan tidak membentuk jaringan fibrotik dibandingkan Hydroxiapatite (HA), sehingga lebih disukai untuk penyembuhan tulang,” jelas Iwan.
Riset ini telah menghasilkan prototipe awal material berupa rod dan pelat. “Saat ini terus diupayakan bagaimana meningkatkan sifat mekanis dan memperbaiki laju degradasi Magnesium-Carbonate Apatite, dengan tetap menjaga sifat biokompatibilitaasnya melalui proses penguatan deformasi, agar dapat diaplikasikan,” urainya.
Dirinya menginformasikan kerja sama antar disiplin ilmu perlu dilakukan terutama dengan para dokter dan akademisi lainnya, untuk proses pengembangan lebih lanjut. Dalam riset ini telah terjalin kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Departemen Teknik Mesin, dan Departemen Teknik Metalurgi dan Material) dan Fakultas Kedokteran UI (Departemen Ortopedi dan Traumatologi). (hrd/ed:adl,pur)
Sumber : https://www.brin.go.id/news/110583/brin-kembangkan-riset-material-untuk-implan-tulang