BRIN dan Untirta Bahas Peluang Kolaborasi Bidang Teknik

Tangerang Selatan, Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah melakukan penandatangan nota kesepahaman yang ditanda tangani pada 11 April 2022, tentang Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk Mendukung Riset dan Inovasi Nasional. Hari ini, Senin (18/7), Untirta melakukan kunjungan ke Kawasan Sains Teknologi Serpong dan berkoordinasi dengan Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) untuk menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut. 

Pada pertemuan tersebut, ORNM yang diwakili oleh Ratno menyampaikan dukungannya untuk implementasi kerja sama. “Penadatanganan nota kesepahaman telah dilakukan antara BRIN dan Untirta, kami dari ORNM siap untuk mendukung dan membantu apa saja yang dibutuhkan, dalam rangka merealisasikan nota kesepamahan yang telah disepakati. Harapan kami juga nota kesepahaman atau perjanjian kerja sama (PKS) tidak berhenti di situ saja, tetapi benar-benar direalisasikan,” ujar Ratno. 

Dalam paparannya Ratno menyampaikan beberapa peluang ataupun skema yang ada di BRIN. “BRIN berdasarkan regulasi bisa berkolaborasi dengan banyak stakeholder yang ada, baik instansi pemerintah, kementerian/lembaga, pusat/daerah lain, akademisi, industri, dan sebagainya. Dengan regulasi yang ada ini harapannya dapat mendukung inovasi yang ada di negara kita,” paparnya.

“BRIN juga membuka juga open platform, maksudnya membuka fasilitas yang ada di BRIN untuk kolaborator, dari akademisi baik dosen maupun mahasiswa, ataupun pelaku usaha/industri dari dalam negeri maupun luar negeri, diharapkan infrastruktur itu dapat kita pakai bersama-sama secara cuma-cuma,” imbuhnya.

Dirinya pun menambahkan banyak skema yang dikeluarkan oleh BRIN tentang kolaborasi, seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), tugas akhir, ataupun program degree by research (DBR). 

“Dengan adanya nota kesepahaman ini dapat diturunkan menjadi PKS dan membuka platform. Untuk kolaborasi ini banyak skema dari BRIN seperti MBKM, riset mahasiswa baik S1, S2, dan S3, bahkan program degree by research, dengan syarat co-promotor salah satunya berasal dari BRIN. Program ini bisa diikuti tidak hanya ASN BRIN tapi oleh pihak luar juga, dan kita sudah MoU dengan beberapa kampus,” terang Ratno

“Program ketiga adalah mobilitas periset yang merupakan program nasional, ini tidak hanya untuk periset tetapi untuk mahasiswa dari skema MBKM untuk tugas akhir. Kemudian skema keempat adalah fasilitasi. Di sini banyak fasilitas yang dapat diakses melalui skema pendanaan dan ini tidak hanya untuk periset BRIN, tetapi dari luar juga bisa mengakses. Ini kesempatan dapat dilakukan sepanjang tahun,” jelasnya.

Pada kesempatan ini Untirta yang diwakili oleh Agus Syafari selaku Wakil Rektor bidang Akademik Pengembangan Inovasi, Pengabdian dan Hilirisasi Riset, mengungkapkan minatnya untuk berkolaborasi dengan BRIN. “Menarik apa yang disampaikan oleh Pak Ratno terkait organisasi BRIN dan kegiatan-kegiatan yang bisa menjadi peluang untuk kerja sama. Maka dengan mengacu kepada nota kesepahaman, hal ini perlu disambut baik dan ditindaklanjuti,” ucapnya.

“Dalam nota kesepahaman itu ada beberapa hal yang menjadi penekanan. Pertama tentang pendidikan seperti degree by research dan terkait dengan riset kami di Untirta yang sedang melakukan pembenahan program riset unggulan. Kemudian jika terkait dengan iptek khususnya bidang-bidang ilmu eksakta dan sosial, kami di Untirta ada fakultas teknik yang sudah ada kegiatan kolaborasi riset hilirisasi logam timah, material maju, kimia maju dan metalurgi, yang menjadi unggulan, karena kami dekat dengan Krakatau Steel dan beberapa industri di wilayah Cilegon, khususnya teknik metalurgi yang menjadi unggulan, serta ada teknik industri serta beberapa program studi yang lain,” urai Agus. 

Agus melanjutkan penjelasan bahwa di Fakultas Teknik Untirta baru ada program pasca sarjana Teknik Kimia, sehingga Untirta membutuhkan kolaborasi dengan beberapa lembaga, khususnya BRIN dan pemerintah sekitarnya dalam pengembangan keilmuan. “Kami menyambut baik dan MoU ini dapat ditindaklanjuti dengan PKS. Kami akan menyampaikan ke pihak Universitas tentang kolaborasi ini,” tuturnya.

“Untirta memiliki pusat unggulan dan dapat dikembangkan, yaitu pusat ungulan ketahanan pangan khususnya pangelolaan pangan lokal. Untirta juga mengikuti program hibah dari Kemenristek. Untuk tahun ini ada 17 judul, dan di sini sangat dibutuhkan adanya kolaborasi industri serta sarana pendukung seperti laboratorium dan kami juga sedang membangun halal center,” tambahnya.

Pada rapat koordinasi ini diagendakan acara webinar untuk memperkenalkan program yang ada di BRIN kepada para akademisi di Untirta, baik secara daring maupun tatap muka, sehingga diperoleh kebutuhan apa saja yang akan kerjasamakan antara kedua belah pihak. Pihak Untirta selanjutnya mengunjungi fasilitas laboratorium yang ada di ORNM, agar memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang peluang-peluang kerja sama riset antara kedua belah pihak. (esw/ ed. adl)