Tangerang Selatan β Humas BRIN. Penggunaan baterai untuk kendaraan listrik dan perangkat elektronik lainnya diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. Hal ini tentu akan meningkatkan kebutuhan bahan baku baterai, seperti litium, nikel, dan kobalt.
Namun, baterai yang sudah tidak digunakan lagi dapat menjadi permasalahan lingkungan. Pasalnya, baterai bekas mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Daur ulang baterai bekas menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, daur ulang baterai bekas juga dapat mengurangi ketergantungan pada industri pertambangan.
Peneliti Pusat Riset Sistem Nanoteknologi β Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Octia Flowerin, mengatakan bahwa daur ulang baterai bekas dapat dilakukan dengan berbagai metode.
“Metode daur ulang baterai bekas yang paling umum adalah pirometalurgi, hidrometalurgi, dan daur ulang secara langsung,” kata Octia dalam webinar ORNAMAT series 42, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, pada Selasa (23/01).
Pirometalurgi adalah metode daur ulang baterai bekas dengan cara memanaskan baterai bekas pada suhu tinggi. Metode ini menghasilkan logam murni, tetapi membutuhkan energi yang besar.
Sementara hidrometalurgi adalah metode daur ulang baterai bekas dengan cara melarutkan logam dari baterai bekas menggunakan larutan kimia. Metode ini menghasilkan logam murni dengan energi yang lebih rendah dari pada pirometalurgi.
Daur ulang secara langsung adalah metode daur ulang baterai bekas dengan cara mengubah baterai bekas menjadi katoda baterai baru. Metode ini membutuhkan energi yang paling rendah, tetapi hanya dapat dilakukan untuk baterai dengan jenis tertentu.
Octia dan timnya mengembangkan metode daur ulang baterai bekas dengan menggunakan hidrometalurgi dan dengan penelitian asam askorbat.
“Metode ini menghasilkan logam murni dengan efisiensi yang tinggi dan energi yang rendah,” kata salah satu peneliti dari Kelompok Riset Material Fungsional Dimensi Rendah.
Sebagai informasi, bahwa kegiatan ini telah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.
Octia berharap penelitiannya dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada industri pertambangan. (ls/ ed: hrd)
Tautan:
https://brin.go.id/news/117373/daur-ulang-baterai-bekas-solusi-untuk-lingkungan-dan-pertambangan