Bandung – Humas BRIN. Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), khususnya pada bidang produk karet masih kurang. Hal ini karena sebagian besar produksi karet alam di Indonesia diekspor dalam bentuk lateks dan karet mentah. Pemanfaatan karet alam bisa lebih optimal jika diolah menjadi produk karet teknik. Ini akan berpengaruh kepada peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang merupakan salah satu prioritas pemerintah pada saat ini.
Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Pusat Riset Material Maju (PRMM) mendukung pemerintah dalam mengerek TKDN pada produk-produk karet. “Ini kolaborasi di Pusat Riset Material Maju akan concern pada membuat formula produk prototipe,” tutur Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material Ratno Nuryadi, pada penandatanganan perjanjian kerja sama antara BRIN dengan PT Agronesia, Selasa (8/11) di Kota Bandung.
Ratno menjelaskan kolaborasi kali ini sesungguhnya telah terjalin sejak beberapa tahun silam. Penandatanganan PKS kali ini mempererat sinergi yang sudah terbangun sesuai dengan tujuan BRIN sebagai hub riset dan inovasi. PRMM akan bekerja sama lebih jauh dengan PT Agronesia khususnya divisi Inkaba dalam menerapkan formulasi-formulasi riset dari PRMM di laboratorium Inkaba. “Riil pembuatan prototipenya rencana di sini,” terang Ratno.
Ia juga menyadari bahwa riset di bidang karet industri ini sejatinya memperkokoh dukungan BRIN pada program kereta cepat yang sedang dikerjakan. Banyak sekali material kereta cepat yang menggunakan karet. BRIN mampu mencurahkan dukungannya dari aspek teknologi riset dan inovasi; salah satunya teknik karet. Ratno juga berharap kerja sama ini akan melebar pada berbagai aspek lainnya. Tidak hanya kereta api melainkan bidang transportasi lain. “Bisa menjadi jembatan bagaimana hasil-hasil riset bisa dihilirkan di perusahaan di industri,” katanya.
Kepala PRNM Wahyu Bambang Widayatno mengamini pernyataan Ratno, menurut Wahyu peranan BRIN dalam memperkenalkan teknologi-teknologi karet industri amat signifikan bagi kedua belah pihak. PRNM bisa meriset dan memformulasikan beragam komponen karet seperti Conical bonded, Draft Gear dan Crossing Plate. Bila perlu semua permasalahan riil di Inkaba bisa dijadikan topik riset di laboratorium. “Dengan hal tersebut dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan industri,” katanya.
Penandatanganan kerja sama kali ini juga bentuk konkret dukungan BRIN dalam program kereta api cepat. Wahyu menyebutkan tidak hanya PRNM tetapi juga ada kolaborasi dengan Pusat Riset Teknologi Transportasi terkait program tersebut. PRNM fokus pada bagian material-material karet industri. “Satunya adalah crossing plate yang itu memang dibutuhkan untuk pengembangan kereta api cepat dan belum diproduksi secara local,” ungkapnya.
Wahyu percaya, Indonesia sebagai salah satu produsen karet terbesar di dunia mampu menghasilkan produk sendiri dengan TKDN tinggi. Pengujian formulasinya sudah ada di laboratorium dan diharapkan bisa segera diimplementasikan tahun ini. Kendati mendapati berbagai rintangan seperti kurangnya alat uji, namun kolaborasi yang terjalin dengan berbagai pihak industri memberikan semangat positif bagi riset di bidang karet industri. Ia berharap kerja sama ini bisa lebih intens dan melibatkan teknologi material lain seperti logam. “Karena di karet-karet industri ini ada beberapa aplikasi karet industri yang membutuhkan penguat logam/fiber,” serunya.
Direktur PT Agronesia (Perseroda) Mohamad Deddy Gamawan mengaku optimis, Indonesia khususnya Jawa Barat, bisa lebih optimal lagi dalam memanfaatkan sumber daya alam karet yang dimilikinya. Ia percaya kerja sama dengan BRIN adalah salah satu pengungkit penting agar industri karet di Jawa Barat bisa lebih maju. “BRIN tempat orang-orang cerdasnya di Indonesia,” tuturnya.
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan jangka waktu 2 (dua) tahun. Tahun pertama akan menghasilkan output purwarupa material Rubber untuk aplikasi pada kereta api penumpang, barang, generator. Tahun kedua menghasilkan output purwarupa rubber cinical bonded, rubber draft gear dan rubber crossing untuk aplikasi pada kereta api penumpang, barang, generator, publikasi internasional, dan draf paten. (AS/ER, ed KG)