BRIN Tekankan Co-Development Riset Energi untuk Percepat Hilirisasi

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti pentingnya pendekatan multi-level readiness, serta pergeseran paradigma dari transfer of technology menuju co-development dalam riset bidang energi.

Mewakili Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Kepala Pusat Riset Teknologi Proses BRIN, Hens Saputra, menekankan perlunya perubahan pendekatan dalam mendorong inovasi di masa transisi energi. “Melalui pengembangan bersama, penguasaan teknologi bisa lebih kuat dan hilirisasi riset dapat dipercepat,” katanya, pada Energy Week 2025 hari kedua, Kamis (18/12).

Ia menyampaikan tantangan energi ke depan, mulai dari perubahan iklim hingga target net zero emission, tidak dapat dihadapi dengan pola kerja konvensional. “Kita tidak bisa lagi menggunakan pendekatan business as usual. Inovasi harus dipastikan siap secara teknis, sistemik, dan terintegrasi agar benar-benar dapat diimplementasikan,” ungkap Hens.

Kepala Pusat Riset Teknologi Konversi Energi BRIN, Tata Sutardi, menegaskan Energy Week dirancang sebagai ruang temu yang mempertemukan hasil riset dengan kebutuhan nyata industri. Menurutnya, riset harus mampu keluar dari ruang laboratorium dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial yang lebih luas.

“Energy Week kami posisikan sebagai jembatan antara periset dan industri. Kami ingin hasil riset BRIN tidak hanya berhenti pada publikasi atau prototipe, tetapi benar-benar dimanfaatkan, digunakan, dan memberikan dampak nyata bagi industri dan masyarakat,” ujar Tata.

Ia menambahkan kolaborasi dengan industri menjadi kunci agar inovasi yang dikembangkan mampu bersaing, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan pasar.

Dari sisi industri ketenagalistrikan, VP Business Development Management PT PLN (Persero), Rendra Firmansyah, menyampaikan pihaknya berperan strategis sebagai tulang punggung sistem kelistrikan nasional, sekaligus enabler ekosistem energi baru dan terbarukan.

“PLN tidak hanya berperan sebagai penyedia listrik, tetapi juga penghubung antara riset, industri, dan pasar. Kami siap menjadi demand creator agar inovasi dalam negeri dapat diuji, divalidasi, dan dimanfaatkan langsung di sistem kelistrikan nasional,” jelas Rendra.

PLN membuka peluang kolaborasi melalui konsep living laboratory, sehingga teknologi hasil riset dapat diuji dalam kondisi operasional nyata.

Sementara itu, Vice President Technology Acceleration PT Pertamina (Persero), Ahmad Azhar, menegaskan inovasi dan teknologi merupakan pilar strategis Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung agenda dekarbonisasi.

“Bagi Pertamina, riset dan inovasi harus bersifat impact-driven. Artinya, teknologi yang dikembangkan harus memberikan added value nyata, baik dalam peningkatan kinerja bisnis, efisiensi operasional, maupun kontribusi bagi perekonomian nasional,” kata Ahmad.

Ia menekankan kolaborasi dengan lembaga riset dan industri menjadi penting untuk mendorong pengembangan biofuel, sustainable aviation fuel (SAF), teknologi peningkatan produksi migas, serta carbon capture sebagai bagian dari upaya mencapai target net zero emission 2060. (adl/ ed:aj, tnt)

Tautan:

https://brin.go.id/news/126175/brin-tekankan-co-development-riset-energi-untuk-percepat-hilirisasi