Teknologi Sinar-X Bantu Eksplorasi Riset Material

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Fasilitas riset mutakhir seperti akselerator telah merevolusi penelitian ilmiah, menghasilkan inovasi yang memperkuat daya saing teknologi. Melalui webinar “Exploring Synchrotron-Based X-ray Technologies for Cutting-Edge Research”, Large Scale Research Facilities User Group (LaRFa-UG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), membuka pemahaman baru tentang teknologi sinar-X yang dapat mengubah lanskap riset global.

LaRFa-UG menggelar webinar hybrid di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, Tangerang Selatan, pada Selasa (3/12). Acara yang diikuti para peneliti dan mahasiswa ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Wenbin Yun, Founder Xradia Carl Zeiss X-Ray Microscopy, dan S.H. Lau, Wakil Presiden Sigray.

Pembentukan Large-Scale Facilities (LarFa) User Group di Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN menandakan komitmen Indonesia untuk terus mengembangkan infrastruktur riset mutakhir. Melalui inisiasi ini, para peneliti dapat memanfaatkan fasilitas canggih yang sebelumnya hanya tersedia di laboratorium internasional.

“Teknologi sinar-X saat ini mampu membuka rahasia tersembunyi di dalam material,” ujar Sudaryanto, peneliti Pusat Riset Material Maju BRIN, Koordinator Kelompok Riset Baterai dalam sambutannya. Ia menekankan pentingnya memahami dan menguasai fasilitas riset canggih untuk mendukung kemajuan penelitian.

Menurut Sudaryanto, teknologi ini dapat diaplikasikan di berbagai bidang kritis seperti katalisis, material energi, geologi, kesehatan, dan lingkungan. “Jadi melalui acara ini, kita tidak sekadar mengamati, tetapi mampu memahami material secara mendalam,” ucapnya.

Dalam pemaparannya, Sygray USA membahas Spektroskopi Serapan Sinar-X Laboratorium/ X-ray Adsorption Spectroscopy (XAS) sebagai teknologi revolusioner. XAS mampu memberikan wawasan unik tentang struktur material pada level atom, mencakup keadaan oksidasi, struktur atom lokal, sifat elektronik, dan interaksi ikatan material.

Webinar ini bukan hanya sekadar diskusi akademis, melainkan jembatan pengetahuan yang menghubungkan peneliti Indonesia dengan standar riset global. Dengan memahami teknologi seperti XAS, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci dalam inovasi teknologi masa depan. (hrd/ ed: adl)