Tangerang Selatan – Humas BRIN. Krisis energi dan pemanasan global menjadi isu krusial yang dihadapi dunia saat ini. Konsumsi energi global yang tinggi, terutama di sektor bangunan, menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia.
Menanggapi hal ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan Program Degree by Research (DBR) untuk mendukung upaya konservasi energi dan penanganan krisis energi. Program ini bertujuan untuk menghasilkan peneliti muda yang mampu menghasilkan inovasi dan solusi untuk mengatasi permasalahan energi.
Salah satu penerima Program DBR BRIN adalah Dilla Dayanti dari Universitas Diponegoro (UNDIP). Dilla Dayanti fokus pada pengembangan nanoselulosa dari limbah tandan kelapa sawit (TKS) sebagai agen penguat dan filler dalam bahan insulasi termal rigid polyurethane foam (RPUF).
Nanoselulosa memiliki banyak keunggulan, seperti sumber melimpah, dapat diperbarui, mudah diproses, kuat, ringan, dan permukaan yang mudah dimodifikasi. Penggunaan nanoselulosa sebagai penguat dan filler dalam RPUF diharapkan meningkatkan sifat mekanik dan termal, efisiensi energi, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penelitian Dilla memfokuskan pada tiga aspek utama, yaitu memodifikasi RPUF komersial dengan penambahan nano kristal selulosa dari limbah TKS, mengembangkan formulasi RPUF sendiri untuk meningkatkan sifat mekanik dan termalnya. Kemudian memodifikasi formulasi dengan penguat nano selulosa dari limbah TKS untuk mendukung konservasi energi.
“Dengan penambahan nanoselulosa dapat meningkatkan sifat mekanik dan termal dari RPUF. Selain itu, penggunaan nanoselulosa dari limbah TKS sebagai filler dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” terang Dilla pada acara Webinar BRIN Enviro Talk # 33, Rabu (29/5).
Selain itu juga, dispersi nanoselulosa pada formulasi RPUF sendiri dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan formulasi komersial. RPUF dengan nanoselulosa dapat membantu menghemat energi dan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.
“Nanoselulosa dari limbah TKS dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam mendukung konservasi energi pada bangunan,” ungkap Dilla.
“Penelitian ini sangat penting untuk menjaga lingkungan dan berkontribusi pada konservasi energi, namun masih memerlukan dukungan dan pengembangan lebih lanjut,” pungkasnya. (esw/ed:lh,hrd)
Tautan: