Tangerang Selatan-Humas BRIN. Dalam rangka meninjau fasilitas infrastruktur yang menunjang kinerja sivitas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wakil Kepala (Waka) BRIN Amarulla Octavian melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Sains dan Teknologi BJ Habibie, pada Kamis (14/09).
Pada pertemuan dengan Waka BRIN ini, hadir para Kepala Organisasi Riset dan Kepala Pusat Riset yang memiliki homebase di KST BJ Habibie, Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi, serta Koordinator KST dari Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi.
Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN, Ratno Nuryadi menyampaikan sekilas kegiatan risetnya. “Di ORNM memiliki 7 Pusat Riset yaitu PR Teknologi Pertambangan, PR Teknologi Polimer, PR Metalurgi, PR Material Maju, PR Kimia Maju, PR Fisika Kuantum, serta PR Fotonik,” jelasnya.
Ratno menginformasikan ada 490 sivitas periset yang terdiri dari 31 Posdoctoral Fellows, 5 Visiting Researchers, dan 8 Pusat Kolaborasi Riset. Demikian juga yang terlibat dalam riset yaitu Mahasiswa S-1 (260 orang), S-2 (25 orang), dan S-3 (19 orang).
Beliau mengatakan ORNM juga memiliki peran yang penting dalam menyelesaikan isu-isu strategis nasional. “Kami berharap ORNM bisa menyelesaikan ketergantungan impor bahan baku industri dan komponen. Kemudian minimnya pemanfaatan SDA lokal, serta lemahnya invensi atau inovasi teknologi material, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” ujarnya.
Pada peta jalan kegiatan riset di ORNM untuk periode tahun 2023 hingga 2029 mencakup berbagai topik riset seperti pengembangan teknologi mineral dan turunannya. Selain itu, pengembangan material fungsional medis untuk aplikasi kesehatan medis, kemudian energi, transprotasi, dan lingkungan.
“Di tahun 2023 ORNM mempunyai dua rumah program yaitu Rumah Program Nanoteknologi dan Material Maju, dan Rumah Program Sains Fundamental Molekuler, seperti memahami fenomena alam di tingkat partikel, atom, dan molekul,” ucap Profesor Riset ini.
ORNM memiliki ratusan tema kegiatan riset dalam kegiatan rumah program. Ada beberapa tema riset yang lebih fokus pada aplikasi hilir dari riset seperti pengolahan logam tanah jarang, pengolahan turunan logam timah, material implan medis, material komposit ringan dan kuat, serta riset tentang nonoteknologi.
Selanjutnya pada kegiatan komposit ringan dan kuat, Ratno merangkan bahwa ke depannya, terutama pesawat, drone, maupun automotif, aplikasi material logam sangat diperlukan termasuk juga interiornya.
“Aplikasi di pesawat misalnya, banyak sekali berbahan dasar yang mayoritas masih impor. Di BRIN, kami mengembangkan dari sisi materialnya,” ulas Ratno.
Kemudian Rumah Program Sains Fundamental Molekuler seperti penelitian dari eksplorasi ramah lingkungan dan metalurgi, kimia molekuler dan polimer, kimia permukaan dan nanopartikel, laser dan optik, fisika teori dan fisika kuantum, serta komputasi dan modeling.
Sebagai tambahan, ORNM sekarang sudah mempunyai situs web ORNM, yakni brin.go.id/ornm, yang merupakan tautan dari brin.go.id. “Sehingga informasi rumah program maupun ke-7 PR kami sudah bisa dilihat secara terbuka, baik kelompok riset, kerja sama, dan sebagainya dapat diakses oleh publik,” terangnya.
“Selain itu, ada jendela Informasi Kesekretariatan ORNM yang sifatnya lebih internal terkait informasi-informasi ORNM yang dapat diakses oleh sivitas ORNM,” tuturnya.
Pentingnya Kontribusi Riset BRIN bagi Masyarakat
Dalam kesempatan yang sama, Waka Amarulla Octavian dalam arahannya, menginginkan BRIN ini menjadi World Class Research.
“Dengan world class research kita bisa bekerja sama mendapatkan teknologi yang lebih canggih. Hasil riset kita juga berkualitas dan diakui internasional,” harap Octavian.
Terkait Rumah Program, Octavian menginformasikan akan menata lagi sesuai level pure research, basic research, fundamental research, generic research, hingga advance research. Lalu dari lima ini, dibagi dua yaitu mana yang applied research dan mana action research.
Applied research ini dapat bersifat top-down, artinya penelitian tersebut dimulai berdasarkan kebutuhan atau permintaan dari pemerintah, industri, atau lembaga lainnya.
Kemudian action research (quick win). Ketika ada action research, BRIN harus siap turun. “Ketika ada perintah harus beraksi, seperti untuk meneliti polusi Jakarta,” sebut Purnawirawan Profesor tersebut.
“Jangan sampai kita sibuk penelitian, pemerintah maupun masyarakat butuh bantuan, kita cuek saja. Jangan sampai kita keliru dalam menempatkan prioritas,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut Octavian meminta OR maupun PR, harus siap melaksanakan persoalan bangsa. “Harus tunjukkan kontribusi guna meyakinkan masyarakat bahwa kita betul-betul bermanfaat bagi negara,” kata perwira TNI-AL.
“Kita sebagai kelompok cendekiawan, kelompok ilmuwan, harus punya menu yang tepat yang sederhana untuk menjelaskan kepada masyarakat. Buat analoginya, kita butuhkan periset yang cerdik,” pesannya.
Menurutnya, BRIN dapat berperan pada berbagai aspek kehidupan. Mulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, tumbuhan, makanan, seni, dan sebagainya.
Oleh karena itu Octavian mengajak untuk sekarang keluarkan produk hasil riset BRIN. “Kita harus punya produk-produk unggulan. Produk unggulan atau teknologi-teknologi perlu kita blow up secara ekspres,” pungkasnya. (hrd/ ed: adl)
Sumber:
https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/kontribusi-riset-brin-bidang-nanoteknologi-dan-material