Tangerang Selatan – Humas BRIN. Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan mendorong pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai tinggi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kimia di bawah Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, mengembangkan katalis berbasis biochar dari limbah kelapa sawit.
Penelitian yang dipimpin oleh Indri Badri Adilina ini, bertujuan untuk menghasilkan katalis ramah lingkungan yang dapat digunakan dalam berbagai proses kimia di industri. Melalui metode pirolisis dan modifikasi lanjut, biochar dari limbah kelapa sawit diubah menjadi katalis berkualitas tinggi. Hal ini membuka peluang besar untuk industri kimia yang berkelanjutan dan mendukung upaya global dalam mengurangi jejak karbon.
Dalam dua tahun terakhir, penelitian ini berfokus pada pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit dan tempurung kelapa melalui proses pirolisis, yang menghasilkan biochar yang dapat digunakan sebagai katalis. Penelitian ini unik karena memanfaatkan metode ball milling untuk meningkatkan kualitas biochar pada tingkat nano. Katalis berbasis karbon ini diharapkan mampu menggantikan katalis impor dan mendukung kemandirian industri dalam negeri.
“Dari penelitian yang sudah kami lakukan, kami bisa melihat bagaimana komposisi kimia dari bahan limbah kelapa sawit dan juga dari kelapa. Ternyata selain karbon yang sangat tinggi, karbon berbasis sawit ini mempunyai atau memiliki kandungan besi atau silika yang tinggi juga, sehingga bisa kita manfaatkan karena sebagai katalis, karena kita ketahui bahwa logam-logam dan juga silika sangat baik untuk digunakan sebagai katalis untuk proses-proses kimia,” jelas Indri.
Katalis hasil penelitian ini berhasil diuji dalam proses oksidasi untuk memproduksi bioplastik, yaitu poly(ethylene 2,5-furandicarboxylate) (PEF), yang lebih ramah lingkungan dibandingkan polyethylene terephthalate (PET) yang umum digunakan.
Indri mengungkapkan bahwa ia dan tim bekerja sama dengan beberapa instansi di dalam dan di luar negeri. “Ada kolaborator kami dari ITB dan Universitas Jambi yang membantu untuk memproduksi biochar ini, kemudian kami modifikasi di sini,” ungkapnya.
Setelah dimodifikasi, baru dilakukan karakterisasi di tingkat atomik dan molekuler untuk strategi optimasi produksi.
“Untuk memahami terkait porositas atau struktur dari biochar ini yang sangat penting untuk kita ketahui, dalam rangka meningkatkan performa atau efektivitasnya,” papar Indri.
“Karakterisasinya kami lakukan dengan bekerja sama dengan University of Warwick di Inggris dan juga di STFC ISIS Neutron and Muon Source, dengan menggunakan teknik neutron dan sinkotron untuk mengkarakterisasi lebih dalam di tingkat atomik dan molekuler terkait material biochar ini,” pungkasnya.
Dengan adanya inovasi katalis berbasis biochar dari limbah kelapa sawit ini, BRIN diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan solusi ramah lingkungan yang dapat diterapkan pada skala industri. (esw/ ed: adl)
Tautan: