BRIN Ubah Limbah Padat Nikel Jadi Bahan Penguat Beton

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Perekayasa Ahli Muda Pusat Riset Komposit dan Biomaterial Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vian Marantha Haryanto, memaparkan pemanfaatan limbah padat nikel untuk meningkatkan kuat tekan beton.

“Indonesia memiliki cadangan nikel yang besar. Namun, limbah industrinya, seperti karbon sulfur dan dirty sulfur, sebagian besar masih belum termanfaatkan,” kata Vian, dalam forum pertemuan ilmiah riset dan inovasi ORNAMAT #70, secara daring, Selasa (26/8).

Karbon sulfur terbentuk dari sisa sulfida cair di settler. Sedangkan dirty sulfur berasal dari tumpahan saat pengangkutan yang bercampur tanah.

Penelitian di PT. Vale Indonesia, Sulawesi Tengah, menunjukkan kedua limbah ini bukan termasuk limbah B3 berdasarkan uji XRD, SEM, termografi, dan TCLP sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2021.

“Pemanfaatan limbah nikel sebagai substitusi agregat halus dan kasar, maupun filler dalam beton terbukti meningkatkan kuat tekan, terutama karbon sulfur pada masa peram 28 hari,” jelas Vian.

Beton berbahan limbah nikel dapat diaplikasikan pada batako, paving block, kolom jalan, hingga fondasi. Sekaligus, mendukung UMKM kolaborasi dengan pemerintah daerah.

Sebagai informasi, nikel merupakan mineral penting bagi industri kendaraan listrik, dengan permintaan yang diproyeksikan meningkat dari 3.322 metrik ton pada 2025 menjadi 6.265,74 metrik ton. (mhq/ed:jh, tnt)

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/brin-ubah-limbah-padat-nikel-jadi-bahan-penguat-beton