Tangerang Selatan – Humas BRIN . Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah lingkungan yang signifikan di seluruh dunia. Logam berat dapat memasuki lingkungan perairan melalui berbagai aktivitas industri, pertanian, dan perkotaan. Salah satu logam berat yang umum ditemukan di lingkungan perairan adalah seng (Zn), yang memiliki potensi untuk mengakumulasi dalam organisme akuatik dan menyebabkan dampak yang merugikan pada ekosistem dan kesehatan manusia.
Logam berat yang berada lingkungan khususnya perairan sangat berbahaya karena sifat toksiknya, sulit diuraikan oleh organisme dan dalam dosis tertentu dapat mematikan. Logam berat di dasar perairan bersama bahan organik lain dapat membentuk senyawa kompleks yang itu menjadikan lebih toksik kemudian mampu terabsorsi dan terdistribusi ke level lebih tinggi. Hal tersebut diungkapkan Ikhsan Budi Wahyono periset dari Pusat Riset lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN dalam webinar EnviroTalk Edisi ke-31, Rabu (24/4).
Ikhsan mengatakan rajungan dan bandeng tidak hanya memilki nilai ekonomi tinggi, tetapi dalam ekosistem perairan kedua biota ini bisa dijadikan sebagai bioindikator dan biomonitor.
“Pada riset ini, kami menggunakan aplikasi teknik nuklir untuk mengetahui kinetika bioakumulasi logam Zink (Zn) pada rajungan (Portunus pelagicus) dan bandeng (Chanos chanos) dari Perairan Teluk Jakarta Menggunakan Perunut Radioaktif 65Zn,” jelas Ikhsan yang tergabung dalam kelompok riset Xenobiotika Lingkungan
Lebih lanjut ikhsan menjelaskan bioakumulasi merupakan proses dimana organisme mengumpulkan zat-zat kimia, termasuk logam berat, dari lingkungan mereka melalui makanan, air, atau udara. Dalam konteks perairan, bioakumulasi sering kali terjadi melalui asupan makanan dan respirasi. Rajungan dan bandeng, sebagai bagian dari rantai makanan perairan, dapat mengakumulasi logam zink dari lingkungan mereka.
Sementara itu, riset radiotracer telah menjadi alat yang sangat berguna dalam memahami berbagai proses dalam lingkungan, mulai dari pergerakan zat kimia hingga dinamika ekosistem. Penggunaan radiotracer memungkinkan periset untuk melacak jalur dan tingkat perubahan dalam lingkungan dengan tingkat resolusi yang tinggi, yang tidak selalu dapat dicapai dengan metode lain.
Radiotracer adalah isotop radioaktif yang digunakan untuk melacak pergerakan atau distribusi zat kimia dalam sistem tertentu. Mereka memancarkan radiasi yang dapat dideteksi dan diukur, memungkinkan periset untuk mengamati proses-proses yang terjadi dalam skala waktu dan ruang yang bervariasi.
Studi kinetika bioakumulasi logam zink pada rajungan dan bandeng melibatkan pemantauan konsentrasi zink dalam jaringan tubuh organisme tersebut selama periode waktu tertentu.
Studi kinetika bioakumulasi logam zink pada rajungan dan bandeng memiliki implikasi yang penting dalam pemahaman dampak pencemaran logam berat pada ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Dengan memahami kinetika akumulasi logam zink dalam organisme laut, kita dapat mengidentifikasi daerah-daerah yang mungkin terkena dampak pencemaran yang lebih besar dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi zink ke lingkungan.
Kinetika bioakumulasi logam zink pada rajungan dan bandeng merupakan area penelitian yang penting dalam ekologi perairan dan ilmu lingkungan. Dengan memahami proses akumulasi logam berat dalam organisme laut, kita dapat mengembangkan strategi perlindungan lingkungan yang lebih efektif dan memastikan keberlanjutan ekosistem perairan untuk masa depan. (arf/ed:lh,adl)
Tautan: