Tangerang Selatan-Humas BRIN. Karakterisasi unsur logam adalah salah satu proses krusial dalam industri pertambangan. Hal ini karena mempengaruhi kualitas dan nilai ekonomi dari hasil tambang.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), kembali menghadirkan topik menarik dalam Webinar Ornamat seri ke-48 secara daring, Selasa (21/05). Peneliti Kelompok Riset Dampak Pertambangan, Pusat Riset Teknologi Pertambangan, Hendra Prasetia memaparkan topik “Pengenalan Alat WD-XRF (S8 Tiger Bruker) dalam Karakterisasi Unsur Logam”.
Hendra mengatakan bahwa WD-XRF, atau Wavelength Dispersive X-ray Fluorescence, merupakan teknologi mutakhir yang digunakan untuk analisis unsur logam. Alat S8 Tiger dari Bruker adalah salah satu perangkat canggih dalam kategori ini.
WD-XRF memiliki keunggulan dalam hal akurasi dan presisi tinggi dalam menganalisis berbagai macam unsur, baik dalam bentuk padatan, cairan, maupun bubuk. “Alat ini mampu mendeteksi unsur dari konsentrasi rendah hingga tinggi dengan hasil yang sangat reliabel,” jelasnya
Selain itu, Hendra menyampaikan pentingnya preparasi sampel sebelum dianalisis dan menekankan pentingnya WD-XRF dalam berbagai aplikasi, khususnya dalam bidang pertambangan.
“Penggunaan S8 Tiger Bruker memungkinkan kami untuk melakukan analisis yang mendalam dan komprehensif terhadap sampel tambang,” imbuhnya.
Lebih lanjut Hendra juga menjelaskan beberapa keunggulan spesifik dari alat S8 Tiger Bruker diantaranya mempunyai kemampuan mendeteksi unsur dengan tingkat sensitivitas yang sangat tinggi, memroses analisis yang cepat dan efisien, memungkinkan penanganan sampel dalam jumlah besar dan untuk sampel sementara ini disarankan solid, powder dan liquid, namun belum disarankan dalam bentuk gas.
Pengenalan alat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penelitian dan industri pertambangan di Indonesia. Dengan alat ini, para peneliti dapat melakukan studi yang lebih mendalam mengenai kandungan unsur logam dalam sampel tambang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya mineral.
Hendra juga menyampaikan teknologi ini bisa diakses melalui portal ELSA BRIN secara kontraktual. Ia berharap agar teknologi ini dapat diadopsi dan kolaborasi secara luas di berbagai laboratorium dan industri terkait, serta dapat memberikan wawasan baru mengenai teknologi analisis unsur logam.
“Kami berharap dengan adanya alat ini, kualitas penelitian dan analisis di Indonesia dapat semakin meningkat, mendukung inovasi, dan pengembangan metode terbaik,” pungkasnya. (sm, ls/ ed: adl)
Tautan: