Tungku Induksi dan Peleburan BRIN Ciptakan Material Pertambangan Unggul

Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan skema infrastruktur terbuka, memiliki sejumlah fasilitas laboratorium dan peralatan riset guna mendukung percepatan riset dan inovasi di Indonesia.

Salah satu peneliti Pusat Riset Teknologi Pertambangan BRIN, Fajar Nurjaman memperkenalkan inovasi tungku induksi dan vacuum arc melting furnace (tungku peleburan busur vakum) di bidang pertambangan. Ia mengatakan bahwa tungku yang dimiliki oleh BRIN telah teruji untuk dapat digunakan baik untuk kepentingan riset maupun untuk kepentingan industri.

“Tungku peleburan material milik BRIN secara spesifik dapat digunakan untuk memproduksi material dengan kualitas yang setara dengan material impor,” ujar Fajar pada webinar  Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM), ORNAMAT seri 48 secara daring, Selasa (21/05).

Secara umum, proses peleburan material merupakan aktivitas untuk memanaskan material khususnya logam di atas titik lebur, sehingga dapat merubah fasa material yang pada umumnya berbentuk solid menjadi liquid, untuk kemudian dapat dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dalam hal ini, tungku digunakan sebagai media untuk meleburkan material tersebut.

Fajar menjelaskan bahwa selain untuk mendapatkan bentuk baru, proses peleburan juga dilakukan untuk melakukan perpaduan antara dua material atau lebih (alloying) untuk mendapatkan properties baru dari material yang dipadukan. Ada beberapa faktor penting untuk memilih tungku peleburan yang tepat yaitu menentukan titik lebur material serta lingkungan atmosfer material.

“Di kawasan Tanjung Bintang Lampung, BRIN memiliki tiga tungku induksi berjenis non-vacuum induction furnace dengan berbagai kapasitas,” ungkapnya.

Tiga tungku tersebut yakni IF-1 dengan kapasitas material besi dan baja 500 kg/heat, IF-2 dengan kapasitas 100 kg/heat, dan IF-3 dengan kapasitas 5 kg/heat. Tungku induksi ini dapat digunakan untuk meleburkan logam alumunium, tembaga, besi, baja, dan paduannya.

“Metode kerja yang digunakan pada tungku induksi berjenis non vacuum adalah dengan cara mengkonversi panas dari energi listrik, yang dialiri melalui kumparan pipa tembaga yang di dalamnya dialiri air pendingin,” ucap Fajar.

Lebih lanjut, Fajar mengungkapkan bahwa tungku induksi BRIN telah digunakan untuk kepentingan riset pembuatan rem blok kereta api serta komponen asphalt mixing plant (AMP). Khusus untuk AMP, keunggulan dari tungku induksi ini adalah dapat menghasilkan komponen dengan tingkat umur pakai setara dengan produksi impor, yaitu 25.000 ton aspal per komponen. Komponen tersebut juga dapat mencapai harga produksi hingga dua kali lebih murah jika dibandingkan dengan produk impor.

Selain tungku dengan jenis non-vacuum, BRIN juga memiliki tungku dengan jenis vacuum ARC melting furnace Buehler AM200 dengan kapasitas 200 gram serta atmosfer peleburan menggunakan Argon. Tungku ini memiliki beberapa opsi pemakaian yaitu peleburan di atas mould, peleburan dituangkan ke dalam bentuk as memanjang dan dihisap. 

Ia menjabarkan bahwa prinsip kerja tungku ini adalah dengan memanfaatkan busur listrik bertemperatur tinggi yang muncul, akibat adanya beda potensial antara elektroda tungsten (-) dengan chopper crucible (+).

“Lebih spesifik, tungku ARC melting furnace memiliki keunggulan dapat digunakan untuk meleburkan material dengan titik lebur tinggi, dengan jangka waktu yang relatif singkat dan tungku ini juga minim terhadap terjadinya kontaminasi oksidasi pada material,” tutupnya. (rm/ ed: ls, adl)

Tautan:

https://brin.go.id/ornm/posts/kabar/tungku-induksi-dan-peleburan-brin-ciptakan-material-pertambangan-unggul